TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Diskusi Soal Infrastruktur

Kang Emil Ngomongnya Pedas

Laporan: AY
Minggu, 23 Oktober 2022 | 08:52 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Ist)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Ist)

JAWA BARAT - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan komentar terkait sejumlah proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah pusat.

Dalam sebuah diskusi, pejabat daerah yang biasa disapa Kang Emil itu, menyampaikan kritik pedas pada sejumlah proyek yang dianggapnya gagal. Kritikan Emil ini membuat dunia maya langsung ribut oleh para pendukung dan anti pemerintah.

Dari sekian banyak proyek infrastruktur, Emil menyoroti dua proyek. Pertama, Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan. Kedua, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.

Bagaimana penilaian Emil pada 2 proyek itu? Untuk LRT Palembang, eks Wali Kota Bandung itu, tak ragu-ragu menilai proyek yang menghabiskan anggaran hingga Rp 9 triliun itu, sebagai proyek gagal.

Kok bisa? Kata dia, pembangunan LRT Palembang sejak awal diambil berdasarkan pada keputusan politik, bukan perencanaan yang matang.

Keputusan politik itu terkait hajatan besar Asian Games 2018. Indonesia selaku tuan rumah dalam kompetisi olahraga terbesar di Asia itu, ingin menunjukkan sebagai negara maju.

Palembang sebagai 1 dari 2 lokasi pertandingan Asian Games kemudian membangun LRT. Tujuan utamanya untuk memudahkan mobilitas atlet dari bandara menuju tempat pertandingan.

Namun, pembangunan LRT itu, dianggap Emil, tidak memikirkan program jangka panjang setelah Asian Games 2018 berakhir.

“Makanya, penumpangnya sepi,” seloroh Emil, dalam acara diskusi Synergy Ngopi dengan Jababeka di President University, Cikarang, Jawa Barat, Jumat (21/10).

Diketahui, LRT Palembang, yang juga disebut LRT Sumatera Selatan (Sumsel) itu, mulai dibangun pada 2015. LRT ini memiliki panjang 24,5 kilometer (km). Proyek siap beroperasi pada saat Asian Games berlangsung pada Agustus 2018.

Sekalipun proyek ini diinisiasi Pemerintah Provinsi Sumsel, tapi Pemerintah Pusat ikut andil dengan menugaskan BUMN melalui Peraturan Presiden Nomor 116/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan di Provinsi Sumatera Selatan pada Oktober 2015.

Di dalamnya diatur mengenai penugasan kepada PT Waskita Karya untuk membangun prasarana dan PT Kereta Api Indonesia untuk menyelenggarakan sarana kereta api.

Emil mengaku heran dengan sikap Pemerintah yang ngotot ingin tetap membangun LRT Palembang. Padahal, dari sisi perencanaan penumpang, pemerintah menyadari bahwa proyek ini tidak layak untuk dikembangkan

"Konsep saya kasih tahu kegagalan decision Rp 9 triliun membuat namanya LRT Palembang. Karena ada, ketika ingin digelar Asian Games, harus ada koneksi dari Palembang ke Jakabaring,’ tambahnya.

Namun, karena sedari awal konsep pembangunannya didasari atas dasar politik, maka sifatnya hanya sementara.

“Saya udah bilang itu kita belum butuh, cuma waktu itu kekuatan political kalah. Semua kalah sama event namanya Asian Games. Rp 9 triliun lho,” singgung Emil.

Berkaca pada LRT Palembang itulah, Emil mengaku ogah terburu-buru memprakarsai permintaan pengembang properti di daerah Cikarang yang ingin moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) ke Jakarta.

Dia meminta para pengembang memastikan terlebih dahulu apakah potensi penumpang di sekitar wilayah Timur Jakarta besar atau tidak.

Setelah LRT, kritikan Emil berlanjut ke proyek mercusuar Presiden Jokowi tentang IKN. Kata Emil, IKN terancam sepi apabila pemerintah tidak bisa menarik populasi masuk ke dalam kota. Artinya, percuma kalau hanya mengandalkan pegawai pemerintahan sebagai populasi utamanya.

“IKN is a long term (project), sebuah PR besar. Karena gimana attract populasi pindah ke sana it’s a challenge,” imbuhnya.

Dia mengingatkan Pemerintah untuk tidak mengandalkan aparatur sipil negara (ASN) pindah ke IKN. Sebab, ditegaskan Emil, keberadaan ASN tidak mampu membuat IKN menjadi kota yang sukses dan hidup.

Atas kritikannya itu, Emil mengaku sudah menyampaikan langsung pada Jokowi. Suami Atalia Praratya itu, menyarankan pada Jokowi agar IKN jangan hanya fokus pada kawasan pusat pemerintahan saja, tapi juga bisnis dan sektor lainnya.

“Kalau cuma ngandelin populasi PNS, kotanya akan sepi seperti Canberra dan Brasilia. Nggak usah jauh-jauh deh, Putrajaya Malaysia dulu didesain sangat wah. Namun, saat ini ujungnya mereka hanya jadi kota tujuan commuting dari Kuala Lumpur,” kritiknya.

Di dunia maya, kritikan pedas Emil ini menuai pro kontra dari netizen. Ada yang mendukung, juga ada yang balas mengkritik Emil. Bahkan sampai mengaitkan dengan dinamika politik saat ini. “Anda dukung Anies kan? lalu Anies juga pro transportasi massal, tapi kok Anda bilang proyek transportasi massal gagal?” cecar @wwn45.

Sedangkan akun @yusufadzhar tidak sepakat dengan pernyataan Emil. “Sekadar mengingatkan, LRT = indikator kemajuan suatu bangsa,” ucap dia. “RK fokus urus Jabar dan Bandung yang macet dan semrawut. Nggak usah sok tahu komentari daerah orang lain. Semua itu butuh waktu dan proses,” timpal @Wignyosembat.

Akun @Omnduut sepakat bilang LRT Palembang belum ideal. Namun, kalau dibilang gagal, dia menilai itu keliru. “Apalagi LRT masih dan saya yakin masih terus berjalan,” cuitnya. “Mengubah mindset untuk menggunakan transportasi publik tidak semudah berkata-kata, apalagi dibilang gagal,” kata @Theresi30217158. 

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo