Bahas Proyek Kereta Cepat Dan IKN

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) baru China, Qin Gang, Rabu (22/2), menyambangi Presiden Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan, keduanya antara lain membahas pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Ibu Kota Negara (IKN).
Ini merupakan kunjungan resmi pertama Wolf Warrior- julukan Qin Gang ke kawasan Asia, setelah dilantik menjadi Menlu China, pada Desember 2022. Ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan ini, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
“Ini adalah kunjungan resmi pertama Menlu China ke kawasan kita, dan Jakarta untuk kali ini merupakan tujuan tunggal,” ungkap Retno seusai pertemuan.
Menurut Retno, Presiden Jokowi menyampaikan kepada Menlu Qin Gang mengenai pentingnya menggenjot kerja sama ekonomi. Pasalnya, China saat ini merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dan neraca perdagangan Indonesia-China semakin lama kian seimbang.
Pada pertemuan itu, Presiden Jokowi juga membahas beberapa kerja sama strategis yang perlu ditingkatkan di antara kedua negara.
“Yakni penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pembangunan green Industrial park di Kalimantan, pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara IKN), hingga hilirisasi industri yang tengah digencarkan Pemerintah Indonesia,” terang mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Belanda itu.
Menlu Qin Gang, diceritakan Retno, menyambut baik apa yang disampaikan Jokowi. Qin Gang yang merupakan mantan Dubes China untuk Amerika Serikat itu menyampaikan komitmennya untuk terus meningkatkan hubungan dan kerja sama ekonomi dengan Indonesia. Termasuk untuk memperbesar impor dari Indonesia, terutama untuk produk-produk pertanian.
Selain persoalan ekonomi, pertemuan Jokowi dengan Qin Gang juga membahas terkait perdamaian dan stabilitas di kawasan. Retno menyebut, Jokowi menyampaikan pentingnya Indonesia dan China menjadi motor perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Menurut Presiden, pembangunan ekonomi tidak akan dapat dilakukan tanpa adanya perdamaian dan stabilitas di kawasan.
“Dalam pertemuan tadi, Menlu Qin Gang menyampaikan dukungan kuat bagi keketuaan Indonesia di ASEAN,” tutur Menlu Retno.
Direktur Pusat Studi Asia Tenggara di Akademi Ilmu Sosial China di Beijing, Xu Liping menilai, kunjungan Qin Gang ke Indonesia memiliki makna strategis. Pertemuan akan memacu kedua negara untuk mengimplementasikan konsensus yang dicapai para pemimpin dalam membangun komunitas masa depan bersama dan Jalur Sutera Maritim Abad 21, serta memperdalam kerja sama praktis di segala bidang.
Indonesia dinilai tempat Presiden China Xi Jinping mengusulkan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 untuk pertama kalinya pada Oktober 2013.
“Memfasilitasi kerja sama lebih lanjut, sangat signifikan bagi China dan Indonesia,” kata Xu kepada Global Times.
Menurut Direktur Pusat Riset Keamanan Maritim China-ASEAN di Universitas Guangxi, Ge Hongliang, kunjungan Qin Gang ke Indonesia akan memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Ge menilai, pada isu Laut China Selatan, China dan negara-negara ASEAN sedang bernegosiasi untuk mengadopsi Code of Conduct (COC) Laut China Selatan. Situasi saat ini, katanya, semakin rumit dengan campur tangan dari luar, terutama dari AS.
“Sementara China dan negara-negara kawasan bekerja untuk mengesampingkan perbedaan, AS telah meningkatkan campur tangan dengan masalah terkait,” kata pengamat itu.
Ge menganalisa, meningkatnya gangguan dari AS dapat menghambat upaya negara-negara kawasan dalam membangun Laut China Selatan sebagai kawasan yang damai. Selain itu, AS yang menghasut konfrontasi dan menarik negara-negara menjadi kotak-kotak kecil di kawasan Indo-Pasifik telah meningkatkan ketegangan di kawasan.
“Dengan latar belakang seperti itu, perlunya hubungan yang lebih dekat antara China dan anggota ASEAN dalam mengelola sengketa terkait Laut China Selatan,” ujar Ge.
Untuk diketahui, belakangan ini, Menlu Qin Gang aktif menjalin hubungan dengan banyak negara. Belum lama ini, ia baru menyelesaikan tur ke beberapa negara Afrika.
Ia juga telah melakukan diskusi melalui telepon dengan Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra dan Menteri Luar Negeri Argentina, Santiago Cafierro.
Qin tancap gas untuk mencapai target kerja sama ekonomi dengan negara sahabat. rm.id
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 13 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 8 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu