TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Erick Thohir Bicara Kurs Dolar: Rp 16 Ribu Sehat, Kalau Rp 20 Ribu Sesak Napas

Reporter: Farhan
Editor: Redaksi
Kamis, 22 Mei 2025 | 09:16 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

JAKARTA - Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus alami fluktuasi. Lalu, di angka berapa rupiah bisa dianggap stabil? Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir punya kalkulasinya. "Ya, tentu yang sehat Rp 16 ribu, Rp 20 ribu sesak napas," kata Erick.

 

Hal tersebut disampaikan Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Erick tidak hadir sendiri. Hadir juga Menteri Perdagangan Budi Santoso.

 

Kepada Erick, Komisi VI DPR menanyakan soal kondisi BUMN di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perang dagang Amerika Serikat dengan China.

 

Erick memastikan, BUMN akan tetap survive sekalipun rupiah terjungkal. Menurut dia, hal itu mengacu pada hasil uji ketahanan keuangan (stress test) internal terhadap beberapa perusahaan BUMN.

 

"Sampai fluktuasi dolar Rp 20 ribu, kita insyaallah masih kuat. Ya, kita enggak mau Rp 20 ribu. Cuma kalau sampai dengan kinerja yang terjadi hari ini, revenue, balance trade, lalu juga profitabilitas, semua kita lihat masih sehat. Ya, tentu yang sehat Rp 16 ribu gitu, Rp 20 ribu sesak napas," ujar Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) itu.

 

Menurut Erick, Kementerian BUMN telah melakukan stress test terhadap 10 perusahaan yang berada dalam ekosistem BUMN. Perusahaan tersebut di antaranya Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Telkom Indonesia, MIND ID, dan Pertamina.

 

Hasilnya, kata dia, secara umum perusahaan pelat merah tersebut berada dalam kondisi keuangan yang baik. Sehingga, sekalipun rupiah terjungkal cukup tajam, perusahaan BUMN masih aman.

 

Terkait dengan kebijakan perdagangan dan potensi tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump, Erick menyebut, tarif tersebut belum diberlakukan saat ini. “Tapi kalau sampai pun berlaku, dari hasil tes stress kita, impact-nya tidak sedalam yang pernah kita takutkan," ujar Erick.

 

Sementara, terkait data yang berkaitan dengan produk-produk asal AS di dalam ekosistem BUMN masih dalam tahap peninjauan dan belum dapat disampaikan secara terbuka. Pasalnya, data tersebut bersifat internal. Erick pun bersedia menyampaikan datanya secara tertutup kepada pimpinan Komisi VI DPR.

 

Lantas seberapa jauh fluktuasi rupiah? 

 

Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 16.396 per dolar AS pada Rabu (21/5/2025) sore. Mata uang Garuda naik 17 poin atau plus 0,10 persen dibandingkan penutupan perdagangan sehari sebelumnya.

 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga 20 Mei 2025 menguat sebesar 1,13 persen (point-to-point/ptp) dibanding posisi akhir April 2025. Ke depan, bank sentral memperkirakan rupiah akan bergerak stabil.

 

Perry menyebut, rupiah cenderung menguat dibanding kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia, dan kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS. "Secara keseluruhan, pergerakan rupiah berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian," kata Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (21/5/2025).

 

Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan stabil didukung komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.

 

Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani mematok, nilai tukar rupiah pada 2026 di kisaran Rp 16.500-Rp 16.900 per dolar AS. Menurut dia, minat beli investor di pasar Surat Berharga Nasional (SBN), ditambah investasi asing langsung, serta kinerja ekspor yang tetap kuat menciptakan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. 

 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menjelaskan, alasan range nilai rupiah tersebut ditetapkan mempertimbangkan volatilitas atau gejolak perekonomian yang cukup tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Menurut dia, volatilitas terjadi imbas ketidakpastian global yang terjadi. 

 

“Kita harus buka ruang. Sehingga 2026 kita berikan range yang konservatif,” ucapnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit