Beberapa SDN Di Lebak Minim Siswa Baru
Dampak Dari Berkurangnya Penduduk

LEBAK - Sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kabupaten Lebak, minim siswa baru yang mendaftar pada masa Seleksi Penerimaan Siswa Baru (SPMB) tahun ajaran 2025-2026.
Salah satunya, tengah dialami SDN Pasirgombong 1, Desa Pasirgombong, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, sejak dibukanya pendaftaran hingga saat ini SDN tersebut hanya mendapatkan 4 siswa baru.
Bahkan, minimnya jumlah siswa tak hanya dialami oleh SDN Pasirgombong 1, melainkan beberapa SDN lain di Lebak juga mengalami kekurangan peserta didik.
Kondisi itu disampaikan oleh pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lebak, bahkan pihak dinas tersebut pun menyampaikan penyebab minimnya siswa untuk sekolah di sana.
Kondisi itu juga tak hanya dialami tahun ini saja, melainkan tahun-tahun ajaran baru sebelumnya sering terjadi minimnya siswa baru yang daftar ke SDN tersebut.
Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Hadi Mulya mengungkapkan, bahwa calon siswa baru yang mendaftar ke SDN Pasirgombong 1 cukup minim. Ia juga menjelaskan, bahwa lokasi sekolah dasar tersebut berada di area eks tambang emas.
“Betul SDN Pasirgombong 1 hanya mendapat empat siswa baru setelah pendaftaran ditutup,” kata Hadi, Kamis (10 /7).
Berdasarkan koordinasi dengan pihak sekolah katanya, kondisi minimnya pendaftar di sekolah tersebut lantaran kawasan Pasirgombong berada di area eks pertambangan emas yang kini sudah ditinggalkan, sehingga hanya sedikit warga lokal yang tinggal menetap di sana.
“Sudah tidak banyak lagi warga yang menetap di sana, sehingga anak-anak seusia kelas 1 hanya sedikit,” katanya.
Menurutnya, kondisi itu hampir serupa dengan yang terjadi di SDN Jatake 3 di Kecamatan Panggarangan, yang kini hanya memiliki sekitar 28 siswa dan SDN Cihambali 2 di Kecamatan Cibeber yang kini hanya memiliki 29 siswa.
“Karena memang itu kawasan tambang emas, kebanyakan itu yang dulu orang-orang pendatang. Saat ini mungkin karena sudah tidak produktif, akhirnya ditinggalkan dan sekarang masyarakat aslinya hanya sedikit,” jelasnya.
Meski minim siswa baru, Hadi menyebut bahwa sekolah tersebut akan tetap beroperasi normal. Hal itu dilakukan guna memastikan kebutuhan pendidikan anak-anak di wilayah itu tetap terpenuhi sesuai dengan aturan Perundang-Undangan.
“Padahal, di daerah itu SD itu jauh-jauh. Seperti SD Negeri Pasirgombong 1 itu satu-satunya sekolah di kawasan itu,” ujarnya.
Hadi menambahkan, kondisi tersebut akan menjadi tantangan bagi pihak sekolah. Dalam hal ini, jelas dia, penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) akan menjadi sedikit, karena menyesuaikan dengan jumlah siswa yang ada.
Karena lanjut dia, dengan sedikitnya dana BOS yang diterima, tak hanya operasional sekolah yang kemungkinan menjadi terbatas, namun upah terhadap guru honorer juga tentu terancam terganggu.
“Agak sulit memang kalau gurunya kebanyakan berstatus guru honor. Semoga aja mereka dilahirkan dari orang tua yang mampu dan mau untuk berperan aktif untuk ikut mengembangkan sekolah,” tandasnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 22 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu