TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Melayani 35 Juta Orang, MBG Setara Beri Makan 7 Penduduk Singapura Setiap Hari

Reporter: Farhan
Editor: AY
Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:05 WIB
Dapur MBG  Foto : Ist
Dapur MBG Foto : Ist

JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat takjub Chairman dan Editor-inChief Forbes Media, Steve Forbes. Dia sampai terperangah mengetahui keberhasilan MBG yang belum setahun sudah melayani 35 juta anak Indonesia. 

 

“Itu sama seperti memberi makan tujuh kali populasi Singapura!” ujar Forbes penuh takjub dalam ajang Forbes Global CEO Conference 2025, St. Regis Jakarta, Rabu (15/10/2025) malam. 

 

Presiden Prabowo Subianto yang hadir dan duduk di barisan depan, tersenyum mendapat pujian dari Forbes. Bukan hanya Forbes, peserta forum yang terdiri dari ratusan pemimpin bisnis global, ikut menunjukkan kekagumannya. 

 

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo menjelaskan sejumlah capaian setahun pemerintahannya. Salah satunya, program MBG bagi anak sekolah dan ibu hamil. Sejak program ini dimulai pada bulan Januari hingga tanggal 15 Oktober 2025, program MBG sudah melayani 35,4 juta orang. 

 

Kami sudah memiliki 11.900 dapur, dan hari ini kami memberi makan 35,4 juta orang. Ya, dan itu setara dengan tujuh Singapura,” jelas Prabowo. 

 

Kendati demikian, Kepala Negara menyadari masih ada tantangan di lapangan. Sehingga, Pemerintah bertekad meminimalisir kesalahan dalam program ini. Pengawasan dan peralatan di seluruh dapur MBG terus ditingkatkan. “Satu kejadian pun tidak bisa diterima,” tegas Prabowo. 

 

Di luar urusan gizi, Kepala Negara menyebut MBG ikut menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Dapur-dapur MBG melibatkan petani dan UMKM sekitar. Satu dapur membutuhkan pasokan rutin ribuan bahan pangan. Kebutuhan itu meliputi 3.000 butir telur, 3.000 mentimun, 3.000 wortel, 3.000 tomat, dan 3.000 potong ayam setiap beberapa hari. Skema ini menciptakan rantai pasok yang stabil. 

 

“Para petani lokal memiliki jaminan pembayaran untuk hasil mereka,” jelas Prabowo. 

 

 

Prabowo juga memaparkan bagaimana sistem pelaksanaan MBG dijalankan langsung oleh tim terlatih. Anggaran yang dikeluarkan negara, disalurkan langsung ke dapur. Tidak perlu melewati lapisan-lapisan birokrasi yang rumit. 

 

“Sebelum program dimulai, kami melatih 32.000 manajer semuanya lulusan universitas selama tiga bulan. Lalu mereka ditempatkan di desa-desa,” papar Ketua Umum Partai Gerindra itu. 

 

Prabowo kemudian menceritakan cikal bakal lahirnya program MBG. Ia bilang, program andalannya ini lahir dari pengalamannya saat kampanye. Ia melihat sendiri kondisi anak-anak yang kekurangan gizi di berbagai daerah. Setiap berkunjung ke desa, Prabowo sering terkejut dengan kondisi anak-anak. 

 

Ia menemui anak laki-laki yang dikira berusia empat tahun ternyata sudah sepuluh tahun. Anak perempuan yang diduga berumur lima tahun kenyataannya berusia sebelas tahun. Ia menyaksikan langsung masalah stunting, kekurangan gizi, dan kemiskinan. 

 

Program ini juga dilaporkan telah menciptakan lapangan kerja hingga sekitar 1 juta orang. Mereka di antaranya terdiri dari tenaga dapur hingga pemasok bahan pangan lokal. Pemerintah memperkirakan apabila program berjalan penuh, ekonomi lokal akan terdampak positif melalui serapan produk petani, usaha mikro, dan ritel. 

 

Kendati demikian, masih terdapat sejumlah tantangan dalam pelaksanaan MBG. Misalnya terkait penyerapan anggaran. Sebanyak Rp 70 triliun anggaran MBG tak terserap. Badan Gizi Nasional (BGN) pun mengembalikan duit ini kepada negara. 8

Kepala BGN Dadan

 

Hindayana bilang, anggaran Rp 70 triliun ini kemungkinan tak dapat terserap tahun ini. Hal itu diungkap Dadan saat konsolidasi regional peningkatan tata kelola MGB di wilayah Jawa Barat, Daerah Khusus Jakarta, dan Banten, dikutip dari situs resmi BGN, Selasa (14/10/2025). 

 

Dadan mengatakan, anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur merupakan kunci pelaksanaan MBG. Pemerintah melalui BGN, sudah menyiapkan anggaran dalam jumlah besar. Tahun ini, BGN menerima alokasi anggaran Rp 71 triliun plus dana siaga berjumlah Rp 100 triliun. 

 

 Dari total tersebut, Rp 99 triliun berhasil terserap, sementara Rp 70 triliun dikembalikan kepada Presiden Republik Indonesia karena kemungkinan tidak terserap di tahun ini,” ungkap Dadan. 

 

Dirincikan Dadan, penyerapan anggaran program MBG baru mencapai Rp 26,25 triliun pada pekan kedua Oktober. Angka itu setara dengan 36,97 peren dari total anggaran sebesar Rp 71 triliun. Kemudian untuk komponen Bantuan Pemerintah (Banper) MBG, serapannya telah mencapai Rp 25,99 triliun atau sekitar 45 persen dari pagu Rp 51,2 triliun. 

 

“Setiap satu Satuan

 Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berdiri, artinya ada Rp 1 miliar per bulan yang terserap,” ujar Dadan. 

 

Dikatakan Dadan, dukungan dana dari Pemerintah, akan meningkat tahun depan. BGN bakal menerima Rp 268 triliun. Selain itu, Pemerintah menyiapkan dana cadangan sebesar Rp 67 triliun. Totalnya, dukungan APBN untuk MBG mencapai Rp 335 triliun di tahun 2026. 

 

Hitungan Dadan, dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang, setiap hari BGN akan menyerap dana sekitar Rp 1,2 triliun. 

 

Ia meyakini, pelaksanaan MBG ke depan bakal lebih baik. Sebab, selain dana, dukungan SDM semakin optimal. Dipastikan, tenaga pengelola MBG merupakan SDM terlatih lulusan perguruan tinggi. Misalnya Sarjana Penggerak Pemuda Indonesia (SPPI) yang memimpin SPPG di seluruh Indonesia.

 

Program ini juga dilaporkan telah menciptakan lapangan kerja hingga sekitar 1 juta orang. Mereka di antaranya terdiri dari tenaga dapur hingga pemasok bahan pangan lokal. Pemerintah memperkirakan apabila program berjalan penuh, ekonomi lokal akan terdampak positif melalui serapan produk petani, usaha mikro, dan ritel.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit