BMKG Umumkan Siaga 1, Seminggu ke Depan Intensitas Hujan Tinggi
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada dalam sepekan ke depan. Intensitas hujan tinggi akan melanda sejumlah wilayah di tanah air. Cuaca ekstrem ini dapat memicu dampak hidrometeorologi seperti bencana banjir, genangan, hingga tanah longsor.
Dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan, Senin (17/11/2025), BMKG menyebut sederet wilayah telah mengalami hujan lebat dalam beberapa hari terakhir. Menurut BMKG, rentetan hujan lebat tersebut bukan fenomena tunggal. Pengaruh dinamika atmosfer yang kompleks. Mulai dari skala global, regional, hingga lokal menjadi pemicu utama terbentuknya awan-awan konvektif penyebab hujan dengan intensitas tinggi.
Dengan sederet faktor tersebut, BMKG memprakirakan potensi cuaca ekstrem masih akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan pembentukan awan konvektif berpotensi muncul di banyak wilayah yang sebelumnya sudah terdampak maupun yang kini berada dalam jalur aktif gelombang atmosfer. “Potensi cuaca ekstrem ini dapat memicu dampak hidrometeorologi seperti banjir, genangan, hingga longsor,” tulis BMKG dalam keterangan di akun media sosialnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat perkembangan bencana yang melanda berbagai daerah. Hingga kemarin, terdapat 18 kejadian bencana, mulai tiga kejadian baru hingga delapan perkembangan penanganan yang berdampak signifikan.
Bencana tercatat di Subang (Jawa Barat), Kabupaten Maros (Sulawesi Selatan), Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga (Jawa Tengah), serta Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat).
Adapun bencana yang terjadi meliputi angin puting beliung, angin kencang, banjir, hingga tanah longsor. Dampaknya, ratusan warga harus mengungsi, rumah-rumah mengalami kerusakan berat maupun ringan, serta muncul korban luka dan meninggal dunia. Selain itu, sejumlah korban masih dinyatakan hilang dan sedang dalam pencarian tim SAR.
“Secara umum, prakiraan cuaca untuk dua hari ke depan menunjukkan bahwa mayoritas wilayah Indonesia masih berada dalam periode musim hujan yang aktif, dengan potensi hujan ringan hingga sedang mendominasi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resmi, Selasa (18/11/2025).
Di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta seluruh kepala daerah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam hidrometeorologi dalam beberapa hari ke depan.
Jadi, tadi malam saya mendapatkan arahan dari Bapak Presiden melalui Mensesneg khusus untuk menghadapi bencana alam hidrometeorologi,” kata Tito usai Rapat Koordinasi Perencanaan dan Pengendalian (Rakorendal) Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun 2025 di Hotel Aston Sentul Lake, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/11/2025).
Tito mengatakan, longsor yang terjadi di Banjarnegara dan Cilacap menjadi perhatian serius pemerintah. Dia telah berkoordinasi dengan Kepala BMKG serta Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Berdasarkan laporan BMKG, curah hujan di wilayah selatan Jawa saat ini berada pada level tinggi. Untuk itu, Presiden meminta dirinya segera berkoordinasi dengan seluruh kepala daerah untuk menginventarisasi titik rawan longsor serta menyiapkan langkah pencegahan.
Tito menekankan pentingnya upaya mitigasi, termasuk kemungkinan relokasi warga di kawasan rawan longsor. Selain itu, dia menginstruksikan kepala daerah segera menggelar apel kesiapsiagaan.
Kepala daerah saya minta untuk melakukan apel kesiapsiagaan dengan semua stakeholder-nya, (di antaranya) Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD, kemudian juga dengan Polri, TNI, dan unsur-unsur lainnya,” ujar Tito.
Sementara itu, di sejumlah daerah yang mengalami intensitas hujan cukup tinggi telah mengeluarkan status siaga bencana. Di Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya, telah resmi mengeluarkan status siaga bencana. Status ini dikeluarkan setelah NTB dilanda banjir bandang akibat hujan ekstrem yang terjadi.
“Kalau se-NTB kita siaga darurat. Nanti kalau sudah mulai eskalasinya meningkat, mungkin kita naikkan menjadi tanggap darurat,” ujar Kepala Pelaksana BPPD NTB Ahmadi.
Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, siaga bencana juga sudah dikeluarkan. Wilayah seperti Puncak Bogor masuk daerah yang rentan terjadinya tanah longsor.
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada dalam sepekan ke depan. Intensitas hujan tinggi akan melanda sejumlah wilayah di tanah air. Cuaca ekstrem ini dapat memicu dampak hidrometeorologi seperti bencana banjir, genangan, hingga tanah longsor.
Dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan, Senin (17/11/2025), BMKG menyebut sederet wilayah telah mengalami hujan lebat dalam beberapa hari terakhir. Menurut BMKG, rentetan hujan lebat tersebut bukan fenomena tunggal. Pengaruh dinamika atmosfer yang kompleks. Mulai dari skala global, regional, hingga lokal menjadi pemicu utama terbentuknya awan-awan konvektif penyebab hujan dengan intensitas tinggi.
Dengan sederet faktor tersebut, BMKG memprakirakan potensi cuaca ekstrem masih akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan pembentukan awan konvektif berpotensi muncul di banyak wilayah yang sebelumnya sudah terdampak maupun yang kini berada dalam jalur aktif gelombang atmosfer. “Potensi cuaca ekstrem ini dapat memicu dampak hidrometeorologi seperti banjir, genangan, hingga longsor,” tulis BMKG dalam keterangan di akun media sosialnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat perkembangan bencana yang melanda berbagai daerah. Hingga kemarin, terdapat 18 kejadian bencana, mulai tiga kejadian baru hingga delapan perkembangan penanganan yang berdampak signifikan.
Bencana tercatat di Subang (Jawa Barat), Kabupaten Maros (Sulawesi Selatan), Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga (Jawa Tengah), serta Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat).
Adapun bencana yang terjadi meliputi angin puting beliung, angin kencang, banjir, hingga tanah longsor. Dampaknya, ratusan warga harus mengungsi, rumah-rumah mengalami kerusakan berat maupun ringan, serta muncul korban luka dan meninggal dunia. Selain itu, sejumlah korban masih dinyatakan hilang dan sedang dalam pencarian tim SAR.
“Secara umum, prakiraan cuaca untuk dua hari ke depan menunjukkan bahwa mayoritas wilayah Indonesia masih berada dalam periode musim hujan yang aktif, dengan potensi hujan ringan hingga sedang mendominasi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resmi, Selasa (18/11/2025).
Di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta seluruh kepala daerah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam hidrometeorologi dalam beberapa hari ke depan.
Jadi, tadi malam saya mendapatkan arahan dari Bapak Presiden melalui Mensesneg khusus untuk menghadapi bencana alam hidrometeorologi,” kata Tito usai Rapat Koordinasi Perencanaan dan Pengendalian (Rakorendal) Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun 2025 di Hotel Aston Sentul Lake, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/11/2025).
Tito mengatakan, longsor yang terjadi di Banjarnegara dan Cilacap menjadi perhatian serius pemerintah. Dia telah berkoordinasi dengan Kepala BMKG serta Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Berdasarkan laporan BMKG, curah hujan di wilayah selatan Jawa saat ini berada pada level tinggi. Untuk itu, Presiden meminta dirinya segera berkoordinasi dengan seluruh kepala daerah untuk menginventarisasi titik rawan longsor serta menyiapkan langkah pencegahan.
Tito menekankan pentingnya upaya mitigasi, termasuk kemungkinan relokasi warga di kawasan rawan longsor. Selain itu, dia menginstruksikan kepala daerah segera menggelar apel kesiapsiagaan.
Kepala daerah saya minta untuk melakukan apel kesiapsiagaan dengan semua stakeholder-nya, (di antaranya) Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD, kemudian juga dengan Polri, TNI, dan unsur-unsur lainnya,” ujar Tito.
Sementara itu, di sejumlah daerah yang mengalami intensitas hujan cukup tinggi telah mengeluarkan status siaga bencana. Di Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya, telah resmi mengeluarkan status siaga bencana. Status ini dikeluarkan setelah NTB dilanda banjir bandang akibat hujan ekstrem yang terjadi.
“Kalau se-NTB kita siaga darurat. Nanti kalau sudah mulai eskalasinya meningkat, mungkin kita naikkan menjadi tanggap darurat,” ujar Kepala Pelaksana BPPD NTB Ahmadi.
Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, siaga bencana juga sudah dikeluarkan. Wilayah seperti Puncak Bogor masuk daerah yang rentan terjadinya tanah longsor.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu



