Viral, Pesta Narkoba Dan Miras Di Rutan Klas 1 Pekanbaru

PEKANBARU - Pesta narkoba dan minuman keras di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Pekanbaru memancing amarah publik. Belasan narapidana (napi) terekam dalam video berjoget, mengisap sabu, hingga bebas menelpon menggunakan ponsel. Rekaman itu viral dan menjadi tamparan keras bagi dunia pemasyarakatan di Indonesia.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKB, Mafirion, mengecam keras insiden memalukan ini. Ia meminta pemeriksaan menyeluruh terhadap Kepala Rutan hingga petugas yang berjaga, untuk memastikan ada atau tidaknya unsur pembiaran dalam kejadian tersebut.
Menurutnya, jika terbukti terlibat, para oknum harus dipecat dan napi yang terlibat pesta juga harus diberi sanksi tegas.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa rutan masih menjadi sarang narkoba dan akses masuk minuman keras sangat mudah,” sesalnya.
Mafirion mengungkapkan, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Dirjen PAS) Riau telah membenarkan kejadian tersebut. Karena itu, ia mendesak Kakanwil untuk segera bertindak cepat.
"Saya minta agar Kakanwil segera mengambil tindakan dan membebastugaskan pejabat yang terlibat," tegasnya.
Dalam video yang beredar, suasana di dalam rutan seolah tanpa aturan. Musik keras terdengar, botol minuman keras berserakan, alat hisap sabu atau bong tampak digunakan bebas, dan sejumlah napi asyik menghisap rokok elektrik sambil bercengkerama. Di sudut lain, napi tampak leluasa menelepon dengan ponsel pribadi.
Menurut Mafirion, peristiwa ini membuktikan bahwa rutan masih menjadi sarang peredaran narkoba dan miras, serta lemahnya pengawasan terhadap barang terlarang. Ia juga menyoroti betapa mudahnya napi mendapatkan akses ponsel, yang seharusnya dilarang keras di dalam rutan.
Mafirion mengingatkan, kejadian ini bukan sekadar insiden tunggal, melainkan bagian dari fenomena “gunung es”. Ia menyinggung kasus besar sebelumnya, seperti pabrik narkoba yang sempat didirikan Freddy Budiman di Lapas Narkotika Cipinang.
Karena itu, ia menilai, kejadian di Rutan Pekanbaru harus menjadi momentum evaluasi total bagi seluruh rutan dan lapas di Indonesia.
“Peristiwa ini harus menjadi momentum bagi Dirjen PAS untuk melakukan evaluasi menyeluruh, tidak hanya di rutan tersebut, tetapi juga di rutan dan lapas lainnya, guna mencegah terulangnya kasus serupa," pungkasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 18 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu