Ujang Komarudin Bicara Penundaan Pemilu & Pilpres
Prabowo-Ganjar Di Tangan Mega
JAKARTA - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dijodoh-jodohin jadi pasangan capres dan cawapres usai melakukan panen bersama Presiden Jokowi, di Kebumen, Jawa Tengah, pekan lalu. Mungkinkah kedua tokoh yang selalu bertengger di papan survei capres itu "kawin"? Ada banyak faktor yang menentukan. Salah satunya, tergantung keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Analisis tersebut dikatakan Direktur Eksekutif Political Review (IPR) Ujang Komarudin saat menjadi menyambangi kantor Harian Rakyat Merdeka, di Gedung Graha Pena, Jakarta, kemarin. Dosen Ilmu Politik Universitas Al-Azhar Indonesia ini hadir sebagai narasumber Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group).
Kepada para peserta, Ujang menyampaikan berbagai analisa mengenai peta politik terkini. Mulai dari isu penundaan pemilu, sampai dengan duet Prabowo dan Ganjar.
Ujang menilai, Prabowo-Ganjar adalah pasangan ideal. Dalam survei, elektabilitas keduanya masuk tiga besar bersama Anies Baswedan. Hanya saja, ada sejumlah tantangan agar kedua pasangan ini bisa naik ke pelaminan.
Menurut Ujang, Gerindra dan PKB saat ini memang dalam satu koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Hanya saja, koalisi ini seperti jalan di tempat. Belum ada deklarasi capres. Prabowo seperti masih ragu untuk menentukan sikap.
Eks Danjen Kopassus itu masih dilema sebab partainya sendiri tidak bisa mengusulkan capres tanpa adanya koalisi dengan PKB. Sementara, jika Prabowo duet dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, peluang untuk menang sangat kecil.
Di sisi lain, Ujang juga menilai PKB mulai gusar dengan isu Prabowo duet dengan Ganjar yang santer diberitakan.
"PKB sudah mengancam. Prabowo-Ganjar ini bisa bikin PKB hengkang dari koalisi dengan Gerindra," kata Ujang.
Namun, menurut Ujang, pasangan Prabowo-Ganjar juga sulit direalisasikan jika Mega belum memberikan restu.
"Jadi atau tidaknya duet ini ada di tangan Mega," ungkapnya.
Ujang juga membahas soal isu penundaan pemilu. Menurut dia, jadi atau tidaknya pemilu berada di tangan Mega.
"Kuncinya ada di Mega, ketika PDIP kuat kokoh menolak penundaan pemilu, maka partai lain juga nggak jadi itu. Seperti dulu penolakan masa jabatan presiden 3 periode. Kalau PDIP konsisten, saya yakin tidak terjadi," ujarnya.
Sementara, Politisi Senior PDIP, TB Hasanuddin mengatakan, terkait ramai usulan Prabowo-Ganjar, PDIP hanya akan mengusulkan kadernya jadi capres. Bukan cawapres.
Namun, dia menegaskan, hingga saat ini belum ada keputusan siapa yang diusung partai menjadi capres.
“Semua menunggu keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri,” ujarnya.
Sementara, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Dasco mengatakan, hasil Rapimnas Partai Gerindra menetapkan Prabowo menjadi capres.
"Ya saya pikir kan semua memang memiliki planning masing-masing. Kalau PDIP punya planning demikian, ya Gerindra juga punya planning sesuai mekanisme yang ada," ujar Dasco.
Dasco mengatakan partainya semangat untuk mengusung Prabowo sebagai calon presiden. di 2024.
"Saya pikir kan yang namanya politik saat ini kita di Gerindra sedang semangat-semangatnya dan amanat rapimnas Pak Prabowo calon presiden," ungkap Dasco. rm.id
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu