TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Stok Beras Di Gudang Bulog Mencapai 3,3 Juta Ton

Reporter: Farhan
Editor: AY selected
Rabu, 30 April 2025 | 09:51 WIB
Gudang besar Bulog. Foto : Ist
Gudang besar Bulog. Foto : Ist

JAKARTA - Hingga Senin 28 April 2025, stok beras mencapai 3,3 juta ton. Gudang Bulog penuh.

 

Hal itu disampaikan Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

 

Novi menyebut melimpahnya stok beras merupakan bagian dari strategi menjaga ketahanan dan cadangan pangan nasional.

 

“Saat ini ada beberapa gudang Bulog yang sudah penuh. Namun, kami tetap menjalin kerja sama dengan BUMN maupun instansi lain yang bisa kami manfaatkan untuk menampung stok beras,” ujar Novi. 

 

Kapasitas total gudang Bulog mencapai 4.929.760 ton. Sebanyak 3.255.898 ton merupakan kapasitas gudang operasional. Dan 1.161.490 ton berasal dari gudang sewa dan filial. Dan sisanya 512.372 ton masuk kategori broken space atau ruang yang tidak sepenuhnya layak pakai.

 

Novi menjelaskan, tidak semua ruang bisa digunakan untuk menyimpan stok beras. Gudang Bulog harus memenuhi standar tertentu guna menjaga kualitas beras yang disimpan.

 

“Bagi orang awam mungkin bertanya, ‘Itu ada gudang, kenapa nggak ditaruh di situ?’ Saya ingin sampaikan bahwa penyimpanan beras butuh standar khusus. Karena yang kita simpan ini beras, komoditas yang rentan rusak,” ujar Novi.

 

Meski kapasitas gudang mulai penuh, Novi menegaskan, pihaknya tetap berkomitmen menyerap gabah dan beras hasil panen petani. Ia menginstruksikan seluruh kantor wilayah dan cabang untuk mencari solusi jika menghadapi kendala keterbatasan ruang penyimpanan.

 

“Kita harus tetap menyerap gabah. Kalau gudang penuh, cari tempat sewa yang sesuai ketentuan. Serapan dilapangan harus terus berjalan,” tegas Novi.

 

Jika dirinci berdasarkan wilayah, Jawa Timur mencatatkan stok tertinggi, 734.520 ton. Disusul Jawa Barat 476.245 ton, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) 451.805 ton, serta DKI Jakarta dan Banten menyumbang 348.171 ton.

 

Selain stok beras, Novi juga melaporkan beberapa komoditas pangan lainnya, seperti tepung terigu sejumlah 112 ton, minyak goreng sejumlah 7.588 kiloliter. Kemudian daging sapi sebesar 4 ton, gula pasir 6.853 ton, telur 3 ton, dan jagung PSO 101.497.

 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, sebanyak 3,1 juta ton stok beras akan disalurkan melalui program bantuan pangan. Namun, penyaluran tersebut masih ditunda hingga masa panen raya berakhir.

 

Ia menjelaskan, jika bantuan disalurkan sekarang, harga gabah kering panen (GKP) bisa turun karena produksi petani sedang tinggi. Karena itu, menurut Arief, saat ini adalah waktu yang tepat bagi Bulog untuk menyerap hasil panen petani.

 

Terkait kepastian waktu penyaluran, Arief belum memberikan jawaban pasti. Ia hanya menyebut bahwa program bantuan pangan akan kembali digulirkan setelah panen raya usai. Dalam dua bulan ke depan, kata Arief, petani masih akan menikmati masa panen. Pemerintah menargetkan penyerapan beras. 

 

Di tempat terpisah, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan rasa bangga atas capaian luar biasa dalam penyerapan beras petani sepanjang April 2025. Ia menyebutkan, serapan beras nasional pada bulan ini menjadi yang tertinggi dalam satu bulan selama puluhan tahun terakhir.

 

Ini serapan beras tertinggi dalam satu bulan. Sudah terserap 950.000 ton per hari ini. Masih ada dua hari lagi menuju akhir bulan. Jadi, bulan April ini bisa lebih dari 1 juta ton. Clear ya? April saja lebih dari 1 juta ton,” ujar Amran kepada wartawan di kantornya, Selasa (29/4/2025).

 

Amran membandingkan capaian tersebut dengan data lima tahun terakhir, dimana rata-rata serapan beras nasional hanya sekitar 1,2 juta ton per tahun. Artinya, dalam satu bulan saja, Indonesia hampir menyamai angka serapan selama setahun penuh. 

 

“Lima tahun terakhir ratarata hanya 1,2 juta ton per tahun. Sekarang, April saja sudah 950.000 ton. Ini kabar baik,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit