Kita Bukan Indonesia 50 Tahun Lalu, Bye Bahan Mentah...
BALI - Perekonomian Indonesia kini sudah bergerak maju. Lewat program hilirisasi tambang, Indonesia mengucapkan selamat tinggal pada ekspor barang mentah.
Terbukti, kegiatan ini mampu menunjukkan hasil yang positif. Ekspor nikel yang sebelumya hanya mampu menjaring devisa 1,1 miliar dolar AS atau Rp 17 triliunan pada tahun 2017-an kini menjadi 20,9 miliar dolar AS atau Rp 323,82 triliun pada tahun 2021. Atau loncat dari Rp 17 triliun ke Rp 323,82 triliun.
Secara bertahap, pemerintah juga akan menyetop ekspor minerba dalam bahan mentah.
Perihal Indonesia yang bergerak maju ini, juga ditegaskan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, melalui akun Instagramnya.
"Jika Anda berpikir Indonesia masih seperti 8 tahun yang lalu, lupakanlah! This is The New Indonesia, yang tidak lagi bergantung pada komoditas bahan mentah," kata Luhut via Instagram, Minggu (13/11).
menjelaskan, ekonomi yang sudah dan akan terus bertransformasi menuju industri hijau, berkontribusi pada pengurangan karbon sebanyak 29 persen. Sehingga, bisa mewujudkan produk domestik brutto (GDP) per kapita lebih dari 10 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 154,94 juta di tahun 2030.
"Itulah visi Indonesia saat ini. Seperti di banyak kesempatan lainnya, saya mengajak para delegasi yang hadir di B20 Summit Dialogue 2022 pagi ini. Mulai dari pegiat bisnis dan ekonomi, para CEO, hingga investor baik dari dalam maupun luar negeri, untuk tidak ragu berinvestasi di Indonesia. Karena kita bukan lagi seperti Indonesia 50 tahun lalu, yang hanya menggali sumber daya alamnya, kemudian diekspor dalam bentuk mentah," papar Luhut.
Lulusan Terbaik Akabri tahun 1970 ini menekankan, kita sudah mengubah paradigma berpikir dan cara bekerja, melalui program hilirisasi sumber daya mineral.
Semua ini dilakukan, agar kekayaan alam kita memiliki nilai tambah bagi perekonomian negara.
Terpenting, kekayaan alam kita bisa dinikmati serta punya pengaruh yang signifikan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
"Kami juga akan selalu terbuka dan siap untuk berdiskusi, bernegosiasi, serta berkontribusi untuk pelestarian bumi yang adil dan berkelanjutan," pungkas Luhut. (AY/rm.id)
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu