TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers
Pakai TelePetugas

Kemenkes Terus Pantau Makanan Jemaah Haji, 25 Sampel Tak Laik Konsumsi

Reporter: AY
Editor: admin
Jumat, 01 Juli 2022 | 06:30 WIB
Makanan untuk Jamaah Haji Indonesia. Foto ; Istimewa
Makanan untuk Jamaah Haji Indonesia. Foto ; Istimewa

MEKAH - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan makanan jemaah haji asal Indonesia aman untuk dikonsumsi. Secara real time, setiap harinya semua petugas kloter melaporkan hasil pemeriksaan terhadap makanan yang akan dikonsumsi jemaah setiap pagi, siang, dan malam ke dashboard TelePetugas.


Aktivitas ini menjadi early warning system bagi terjaminnya keamanan makanan untuk 100.051 jemaah haji yang terbagi atas 243 kloter di 40 maktab, di Mekah selama operasional haji di 2022.


“Melalui sistem ini, memudahkan petugas melakukan pengawasan makanan bagi jemaah haji. Makanan yang tidak laik makan, akan langsung diintervensi petugas,” jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Budi Sylvana, di Mekah, Kamis (30/6), seperti keterangan Kemenkes.

Budi menjelaskan, intervensi dilakukan secara bertahap. Intervensi awal dilakukan dengan menghubungi Tenaga Kesehatan Haji (TKH) untuk melakukan konfirmasi dan memastikan jemaah tidak mengkonsumsi makanan yang tidak laik dikonsumsi. Tahapan selanjutnya dilakukan melalui pemeriksaan langsung yang dilakukan tim sanitasi dan food security bersama tim catering Kementerian Agama langsung kepada katering dimaksud.

“Untuk makanan yang hasilnya baik, tentunya kita tidak lakukan intervensi,” tambah Budi.
Setiap harinya, TKH kloter akan melakukan input data hasil pemeriksaan terhadap makanan yang akan dikonsumsi jemaah, di setiap waktu makan pagi, siang, dan sore. Ada empat indikator dalam penilaian makanan jemaah haji, yaitu nasi atau lauk basi, makanan mentah, makanan berubah warna, dan makanan berubah rasa.

“Laporan yang paling sering ditemui adalah nasi yang kurang matang atau ngletis,” ungkap Ade Mashuri, Tim Sanitasi dan Food Security Daker Mekah.
Selama masa operasional haji, sampai Kamis (30/6) pukul 13.00 waktu setempat, sebanyak 1.616 sampel makanan yang telah diperiksa dan diinput datanya oleh TKH. Dari jumlah tersebut, sebanyak 25 sampel yang tidak laik untuk dikonsumsi, dan dilakukan intervensi.

“Rekomendasi agar pemasakan lebih lama dan menambahkan jumlah air, agar nasi lebih empuk,” tambah Ade.

Rekomendasi lain yang juga diberikan, lanjut Ade, adalah jeda waktu antara pemasakan dan distribusi makanan maksimal 6 jam. Serta dalam proses penyimpanan disimpan dalam box heater (lemari pemanas makanan) agar kualitas makanan tetap terjaga sesuai rekomendasi kesehatan lingkungan. (US/AY/rm.id)

Komentar:
ePaper Edisi 09 Mei 2025
Berita Populer
01
Juara Liga Italia 2025 Napoli Ditantang Genoa

Olahraga | 1 hari yang lalu

02
Golek Buta FC Bukan Tim Kaleng-kaleng

Olahraga | 2 hari yang lalu

05
07
Lokasi SIM Keliling Tangsel Sabtu 10 Mei 2025

TangselCity | 2 hari yang lalu

08
Ajang Dejan FC Panaskan Mesin Songsong Liga 3

Olahraga | 1 hari yang lalu

09
10
2 Lokasi SIM Keliling Depok Sabtu 10 Mei 2025

Nasional | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit