Di Tengah Memanasnya Perang Dagang AS-China, Jinping Telepon Prabowo

JAKARTA - Di tengah memanasnya perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China, Presiden China Xi Jinping menelepon Presiden Prabowo Subianto. Jinping ingin memperkuat kerja sama dengan Indonesia. Sementara, AS siap menerima tim lobi Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dikutip dari Xinhua, Jinping dikabarkan menelepon Prabowo, Minggu (13/4/2025). Dalam pembicaraan itu, kedua kepala negara saling memberikan selamat atas peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia- China.
Jinping merasa hubungan kedua negara mengalami kemajuan yang luar biasa, baik dalam hal bilateral maupun persahabatan. Ia juga mengenang pertemuannya dengan Prabowo dua tahun lalu yang bersepakat untuk saling mendukung visi pembangunan satu sama lain, bersama-sama menuju modernisasi dan membangun komunitas China-Indonesia untuk masa depan bersama.
Sebagai negara berkembang utama dan anggota penting dari Global South, kerja sama antara China dan Indonesia memiliki signifikansi strategis dan pengaruh global,” ujar Jinping.
Jinping juga mengaku mementingkan perkembangan hubungan China-Indonesia. Sehingga, dirinya siap menjalin kerja sama lebih dengan Prabowo, khususnya untuk memperkuat koordinasi strategis multilateral.
Pada sambungan telepon itu, Prabowo juga memuji jalinan persahabatan maupun dengan China. Kedua negara sepakat untuk membangun kerja sama bilateral dengan lima pilar: politik, ekonomi, pertukaran masyarakat dan budaya, maritim, serta keamanan.
Prabowo berharap kedua negara dapat terus memperdalam kerja sama dan memperkuat persahabatan antarbangsa. Sehingga memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan stabilitas dunia.
Selain menelepon Prabowo, Jinping juga memulai tur ke tiga negara ASEAN. Jinping akan memulai lawatannya ke Vietnam, dilanjutkan Malaysia, dan kemudian Kamboja. Tur tiga negara ASEAN ini menjadi perjalanan luar negeri pertama Jinping di 2025.
Untuk diketahui, perang dagang antara AS dan China makin panas. Kedua negara saling berbalas menaikkan tarif impor. Terakhir Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor produk China menjadi 145 persen kecuali produk elektronik seperti ponsel dan laptop. China membalasnya dengan menaikkan tarif impor produk AS menjadi 125 persen.
Namun, belakangan Trump mengaku siap membuka pintu dialog dengan Jinping untuk membahas tarif impor. Namun, Jinping belum menanggapinya.
Tim Lobi Indonesia
Di tempat terpisah, Pemerintah tetap melakukan lobi-lobi dengan pihak Negeri Paman Sam. Rencananya, Selasa (15/4/2025) malam, Airlangga akan terbang ke AS untuk bernegosiasi. Airlangga akan didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selama di AS. Sugiono sudah berangkat sejak Senin (14/4/2025).
Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington. Ini berdasarkan apa yang sudah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia,” kata Airlangga.
Airlangga mengaku telah berdiskusi dengan Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick, pada Senin (14/4/2025) sore. “Target penurunan tarif itu menjadi bagian dari negosiasi. Pokoknya targetnya turun. Tidak ada tekan-menekan,” cetus Airlangga.
Kata Airlangga, Pemerintah sudah memiliki strategi khusus untuk mendapatkan penurunan tarif dari AS. Salah satunya mempersiapkan non-paper proposal yang relatif lengkap terkait dengan tarif, Non-Tariff Measures (NTMs), kerja sama perdagangan dan investasi, hingga terkait sektor keuangan.
Airlangga menyebutkan, Indonesia berencana membeli produk AS untuk mengurangi defisit. Selain, tim lobi juga akan membahas terkait investasi perusahaan AS di Indonesia dan rencana perusahaan Indonesia yang juga akan berinvestasi di AS.
Sementara, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu masih enggan membeberkan perusahaan apa yang akan berinvestasi di AS. Hanya saja, ia memberi bocoran bahwa salah satu komoditas yang paling strategis adalah minyak dan gas (migas).
Selain sektor migas, Todotua mengatakan, industri teknologi informasi atau information technology (IT) Indonesia juga bisa berinvestasi di AS. Artinya, investasi di AS bisa untuk kepentingan di dalam negeri.
Nasional | 23 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 5 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 jam yang lalu
Nasional | 20 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu