Selamatkan Pilot Susi Air Dari KKB
Kredibilitas TNI-Polri Jadi Pertaruhan Di Mata Dunia
JAKARTA - Sudah sepekan lebih pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Merthens, disandera teroris Papua. Upaya penyelamatan masih on progress.
Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi memastikan Pemerintah Indonesia sangat serius menyelamatkan pilot Susi Air, Philips Mark Marten, yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua Pegunungan. Saat ini, Pemerintah sudah berhasil mengidentifikasi titik koordinat dan lokasi tempat penyanderaan.
“Sabar saja, mudah-mudahan (Philips Mark Marten) lekas tertangani dengan baik,” kata Masduki kepada wartawan, Jumat (17/2).
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, Pemerintah akan terus berusaha semaksimal mungkin melakukan penyelamatan terhadap sandera dengan pendekatan sifatnya persuasif.
Dia menegaskan, yang diutamakan dalam misi penyelamatan ini adalah keselamatan sandera.
“Penyanderaan warga sipil, dengan alasan apapun tidak dapat diterima. Sebab itu, upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera tetapi Pemerintah tidak menutup upaya lain,” kata Mahfud.
Menurutnya, Pemerintah menegaskan bahwa Papua bagian sah dari NKRI. Baik menurut konstitusi, hukum internasional, dan fakta yang sekarang sedang berlangsung.
"Maka Papua selamanya akan tetap menjadi bagian yang sah dari NKRI,” tandas Mahfud.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan, pihaknya masih menunggu Penjabat (Pj) Bupati Nduga, Namia Gwijangge bernegosiasi dengan KKB Papua yang menyandera Philips. Kata dia, Bupati minta waktu untuk negosiasi dengan kelompok KKB. “Ya kita tunggu dulu. Ya sudah kita penuhi permintaan Bupati Nduga,” ujar Yudo.
Komandan Korem (Danrem) 172/Praja Wira Yakthi, Brigjen Juinta Ontoh Sembiring mengungkapkan, TNI-Polri telah mengamankan Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, terkait operasi penyelamatan Marten.
“Bandara Paro telah diamankan personel Damai Cartenz dan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara,” ungkapnya.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen Saleh Mustafa mengatakan, jika pendekatan dialog atau soft approach gagal, jajarannya akan melakukan tindakan terukur.
Apabila tiba waktunya, TNI-Polri akan melakukan penegakan hukum secara terukur, terpilih dan terarah,” ucap Saleh.
Juru Bicara (Jubir) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom mengatakan, pilot pesawat Susi Air, Kapten Philips Mark Marten akan dimanfaatkan sebagai alat negosiasi politik.
Sebby mengaku, pihaknya akan bernegosiasi dengan Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru sebagai negara asal Philips untuk memuluskan jalan menuju Papua Merdeka.
“Pilot aman bersama TPNPB. Dia dijaga layaknya keluarga, karena kami lebih dekat dengan Selandia Baru dan Australia di pasifik,” kata Sebby.
Sebby menyampaikan, pemimpin TPNPB-OPM wilayah Nduga, Egianus Kogoya sudah menganggap Kapten Philips sebagai sahabatnya sendiri. Bila permintaan kelompoknya tidak dipenuhi Pemerintah Indonesia, Kapten Philips akan tinggal bersama Egianus Kogoya cs selamanya.
“Dia akan kami tahan, dan dia juga akan melatih anak-anak muda TPNPB untuk bawa pesawat dan helikopter,” ujar Sebby.
Netizen mengecam tindakan KKB yang hingga kini masih menyandera pilot Susi Air.
Akun @jefry_wnd mengunggah foto yang memperlihatkan kondisi pilot Susi Air Kapten Philip Max Marten baik-baik saja. Max dilayani dengan baik dengan diberikan celana, baju dan jaket milik Gen. Egianus Kogoya.
“Artinya, penyandraan terhadap pilot Susi Air oleh Gen. Egianus kogoya, dilakukan secara terhormat dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia sesuai dengan prinsip hukum internasional yang diatur dalam konvensi Jenewa,” katanya.
Akun @okyjellydrnk mengatakan, KKB sudah tahu konsekuensinya jika melakukan kekerasan terhadap pilot Susi Air. Namun, kalau KKB melakukan tindakan yang sama seperti mereka memperlakukan WNI, mereka bakal kena banned massal negara barat dan bakal dicekal.
“Disandera dan mendapat perlakuan baik, iya karena bule yang kamu sandera warga dari negara pendukung di balik layar gerakanmu. Coba kalau bukan, pasti sudah kamu bikin pindah alam sama seperti pekerja proyek tower tempo hari,” ungkap @Arie71733194.
Akun @RofiRois mengatakan, meski kondisi pilot baik-baik saja, penyanderaan tetap tidak bisa dibenarkan dan melanggar aturan. Karena penyanderaan adalah pelanggaran HAM, meskipun tujuan mereka benar menurut mereka. rm.id
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 20 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
Pos Tangerang | 23 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu