Pilpres 2024 Akan Lebih Panas
SBY Turun Gunung PDIP Naik Gunung
JAKARTA - Pilpres 2024 yang akan berlangsung sekitar 2 tahun lagi, diprediksi bakal lebih panas. Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono yang 2 kali Pilpres lalu memilih absen, siap untuk turun gunung.
Mendengar SBY mau turun gunung, Sekjen PDIP Hasto Kristyanto memastikan akan naik gunung mengawasi semua yang akan dilakukan SBY nanti.
Lama absen dari dunia politik, SBY tiba-tiba muncul dengan pidato politik yang cukup keras. Pidato eks presiden 2 periode itu, viral lewat video singkat yang tersebar di media sosial.
Video pidato yang viral itu, diambil saat SBY memberikan arahan dalam Rapimnas Demokrat yang digelar di JCC, Jakarta, Kamis (15/9) lalu. Video itu pendek saja. Sekitar dua menitan. Video itu kemudian diunggah di Tiktok oleh akun @pdemokrat.sumut, pada Jumat lalu, dan viral sehari kemudian.
Dalam video itu, Ketua Majelis Tinggi Demokrat itu, tampil dalam balutan jas warna biru dengan lambang Demokrat di dada kirinya. Dalam video itu, SBY menyampaikan alasan kenapa pada pilpres nanti, ia akan turun gunung.
Kenapa? Ia mengaku mendengar kabar ada tanda-tanda Pemilu 2024 akan diselenggarakan dengan tidak jujur dan tidak adil. Dari informasi yang diterimanya, Pilpres 2024 konon akan diatur sehingga hanya diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden saja.
"Dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," kata SBY. Sayangnya, SBY tidak menjelaskan siapa identitas "mereka" itu.
Kata SBY, Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri, bersama koalisi tentunya. "Jahat bukan? Menginjak-injak hak rakyat bukan? ujar SBY.
Menurut SBY, pemikiran seperti itu adalah sebuah kejahatan. Karena rakyat memiliki hak untuk memilih dan dipilih. Ia juga mengaku tidak pernah melakukan hal serupa selama menjabat sebagai presiden pada 2004 hingga 2014.
"Selama 10 tahun lalu kita di pemerintahan, dua kali menyelenggarakan Pemilu termasuk Pilpres, Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," kata SBY.
Dengan cepat video pidato SBY itu viral. Maklum, setelah mendiang Ibu Ani meninggal pada 2019 lalu, SBY mundur dari Ketum Demokrat pada Maret 2020, SBY membatasi dirinya mengomentari kondisi politik di Tanah Air.
Setelah tak jadi ketum, SBY lebih banyak menghabiskan waktu dengan hobi barunya, yaitu melukis dan membina klub voli Lavani. Dalam beberapa kesempatan,1 purnawirawan jenderal itu dengan tegas menyatakan, sudah pensiun dari dunia politik dan tak ingin berkomentar soal politik.
Pidato SBY yang menyatakan akan turun gunung itu, kemudian ditanggapi oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Hasto mempersilakan saja kalau SBY mau turun gunung. Namun, politisi asal Yogyakarta itu, memperingatkan SBY agar tidak macam-macam.
"Monggo kalau mau turun gunung. Tetapi kalau turun gunungnya itu mau menyebarkan fitnah kepada Pak Jokowi, maka PDI Perjuangan akan naik gunung agar bisa melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Pak SBY," kata Hasto, kemarin.
Hasto juga menepis tuduhan SBY soal Pilpres 2024 yang hanya akan diikuti dua paslon. Menurut dia, informasi yang diterima SBY itu sangat tidak tepat dan1 berpotensi mengganggu pemerintahan Jokowi. "Jadi, hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi.
Pidato SBY yang menyatakan akan turun gunung itu, kemudian ditanggapi oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Hasto mempersilakan saja kalau SBY mau turun gunung. Namun, politisi asal Yogyakarta itu, memperingatkan SBY agar tidak macam-macam.
"Monggo kalau mau turun gunung. Tetapi kalau turun gunungnya itu mau menyebarkan fitnah kepada Pak Jokowi, maka PDI Perjuangan akan naik gunung agar bisa melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Pak SBY," kata Hasto, kemarin.
Hasto juga menepis tuduhan SBY soal Pilpres 2024 yang hanya akan diikuti dua paslon. Menurut dia, informasi yang diterima SBY itu sangat tidak tepat dan berpotensi mengganggu pemerintahan Jokowi. "Jadi, hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi," ucapnya.
Hasto menduga, apa yang disampaikan SBY itu, lebih karena khawatir anaknya yang juga Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak bisa pentas di Pilpres. Menurut dia, mestinya bisa tidaknya Demokrat mencalonkan AHY jangan dijadikan indikator tuduhan adanya kecurangan dalam pemilu.
"Pak Jokowi tidak pernah punya pikiran batil sebagaimana dituduhkan Pak SBY. Pak Jokowi juga tidak menginjak-injak hak rakyat. Dengan blusukan, Pak Jokowi mengangkat martabat rakyat," ungkapnya.
Hasto lalu menuduh balik kecurangan pemilu di masa SBY. "Biar para pakar Pemilu yang kredibel yang menilai demokratis tidaknya 10 tahun ketika Demokrat memimpin," cetus nya.
Pidato SBY yang menyatakan akan turun gunung itu, kemudian ditanggapi oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Hasto mempersilakan saja kalau SBY mau turun gunung. Namun, politisi asal Yogyakarta itu, memperingatkan SBY agar tidak macam-macam.
"Monggo kalau mau turun gunung. Tetapi kalau turun gunungnya itu mau menyebarkan fitnah kepada Pak Jokowi, maka PDI Perjuangan akan naik gunung agar bisa melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Pak SBY," kata Hasto, kemarin.
Hasto juga menepis tuduhan SBY soal Pilpres 2024 yang hanya akan diikuti dua paslon. Menurut dia, informasi yang diterima SBY itu sangat tidak tepat dan berpotensi mengganggu pemerintahan Jokowi. "Jadi, hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi," ucapnya.
Hasto menduga, apa yang disampaikan SBY itu, lebih karena khawatir anaknya yang juga Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak bisa pentas di Pilpres. Menurut dia, mestinya bisa tidaknya Demokrat mencalonkan AHY jangan dijadikan indikator tuduhan adanya kecurangan dalam pemilu.
"Pak Jokowi tidak pernah punya pikiran batil sebagaimana dituduhkan Pak SBY. Pak Jokowi juga tidak menginjak-injak hak rakyat. Dengan blusukan, Pak Jokowi mengangkat martabat rakyat," ungkapnya.
Hasto lalu menuduh balik kecurangan pemilu di masa SBY. "Biar para pakar Pemilu yang kredibel yang menilai demokratis tidaknya 10 tahun ketika Demokrat memimpin," cetusnya.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, pidato SBY ini sangat menarik. Pasalnya, SBY sudah menegaskan sudah mengundurkan diri dari dunia politik. Jadi, jika SBY sampai turun gunung, pastilah ada sesuatu yang penting.
Menurut Ujang, kehadiran SBY di kancah politik bisa membawa hal positif dalam mengawal pemilu, dan tentu bisa menjadi dongkrak elektabilitas Demokrat.
"Saya rasa ketika Pak SBY turun gunung, itu hal yang positif dan baik-baik saja,” kata Ujang, kemarin.
Menurut Ujang, SBY yang pernah menjadi presiden dua periode, memiliki kapasitas yang cukup untuk mengambil peran mengawal Pemilu 2024.
"Sebagai mantan presiden dua periode kan dia tahu, SBY juga pernah mengendalikan intelijen, atau hal-hal rahasia negara dan sebagainya. Jadi, itu mungkin alasan SBY untuk turun gunung,” ujarnya.
Soal kecurangan, Ujang menilai pemilu di Indonesia dengan kondisi wilayah yang luas dan kepulauan, memang rawan terjadi kecurangan. Kata dia, potensi kecurangan itu selalu ada. Baik dalam skala kecil atau sudah bersifat terstruktur, sistematis, dan massif.
Dia menyarankan, perlu adanya pengawalan dari semua kalangan untuk mengawal pesta demokrasi berjalan lancar. Khususnya kontrol ketat dari partai-partai oposisi seperti Partai Demokrat terkait penyelenggaraan pemilu.
"Kita semua berharap, Pemilu 2024 baik pemilihan legislatif, presiden maupun kepala daerah berjalan sesuai asasnya, yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil," pungkasnya. (rm.id)
Pos Tangerang | 10 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu