Zulhas Nggak Punya Jurus Baru
JAKARTA - Kenaikan harga sembako yang dimulai sejak sebelum Lebaran lalu, belum menunjukkan tanda-tanda akan jinak.
Menteri Perdagangan yang baru, Zulkifli Hasan, punya pekerjaan berat untuk menyelesaikan persoalan ini.
Sayangnya, pria yang akrab disapa Zulhas ini, nggak punya jurus baru. Ketua Umum PAN ini hanya mengandalkan jurus lama yang pernah dilakukan menteri-menteri sebelumnya, seperti sidak dan blusukan ke pasar.
Kemarin, atau hari kedua setelah dilantik menjadi Mendag, Zulhas kembali blusukan ke pasar tradisional. Kali ini, yang dikunjunginya adalah Pasar Koja Baru, Jakarta Utara. Dalam kunjungan itu, Zulhas tampil dengan kemeja lengan panjang warna biru muda yang dilipat sesiku.
Tiba di lokasi, Zulhas langsung masuk ke pasar. Lalu mampir ke kios yang menjual sayur-mayur, minyak goreng, telur, tahu tempe, dan daging. Sambil berkeliling, ia menyapa para pedagang.
"Apa kabar? Bagaimana dagangannya," tanya Zulhas ke pedagang telur ayam. Momen ini dimanfaatkan para pedagang untuk curhat soal harga berbagai bahan pokok yang belum turun.
Usai tanya-tanya, Zulhas merogoh kantong celananya dan memberikan sejumlah uang kepada sejumlah pedagang. "Untuk tambahan modal," katanya, ke pedagang telur ayam.
Selesai berkeliling, Zulhas menghela napas panjang. Kata dia, hampir semua bahan pangan mengalami kenaikan. Paling tertinggi komoditas cabe-cabean. "Semua jenis cabe naik," ungkapnya.
Cabe rawit merah misalnya, dibanderol Rp 110 ribu-Rp 130 ribu per kilogram. Harganya sudah hampir mendekati harga daging sapi yang dibanderol Rp 145 ribu per kilogram. Begitu juga telur ayam yang harganya sudah melonjak menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
Apa yang dijumpai Zulhas, sama dengan yang tercatat di Informasi Pangan Jakarta. Dari situs untuk memantau harga bahan pangan itu, diketahui beberapa harga komoditas pangan seperti cabe rawit merah, bawang putih, minyak goreng, hingga daging sapi, masih terpantau mahal.
Selesai blusukan, Zulhas mengunggah foto-foto kegiatannya di akun Instagram miliknya. Zulhas mengaku mendapat tugas dari Presiden Jokowi untuk mengurusi ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan dan bahan pokok, termasuk minyak goreng alias migor.
Menurut dia, menyelesaikan masalah migor ini tidak mudah. Karena itu, ia blusukan ke pasar untuk menyerap dan memetakan persoalan yang ada.
"Insya Allah akan ada solusi segera. Meski sifatnya bertahap. Kita utamakan kepentingan rakyat," tulis Zulhas.
Soal harga migor yang belum juga turun, Zulhas berjanji segera membuat gebrakan. Ia mengaku sudah memimpin rapat bersama para pimpinan Kemendag, dan memerintahkan membuat 'crisis center',' task force' migor. Saat ini juga sudah ada hotline-nya untuk pengaduan masyarakat.
"Kami akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk membuat bahan-bahan pokok tersedia, harga terjangkau. Termasuk migor," janjinya.
Pengamat ekonomi dari Indef Rusli Abdullah mengatakan, Zulhas memang punya tugas berat untuk menyelesaikan persoalan harga pangan yang meroket, termasuk migor.
Menurut dia, setidaknya ada dua pekerjaan rumah yang mesti dibereskan Zulhas. Pertama, mengendalikan harga migor. Ini persoalan utama. Karena persoalan ini M Lutfi kena reshuffle.
"Untuk membuktikan penggantinya ini bisa, lebih baik, maka itu harus bisa menyelesaikan masalah ini," kata Rusli
Kedua, soal pasokan barang/pangan dalam negeri aman. Terutama barang/pangan impor, agar harga tetap terjangkau di tengah kekurangan pasokan global, utamanya gandum. Kata dia, konsep penanganan harga pangan sebenarnya sudah oke.
Namun, eksekusinya tak sesuai. Karena itu, ia berharap Zulhas bisa mengelola konflik kepentingan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Menurut dia, Zulhas punya peluang mampu mengelola konflik kepentingan tersebut.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyebut, persoalan yang dihadapi Zulhas memang pelik. Apalagi, saat ini akan menghadapi Idul Adha.
Meski begitu, Ketum IKAPPI Mansuri belum mau memberikan komentar soal sepak terjang Zulas. Ia mengaku ingin memberikan kesempatan kepada Zulhas untuk memperbaiki persoalan ini.
"Welcome to jungle, Pak Menteri. Berpihaklah kepada pedagang pasar tradisional, dan UMKM. Perkuat perdagangan dalam negeri," harapnya.
Pengamat Pangan dan Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai, persoalan harga pangan ini memang rumit. Karena terjadi secara global.
Menurut dia, salah satu yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah memberikan bantuan sosial, terutama untuk masyarakat kalangan bawah. (rm.id)
Nasional | 15 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 14 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu