TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Lawan Pengaruh China

G7 Siap Sawer Negara Berkembang Tp 800 T

Oleh: MEL/AY
Selasa, 28 Juni 2022 | 13:32 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (tengah) bersama para pemimpin G7 saat jamuan makan siang. (Ist)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (tengah) bersama para pemimpin G7 saat jamuan makan siang. (Ist)

JERMAN - Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) menjanjikan dana infrastruktur 600 miliar dolar AS (sekitar Rp 8.871 triliun) untuk negara berkembang mengatasi perubahan iklim. Inisiatif ini merupakan tandingan Barat terhadap kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) atau Jalur Sutra Baru China.

Beijing dituduh telah menjebak negara-negara berpenghasilan rendah ke dalam utang, lewat pinjaman dari program BRI. Langkah China untuk menjadi bagian penyokong dana BRI triliun dolar dianggap demi memperluas kekuatan perdagangan Negeri Tirai Bambu itu dengan Afrika, Asia, dan Eropa.

Dana G7 yang akan berfokus pada inisiatif iklim itu, termasuk investasi pada lahan tenaga surya senilai 2 miliar dolar AS di Angola, 320 juta dolar AS untuk pembangunan rumah sakit di Pantai Gading, dan 40 juta dolar AS untuk mempromosikan perdagangan energi regional di Asia Tenggara.

Dalam pertemuan pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Pegunungan Alpen Bayern, Jerman, Minggu (26/6), Presiden AS Joe Biden menegaskan, bahwa ini bukanlah bantuan atau amal.

“Ini investasi yang akan memberikan keuntungan bagi semua orang, termasuk warga Amerika dan rakyat semua negara. Ini akan meningkatkan ekonomi kita semua,” jelasnya.Topik invasi Rusia ke Ukraina mendominasi agenda tersebut. Pertemuan tersebut akan berlangsung tiga hari.

Ketua Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan, G7 menawarkan infrastruktur yang berkelanjutan dan berkualitas. Serta akan mendengarkan negara-negara penerima.

Sedangkan Kanselir Jerman Olaf Scholz menyampaikan optimismenya dalam menghadapi tantangan global utama yang diperburuk konflik Ukraina.

“Kami telah membahas bagaimana investasi secara global dalam energi netral iklim dan rendah karbon, termasuk gas, dapat membantu kami, sebagai tanggapan sementara terhadap penggunaan energi Rusia sebagai senjata,” terangnya.

Sesaat sebelum KTT dimulai, London mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Inggris, bersama AS, Jepang, dan Kanada, akan melarang impor emas dari Rusia. Ini demi memperketat dampak ekonomi dari sanksi terhadap Rusia.

Setelahnya, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mulai pertemuan puncak di Madrid, Spanyol, besok. Dalam pertemuan ini, peserta tidak hanya datang dari negara anggota NATO, tapi juga beberapa pemimpin negara Asia.

Tujuan diundangnya para pemimpin Asia ini disebut untuk menunjukkan persatuan demokratis melawan China dan Rusia. Ini adalah kali pertama KTT NATO melibatkan petinggi negara-negara di Asia. Yaitu Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, PM Jepang Fumio Kishida, Presiden Korea Selatan Yoon Seok-youl dan PM Selandia Baru Jacinda Ardern.

Dikutip Politico, kemarin, NATO dan para pemimpin Asia akan berkumpul dan membahas krisis Ukraina, melawan pengaruh China di kawasan serta mencari upaya melawan program nuklir Korea Utara. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo