TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Tapos
Dewan Pers

Bayi Sesar

Oleh: Dahlan Iskan
Editor: Redaksi selected
Kamis, 12 Juni 2025 | 11:05 WIB
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan

SERPONG - Biar begitu banyak yang pesimistis, Presiden Prabowo tidak akan mundur. Koperasi desa Merah Putih pasti ia jalankan. Apalagi tahapnya sudah hamil tua: legalitas koperasinya sudah tuntas. Di tiap desa. Akta notaris sudah dibuat. Pengesahan dari menteri hukum sudah terbit.

 

Hampir semua yang pesimistis itu beralasan: program ini top down. "Kalau mau sukses harus tumbuh lewat inisiatif dari bawah," ujar Prof Dr Hanif Nurcholis. Prof Hanif banyak menulis buku soal otonomi desa. Kini menjabat ketua Senat Universitas Terbuka.

 

Masalahnya: inisiatif dari bawah itu yang tidak ada. Tidak banyak. Tepatnya amat-sangat sedikit. Kalau menunggu tumbuhnya inisiatif dari bawah tidak akan ada perubahan apa-apa. Ekonomi akan terus begini-begini saja.

 

Maka Prabowo pun mengulangi apa yang sejak Orde Lama diperjuangkan. Koperasi desa. Agar amanat UUD 45 dijalankan. Gagal.

 

Lalu Orde Baru. Juga gagal. Setelah itu baru Prabowo ini yang berani memulainya lagi.

 

Untuk gagal?

 

Begitulah pendapat terbanyak di media sosial. Begitu tinggi keraguan untuk berhasil. Begitu banyak pendapat yang mendukung kegagalan itu --tidak perlu saya ulangi di sini.

 

Tapi di dunia ini banyak jagoan yang justru bersemangat ketika diramal gagal. Tertantang. "Saya beda," mungkin begitu jargon orang yang tertantang.

 

Saya juga beda. Saya punya prinsip: rencana yang kurang baik bisa berhasil bila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Lebih berhasil dibanding rencana yang baik tapi tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

 

Maka letaknya lebih di sungguh-sungguhnya. Itulah pelajaran yang saya petik dari perjalanan panjang mengelola begitu banyak perusahaan di masa lalu.

 

Apakah koperasi desa Merah Putih akan dilaksanakan secara sungguh-sungguh?

 

Kita tahu: Presidennya kelihatan amat bersungguh-sungguh. Tingkat kesungguhannya ibarat emas 24 karat.

 

Bagaimana dengan menteri koperasinya?

 

Bagaimana dengan Dinas Koperasi di provinsi –dan terutama di kabupaten/kota?

 

Bagaimana pula dengan kepala desa dan pengurus koperasinya?

 

Kalau yang sungguh-sungguh hanya presidennya maka kadar kesungguhan program ini hanya 25 sampai 40 persen. Padahal kadar sungguh-sungguhnya harus 100 –kalau saja ada: 120!

 

"Anda kan ikut pengarahan di kantor dinas koperasi kabupaten. Menurut Anda apakah kepala dinasnya bisa dikatakan orang yang mampu membina koperasi di seluruh kabupaten?" tanya saya kepada salah satu pengurus Merah Putih.

 

"Sama sekali tidak. Jauh dari bisa dikatakan mampu sebagai pembina yang baik," jawabnya. Padahal itu di kabupaten yang tergolong besar di Jatim.

 

Tentu Anda sudah tahu: Dinas Koperasi di suatu kabupaten bukanlah tangga emas untuk berkarier. Citra umum yang muncul: bila diangkat ke dinas koperasi berarti sedang setengah dibuang. Maka bisa dibayangkan kualitas seperti apa yang ada di tempat pembuangan.

 

Itulah nasib. Roda berputar. Dinas yang awalnya hanya sekadar ada kini mendadak menjadi dinas yang sangat penting.

 

Tentu Presiden Prabowo sudah tahu semua itu. Presiden punya jalur lain yang akan membina koperasi desa: bank milik pemerintah.

 

Modal koperasi desa itu berupa kredit bank. Maksimal Rp 5 miliar. Berarti bank akan terlihat langsung di gagal-tidaknya Merah Putih. Bank sudah menganalisis masing-masing sejak masih dalam bentuk perencanaan. Bahkan ikut membinanya saat perencanaan dibuat.

 

Lalu bank mengamati jalannya koperasi. Ini akan menjadi pekerjaan khusus bagi bagian manajemen risiko di bank pemerintah.

 

Presiden Prabowo pasti lebih mengandalkan jalur pembinaan lewat bank ini. Bukan jalur birokrasi. Jalur birokrasi justru hanya akan menambah keruwetan di koperasi.

 

Jalur bank akan lebih realistis. Bank dituntut lebih. Tidak sekadar pemberi fasilitas kredit.

 

Berarti beban manajemen bank akan naik drastis. Kelak akan ada Piala Presiden bagi bank yang paling berhasil memajukan koperasi Merah Putih.

 

Waktu tidak banyak lagi. Saat kelahiran sang jabang bayi sudah begitu dekat. Begitu lahir bayi-bayi itu harus bisa bernapas. Ia bukan anak kambing yang begitu lahir bisa cari sendiri di mana susu ibunya. Lalu bisa latihan jalan sendiri. Cari makan sendiri. Dewasa sendiri.

 

Bayi Merah Putih kini berdebar di kandungan ibu pertiwi: apakah akan lahir normal, prematur atau lewat sesar!

Komentar:
Berita Lainnya
Dahlan Iskan
Merah Putih
Rabu, 11 Juni 2025
Dahlan Iskan
Matahari Pintar
Selasa, 10 Juni 2025
Kiki Iswara Darmayana. Foto : Ist
Jaga Daya Beli Rakyat
Senin, 09 Juni 2025
Prof. Dr. Muhadam Labolo, Guru Besar IPDN.(Dok. Pribadi)
Pendidikan yang Dikhianati
Kamis, 05 Juni 2025
Dahlan Iskan
Notre-Dame
Selasa, 03 Juni 2025
Pamulang
Dlh
Pondok Aren
Perkim
Bkpsdm
ePaper Edisi 13 Juni 2025
Berita Populer
01
GMNI Dorong DPRD Banten Gunakan Hak Angket

Pos Banten | 2 hari yang lalu

02
Pelantikan PPPK Nunggu Selesai Proses NIP

TangselCity | 1 hari yang lalu

04
Petugas Damkar Tangsel Dikerjai Pelapor Diduga DC

TangselCity | 1 hari yang lalu

05
Lokasi SIM Keliling Tangsel Rabu 11 Juni 2025

TangselCity | 2 hari yang lalu

06
Kemungkinan Besar Jabatan Sekda Bakal Plh

Pos Banten | 2 hari yang lalu

07
Lokasi SIM Keliling Tangsel Kamis 12 Juni 2025

TangselCity | 1 hari yang lalu

08
09
Pengurus PAMOBAS Banten 2025-2028 Resmi Dilantik

Pos Banten | 1 hari yang lalu

10
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit