Kabar Baik Dari Inggris: Dibanding Delta, Omicron Minim Risiko Long Covid
JAKARTA - Dibanding varian Delta yang merupaka pendahulunya, varian Omicron tergolong minim risiko Long Covid. Demikian hasil studi peer-review pertama dari para peneliti di King's College London, Inggris.
Riset yang menggunakan data dari aplikasi ZOE COVID Symptom Study menemukan fakta, bahwa Omicron memiliki kemampuan yang lebih rendah, dalam mengembangkan gejala Long Covid setelah infeksi. Angkanya, 20-50 persen lebih rendah dibanding Delta.
Long Covid yang mencakup gejala berkepanjangan, mulai dari kelelahan hingga brain fog, dapat melemahkan tubuh. Bisa berlanjut selama berminggu-minggu, atau berbulan-bulan.
Para ahli mengakui Long Covid, sebagai masalah kesehatan masyarakat.
"Studi dari King's diyakini sebagai penelitian akademis pertama yang menunjukkan bahwa Omicron tergolong minim risiko terhadap Long Covid. Tapi, ini tak lantas menurunkan jumlah orang yang terkena Long Covid," jelas tim King's College London, seperti dikutip Reuters, Kamis (16/6).
Selama gelombang Omicron, risiko Long Covid memang tergolong rendah. Tapi, jumlah orang yang terinfeksi menjadi lebih banyak, karena Omicron lebih mudah menular. Sehingga, jumlah penyintas Covid juga menjadi lebih banyak.
"Ini kabar baik. Tapi tolong, layanan kesehatan jangan mengurangi layanan untuk pasien Long Covid," kata Ketua Tim Peneliti King's College London, Dr Claire Steves. (rm.id)
Olahraga | 17 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu