Waspada, Bibit Siklon Berpeluang Menjadi Badai Kekuatan Besar
JAKARTA - Waspada! Bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia tengah meningkat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, bibit siklon ini berpeluang berkembang menjadi siklon tropis atau badai dengan kekuatan besar.
Adanya bibit siklon tropis 93S ini disampaikan BMKG dalam dokumen Analisis Bibit Siklon Tropis tertanggal 21 Desember 2025. Dalam laporan itu, dijelaskan bahwa bibit siklon tropis 93S mulai terpantau sejak 11 Desember 2025 di wilayah Bali–Nusa Tenggara Barat (NTB). Seiring waktu, sistem tersebut bergerak ke arah barat daya dan kini berada di Samudra Hindia, sehingga masuk dalam wilayah pemantauan khusus BMKG.
Berdasarkan analisis terkini, kecepatan angin maksimum di sekitar pusat bibit siklon 93S telah mencapai 35 knot atau sekitar 65 kilometer per jam. Sementara itu, tekanan udara minimum tercatat sebesar 999 hektopascal (hPa).
Dalam periode tersebut, kecepatan angin diperkirakan meningkat hingga 45 knot atau sekitar 83 kilometer per jam. BMKG memprediksi, sistem ini berpotensi berkembang menjadi siklon tropis kategori 1, dengan arah pergerakan dominan ke barat.
BMKG memprediksi, akan terjadi penguatan lanjutan. Dalam 48 jam sejak data dirilis, intensitas bibit siklon 93S diperkirakan terus meningkat dengan kecepatan angin mencapai 60 knot atau sekitar 110 kilometer per jam. Dengan kondisi ini, bibit tersebut berpotensi menjadi siklon tropis kategori 2 pada hari ini, Senin (22/12/2025).
Potensi Bibit Siklon Tropis 93S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24–72 jam ke depan dalam kategori tinggi,” lanjut laporan BMKG.
BMKG menerangkan, pergerakan bibit siklon tropis 93S diprakirakan menjauh dari wilayah Indonesia. Namun, dampak tidak langsungnya tetap perlu diwaspadai. Hingga Senin (22/12/2025), sistem ini berpotensi memicu cuaca ekstrem serta gangguan perairan di sejumlah wilayah.
Dampak tidak langsung tersebut antara lain berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berpotensi terjadi di Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, serta Jawa Tengah. Selain hujan lebat, masyarakat pesisir juga diminta mewaspadai peningkatan ketinggian gelombang laut.
BMKG memperkirakan gelombang tinggi berpotensi terjadi di Perairan Barat Lampung, Samudra Hindia Barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat, serta Selat Bali–Lombok. Kondisi ini berisiko mengganggu aktivitas pelayaran, nelayan, dan penyeberangan antarpulau.
Dampak bibit siklon tropis 93S sebelumnya telah dirasakan di sejumlah daerah. Cuaca ekstrem yang dipicu sistem ini menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia.
Bali, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, lima dari sembilan kabupaten/kota terdampak banjir sejak bibit siklon 93S terdeteksi pada 11 Desember 2025. Wilayah terdampak meliputi Kabupaten Karangasem, Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Jembrana. Sebanyak 191 kepala keluarga serta 150 wisatawan terdampak. Satu warga negara asing (WNA) dilaporkan meninggal dunia.
Banjir juga mengakibatkan kerusakan rumah warga, pohon tumbang di sejumlah titik, serta terganggunya jalur utama Denpasar–Gilimanuk.
Kondisi serupa terjadi di Banten. BPBD Banten melaporkan, banjir melanda enam desa di Kabupaten Serang pada Rabu (17/12/2025). Sebanyak 2.125 jiwa terdampak. Ketinggian air dilaporkan mencapai hingga 120 centimeter. Banjir menggenangi 569 rumah, fasilitas sosial, rumah ibadah, sekolah, serta akses jalan.
Bencana banjir bandang juga menerjang kawasan Wisata Air Panas Guci di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (20/12/2025) sore. Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menyebut bahwa debit air meningkat sangat cepat hingga merusak sejumlah fasilitas wisata.
“Kolam pemandian Pancuran 13, jembatan kecil, serta pipa-pipa air panas rusak dan sebagian hanyut terbawa arus,” ucap Bergas, dikutip Minggu (21/12/2025).
Langkah Antisipasi
Mengantisipasi potensi dampak lanjutan, Pemerintah meningkatkan kewaspadaan, terutama menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Salah satu langkah yang dilakukan adalah pelaksanaan operasi modifikasi cuaca guna meminimalisir dampak cuaca ekstrem akibat siklon tropis.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus terhadap kesiapan Pemerintah menghadapi potensi cuaca ekstrem. “Beliau minta untuk itu terus diperhatikan, termasuk peringatan dini dari BMKG,” ujarnya, dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jumat (19/12/2025).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meningkatkan kesiapsiagaan nasional seiring terdeteksinya tiga sistem siklon di sekitar wilayah Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak tidak langsung yang dapat dirasakan masyarakat.
Plt Deputi Bidang Pencegahan BNPB Pangarso Suryotomo mengingatkan akan potensi hujan lebat hingga ekstrem, angin kencang, gelombang tinggi, serta rob di wilayah pesisir. “Cuaca ekstrem jangan dianggap sebagai hal biasa,” ujarnya, dikutip Minggu (21/12/2025).
Pangarso menyebut, BNPB menerjemahkan peringatan dini BMKG ke dalam langkah-langkah antisipasi di daerah. Ia juga meminta masyarakat untuk secara rutin memantau informasi resmi yang dikeluarkan BMKG.
Selain itu, BNPB memastikan kesiapan logistik, personel, dan peralatan, terutama di wilayah-wilayah yang dinilai rawan bencana. Sejumlah daerah bahkan telah melaksanakan apel kesiapsiagaan guna menghadapi potensi cuaca ekstrem. “Kami juga mengajak semua pihak memberi edukasi dan kesiapan evakuasi mandiri bila diperlukan,” ujarnya.
SEA Games 2025 | 2 hari yang lalu
SEA Games 2025 | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 6 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu


