TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

SEA Games 2025

Indeks

Dewan Pers

Dimyati Sebut Mitigasi Dini Mampu Cegah Dampak Bencana Lebih Besar

Oleh: Ari Supriadi
Editor: Ari Supriadi
Rabu, 17 Desember 2025 | 20:31 WIB
Achmad Dimyati Natakusumah, Wakil Gubernur Banten.(Ari Supriadi/tangselpos.id)
Achmad Dimyati Natakusumah, Wakil Gubernur Banten.(Ari Supriadi/tangselpos.id)

SERANG - Wakil Gubernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah menyatakan, upaya pencegahan harus dilakukan sebelum bencana terjadi, salah satunya melalui pelestarian lingkungan dan penertiban aktivitas pertambangan yang merusak alam. Menurut dia, bencana alam yang melanda wilayah Sumatra beberapa waktu lalu menjadi pelajaran penting bagi Provinsi Banten. Ia menekankan perlunya kesadaran kolektif antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian alam demi meminimalisasi risiko bencana.

 

“Mitigasi bencana harus dilakukan sebelum terjadi. Maka dari itu, kami bertindak tegas menertibkan aktivitas tambang ilegal yang terjadi di Lebak dan sekitarnya,” ujar Dimyati, melalui siaran pers yang diterima tangselpos.id, Rabu (17/12/2025).

 

Mantan Bupati Pandeglang ini menyebut, aktivitas pertambangan ilegal (PETI) tidak hanya merusak ekosistem dan mengubah aliran sungai, tetapi juga berdampak buruk pada infrastruktur daerah. Kendaraan bertonase besar yang melintas akibat aktivitas tersebut kerap merusak jalan dan menimbulkan keresahan masyarakat.

 

Ia mengakui, bahwa Provinsi Banten memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Namun, pemanfaatan potensi tersebut harus berorientasi pada keberlangsungan hidup masyarakat dalam jangka panjang, bukan sekadar keuntungan sesaat bagi kelompok atau perorangan. “Kita harus hidup berdampingan dengan alam dan saling menjaga,” tegasnya.

 

Sebagai referensi kearifan lokal, Dimyati mencontohkan masyarakat adat Baduy di Kabupaten Lebak yang konsisten menjaga keseimbangan alam. Menurutnya, pola hidup masyarakat Baduy terbukti mampu menjaga kejernihan sungai, kesuburan tanah, dan kebersihan udara, sehingga kehidupan berjalan harmonis dan damai. “Kita harus mencontoh hal itu (adat Baduy, red),” pungkas Dimyati.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Lutfi Mujahidin menyampaikan, langkah teknis antisipasi bencana. Ia mengumumkan bahwa Provinsi Banten telah menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi selama 90 hari ke depan.

 

Penetapan status ini merujuk pada rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta mencakup wilayah-wilayah strategis seperti Kota Tangerang dan Kabupaten Pandeglang.

 

Lutfi menjelaskan, meskipun Banten masuk dalam kategori zona hijau menurut BMKG, peningkatan kewaspadaan tetap diperlukan sebagai langkah preventif terhadap potensi banjir dan tanah longsor. “Kalau kita sudah bersiaga, Insyaallah penanganannya juga akan lebih efektif karena kita sudah melakukan mitigasi sejak awal,” ujar Lutfi.(*)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit