Prevalensi Stunting Konsisten di Bawah Angka Provinsi & Nasional

TANGERANG - Selama lima tahun terakhir, Kota Tangerang berhasil mempertahankan angka prevalensi stunting anak balita secara konsisten di bawah prevalensi Provinsi Banten dan nasional.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2019 hingga 2024, tren prevalensi stunting di Kota Tangerang terus menunjukkan penurunan. Pada 2019, prevalensi stunting Kota Tangerang tercatat sebesar 16,4 persen, Provinsi Banten 23,4 persen dan nasional 27,7 persen. Pada 2021, Kota Tangerang 15,3% persen, Provinsi Banten 24,5 persen dan nasional 24,4 persen.
Pada 2022, Kota Tangerang di angka 11,8 persen, Provinsi Banten 20 persen dan nasional 21,6 persen. Sempat kembali naik di 2023, Kota Tangerang 17,6 persen, Provinsi Banten 24 persen dan nasional 21,5 persen.
Di 2024, prevalensi stunting kembali turun signifikan, yakni Kota Tangerang di angka 11,2 persen, Provinsi Banten 21,1 persen dan nasional 19,8 persen. Diketahui, 2020 tidak dilakukan survei karena dihadapi dengan pandemi virus corona atau Covid-19.
“Capaian ini menunjukkan keberhasilan berbagai intervensi yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dalam upaya percepatan penurunan stunting secara terintegrasi dan berkelanjutan,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Dini Anggraeni, Senin (7/7).
Ia menyatakan, penyusutan angka stunting merupakan hasil kerja keras bersama, dari tenaga kesehatan, kader posyandu, PKK hingga partisipasi aktif masyarakat.
“Kami akan terus memperkuat program pencegahan stunting sejak dini, mulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil hingga pemenuhan gizi anak,” ujarnya.
Berikut beberapa program unggulan yang dinilai berkontribusi signifikan terhadap torehan itu antara lain, Gerakan Serentak Cegah Stunting di tingkat kelurahan, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal, Dapur PKK Dahsat, Satu Telur Satu Minggu (SATE SAMI), Pelayanan Rujukan Balita Stunting bekerja sama dengan 34 rumah sakit, penguatan posyandu integratif, pemanfaatan data elektronik berbasis masyarakat melalui Sistem Data (SIDATA) dan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dalam pemantauan pertumbuhan perkembangan balita dan ibu hamil.
Dinkes Kota Tangerang juga mengoptimalkan peran pendamping keluarga, khususnya dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil dan balita ke fasilitas layanan kesehatan.
Pemerintah Kota Tangerang berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi lintas sektor, memastikan ketahanan pangan keluarga serta membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang tepat.
“Keberhasilan tersebut diharapkan dapat menjadi contoh baik yang dapat terus dimaksimalkan. Sehingga, Kota Tangerang semakin banyak memiliki anak-anak yang sehat, cerdas dan memiliki tumbuh kembang yang baik,” tutupnya.
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu