TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Nego Tarif Impor, Indonesia Akan Beli Energi Hingga Gandum Dari AS

Reporter & Editor : AY
Jumat, 18 April 2025 | 09:52 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) saat menggelar konferensi pers di Amerika Serikat. Foto : Ist
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) saat menggelar konferensi pers di Amerika Serikat. Foto : Ist

AS - Pemerintah Indonesia memutuskan untuk meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat, sebagai bagian dari strategi menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. Langkah ini diambil seiring proses negosiasi bilateral terkait penyesuaian tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap sejumlah produk asal Indonesia.

 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang memimpin delegasi Indonesia dalam kunjungan kerja ke AS menyampaikan bahwa pembelian energi tersebut mencakup LPG, minyak mentah, dan bensin.

 

“Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari AS, antara lain LPG, oil dan gasoline,” ujar Airlangga dalam konferensi pers secara daring dari Washington D.C., Jumat (18/4).

 

Ia menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari paket usulan Indonesia untuk menciptakan hubungan dagang yang lebih berimbang. Selain energi, Indonesia juga menyampaikan niat untuk meningkatkan pembelian barang-barang modal dan bahan pangan seperti gandum dari Amerika Serikat.

 

Langkah itu diharapkan dapat meredam dampak tambahan tarif impor yang saat ini mencapai hingga 47 persen. “Jadi ini juga menjadi concern bagi Indonesia, karena dengan tambahan 10 persen ini ekspor kita biayanya lebih tinggi. Karena tambahan biaya itu diminta oleh para pembeli agar di-sharing dengan Indonesia, bukan pembelinya saja yang membayar pajak tersebut,” ungkap Airlangga.

 

Ia menambahkan, hasil pertemuannya dengan pemerintah AS akan ditindaklanjuti dengan dua atau tiga pertemuan berikutnya, yang kerangka perjanjiannya diharapkan beres dalam 60 hari ke depan.

 

Kerangka tersebut bisa dilanjuti dalam bentuk format perjanjian yang akan disetujui antara Indonesia dan Amerika Serikat,” pungkas Airlangga.

 

Dalam kunjungannya, Airlangga didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu.

 

Sebelumnya, tarif yang dikenakan terhadap produk Indonesia berkisar antara 10 persen, lalu belakangan ditambah 37 persen. Sehingga total tarif impor saat ini mencapai 47 persen.

 

Akibatnya, kebijakan tambahan tarif yang diberlakukan Presiden Donald Trump menjadikan beban ekspor Indonesia semakin besar.

 

Di kesempatan terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa peningkatan pembelian energi dari AS ini tidak akan membebani anggaran negara. Pemerintah hanya mengubah asal impor tanpa menambah kuota yang ada.

 

“Ini kita switch aja, kita pindah aja ke Amerika dan itu tidak membebani APBN dan juga tidak menambah kuota impor kita. Enggak ada sebenarnya. Switch aja, cuma dipindahin,” jelas Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (17/4).

 

Ia menegaskan, langkah ini murni strategi perdagangan bebas dan tidak akan mengganggu hubungan dagang Indonesia dengan negara pengekspor energi lainnya. 

 

“Ya ini kan persoalan dagang aja. Kita juga enggak ada sebuah keterikatan yang mewajibkan bahwa harus sama dengan yang sekarang. Biasa aja dagang,” ujar Bahlil.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit