Stok Mencapai 4,2 Juta Ton, Harga Beras Turun, Petani Sejahtera

JAKARTA - Kabar baik datang dari sektor pertanian. Untuk pertama kalinya sejak Indonesia merdeka, stok beras nasional menembus angka 4,2 juta ton. Surplus ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan menurunkan harga beras di pasar.
Capaian bersejarah ini, disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Kamis (9/10/2025). Menurut Amran, keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, yang selama ini fokus meningkatkan produksi dan efisiensi di lapangan.
“Bulog berdiri sejak 1969, dan baru kali ini stok beras nasional mencapai 4,2 juta ton. Ini pertama dalam sejarah, belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Amran.
Amran mencatat, produksi beras nasional tahun ini mencapai 33,1 juta ton berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Hingga akhir tahun, produksinya diperkirakan menembus 34 juta ton, lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebesar 30 juta ton. Kenaikan ini menjadi sinyal positif bahwa sektor pertanian kembali menggeliat setelah sempat lesu akibat cuaca ekstrem dan gangguan logistik.
Selain itu, peningkatan stok juga diikuti oleh naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) yang kini mencapai 124,36 persen, jauh di atas target Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebesar 110 persen. “Stok beras tertinggi, NTP naik, dan sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar terhadap PDB,” kata Amran.
Ia juga menyampaikan kabar baik mengenai harga beras. Berdasarkan data inflasi nasional, pada September 2025 terjadi deflasi beras sebesar 0,13 persen, ini capaian pertama dalam lima tahun terakhir, bahkan di tengah musim paceklik.
Dengan berbagai capaian tersebut, Amran optimistis Indonesia kini berada di jalur cepat menuju swasembada beras, dari target empat tahun menjadi hanya satu tahun. Ia menilai, perhatian besar Presiden Prabowo menjadi faktor kunci di balik percepatan ini. Dukungan regulasi, infrastruktur, dan permodalan memperkuat sistem pertanian nasional secara menyeluruh.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan dua hingga tiga bulan ke depan Indonesia tidak perlu impor beras lagi,” ujarnya penuh optimisme.
Setelah memastikan ketahanan pangan aman, Pemerintah kini mengarahkan fokus ke sektor hilirisasi pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mempercepat pengembangan komoditas perkebunan dan hortikultura agar sektor ini tidak berhenti pada produksi semata, tetapi juga menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan kerja baru.
“Setelah pangan kita amankan, kita akan bergerak ke perkebunan dan hortikultura, lalu terakhir ke peternakan,” tutur Amran.
Untuk mendukung langkah tersebut, Kementan memperoleh tambahan anggaran Rp 9,95 triliun yang digunakan untuk distribusi benih dan bibit gratis bagi petani kakao, kopi, kelapa dalam, mente, hingga pala di lahan seluas 800 ribu hektare di seluruh Indonesia. Program ini ditargetkan mampu menciptakan 1,6 juta lapangan kerja baru dalam dua tahun ke depan.
Amran berharap sektor pertanian tidak hanya menjadi penopang ketersediaan pangan nasional, tetapi juga motor penggerak ekonomi daerah. Dengan stok pangan melimpah, harga stabil, dan kesejahteraan petani meningkat, Amran yakin pertanian akan kembali menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Sementara, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Edi Santosa menilai, lonjakan produksi beras ini menunjukkan strategi Pemerintah di sektor pertanian berjalan efektif. Menurutnya, berbagai program jangka menengah dan panjang yang digulirkan Kementan mulai menampakkan hasil konkret di lapangan.
“Ini terobosan besar. Produksi naik karena pembenahan dilakukan dari hulu hingga hilir,” kata Prof. Edi Santosa, Jumat (10/10/2025).
Ia menjelaskan, peningkatan produksi tidak lepas dari sejumlah program terintegrasi seperti gerakan pompa air di sentra padi, pemenuhan pupuk dan benih unggul, serta penyaluran alat dan mesin pertanian yang semakin merata. “Pemerintah fokus memperbaiki rantai produksi pangan. Itu terlihat dari suplai input yang kini lebih lancar,” ujarnya.
Pergantian Kepala Bapanas
Presiden Prabowo menunjuk Amran sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggantikan Arief Prasetyo Adi. Penunjukan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/P Tahun 2025 yang ditetapkan pada 9 Oktober 2025. Dalam Keppres tersebut, Presiden Prabowo sekaligus memberhentikan Arief dari jabatan Kepala Bapanas.
“Mengangkat Andi Amran Sulaiman sebagai Kepala Badan Pangan Nasional, dan kepada yang bersangkutan diberikan hak keuangan serta fasilitas lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,” tulis Keppres itu.
Sekretaris Bapanas Sarwo Edhy membenarkan adanya pergantian kepemimpinan tersebut. “Iya betul, diganti per tanggal 9 Oktober kemarin,” kata Sarwo saat dikonfirmasi, Jumat (10/10/2025).
Olahraga | 11 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu