Ada Sekolah Garuda Siswa Dari Keluarga Tidak
Mampu Terbuka Lebar Kuliah Di Luar Negeri

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto kembali bikin gebrakan di dunia pen didikan. Selain Sekolah Rakyat, Presiden luncurkan 16 Sekolah Garuda. Lewat Sekolah Garuda ini, siswa dari keluarga tidak mampu terbuka lebar untuk kuliah di luar negeri.
Sekolah Garuda ini digawangi lang sung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdikti-Saintek). Hingga kini, sudah ada Sekolah Garuda di 16 lokasi di seluruh Indonesia. Program ini diran cang untuk melahirkan generasi ung gul di bidang sains, teknologi, engineering, dan matematika (STEM) — sekaligus menjadi wahana mobilitas sosial baru bagi anak-anak berprestasi dari ke luarga kurang mampu.
Salah satu yang disulap menjadi Sekolah Garuda Transformasi adalah SMAN Unggulan MH Thamrin di Cipayung, Jakarta Timur. Sekolah favorit yang dikenal mencetak siswa-siswa olimpiade itu, kini resmi menjadi bagian dari jaringan Sekolah Garuda nasional.
Selain MH Thamrin, sebelas sekolah lain juga bertransformasi. Antara lain SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, SMA Unggul Del (Sumut), MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir (OKI) (Sumsel), SMA Cahaya Rancamaya Bogor (Jabar), SMA Taruna Nusantara Magelang dan SMA Pradita Dirgantara Boyolali (Jateng), SMAN 10 Samarinda (Kaltim), SMAN Banua BBS (Kalsel), MAN Insan Cendekia Gorontalo, SMAN Siwalima Ambon (Maluku), dan SMA Averos Sorong (Papua Barat Daya).
Program ini langsung menyalakan harapan ribuan siswa di seluruh negeri. Salah satunya Bilqis Raihana, siswi kelas 11 SMAN Unggulan MH Thamrin, yang bercita-cita kuliah teknik sipil di Jerman.
“Saya ingin jadi insinyur sipil dan membangun banyak sekolah di daerah tertinggal, supaya pendidikan bisa merata sampai pelosok,” kata Bilqis, putri seorang guru ngaji dengan penuh semangat.
Ia menilai, Sekolah Garuda bisa menjadi jembatan emas bagi anak-anak sepertinya untuk menembus kampus internasional.
“Saya ingin pendidikan berkualitas dirasakan teman-teman saya di seluruh daerah. Karena itu saya mau kuliah di München, Jerman,” ucapnya sambil tersenyum.
Transformasi MH Thamrin menjadi Sekolah Garuda disambut gegap gempita para pengajar. Nur Cholis, guru senior di sekolah itu, mengaku bangga bisa menjadi bagian dari program unggulan Presiden Prabowo.
Dengan program ini, anak-anak afirmasi (tidak mampu) punya peluang yang sama untuk kuliah di luar negeri seperti siswa dari keluarga mampu,” ujarnya.
Nur menjelaskan, ada tiga jalur masuk ke sekolah ini. Pertama, jalur prestasi, bagi siswa dengan penghargaan sains dan akademik. Kedua, jalur afirmasi, khusus untuk siswa dari keluarga tidak mampu pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ketiga, jalur umum, dengan syarat nilai rata-rata minimal 88 untuk Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA, serta lulus tes seleksi.
Setiap tahun hanya 88 siswa diterima. 44 laki-laki dan 44 perempuan. Ketat, tapi adil,” ujarnya.
SMAN Unggulan MH Thamrin mengombinasikan tiga kurikulum sekaligus: Kurikulum Nasional, Kurikulum Cambridge, dan Kurikulum Olimpiade Internasional. Dengan tambahan program Sekolah Garuda, jalur ke kampus dunia makin terbuka lebar.
Guru Bimbingan dan Konseling Dura Syahrina menambahkan, program ini bukan sekadar soal pendidikan unggulan, tapi soal keadilan akses. “Di Jakarta banyak anak pintar dari keluarga sederhana yang akhirnya tersisih. Sekolah Garuda membuat mereka punya kesempatan yang sama untuk terbang tinggi,” ujarnya.
Dura berharap, setiap provinsi kelak punya Sekolah Garuda sendiri. “Karena anak-anak jenius itu ada di mana-mana, tapi tidak semua punya peluang yang sama,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menjelaskan, Sekolah Garuda merupakan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Nomor 4 Presiden Prabowo. Tujuannya, membangun sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten.
“Anak-anak Sekolah Garuda nantinya akan jadi mahasiswa di universitas-universitas top dunia. Kurikulumnya tidak berbeda, tapi kita tambahkan agar mereka siap berkompetisi secara global,” ujar Brian.
Sekolah Garuda berdiri di atas tiga pilar utama. Pertama, penyeimbang akses agar semua anak bangsa bisa berprestasi. Kedua, inkubator kepemimpinan untuk menyiapkan generasi emas 2045 di bidang sains dan teknologi. Ketiga, pendidikan berkualitas berbasis pengabdian masyarakat.
Pemerintah menargetkan pembangunan empat Sekolah Garuda baru di tahun ini. Yakni di Belitung Timur, Timor Tengah Selatan (NTT), Konawe Selatan (Sultra), dan Bulungan (Kaltara). Selanjutnya, 20 Sekolah Garuda baru dan 80 sekolah transformasi akan berdiri hingga 2029.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menegaskan, Sekolah Garuda adalah manifestasi gagasan besar Presiden Prabowo untuk membuka akses pendidikan unggul bagi seluruh anak bangsa. “Saya yakin Presiden sangat bahagia melihat ini. Karena cita-cita beliau agar sekolah unggulan berdiri di seluruh pelosok Indonesia kini mulai terwujud,” tegas Qodari.
Dengan semangat itu, Sekolah Garuda bukan sekadar lembaga pendidikan. Namun, simbol keberpihakan negara kepada mereka yang selama ini kurang beruntung dalam bidang ekonomi.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu