Penemuan 15 Senjata Di Rumah Dito Mahendra
Bekas Ajudan Nurhadi Bakal Segera Diperiksa
JAKARTA - KPK menemukan 15 senjata api saat menggeledah kediaman Dito Mahendra. Senjata itu diduga untuk pengamanan Nurhadi, saat menjabat Sekretaris Mahkamah Agung (MA).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal (Brigjen) Ahmad Ramadhan menyatakan, penelusuran langsung dilakukan setelah menerima senjata-senjata itu dari KPK.
Mulai jenis dan tipe, satuan yang menggunakannya, hingga identitas personel yang memegangnya.
“Dari situ kita bisa peroleh keterangan soal peruntukkan senjata senjata tersebut,” kata Ramadhan.
Ia menolak membeberkan siapa yang bertanggung jawab atas senjata-senjata itu.
"Pada pokoknya, asal-usul senjata masih didalami. Nanti hasilnya disampaikan secara menyeluruh. Tidak sepotong-sepotong,” elaknya.
Sebagai pejabat penting di lingkungan lembaga yudikatif, Nurhadi berhak mendapat pengawalan dari kepolisian. Selama dinas, Nurhadi memperoleh pengawalan dari personel Brigade Mobil (Brimob).
“Pasti seluruh mantan ajudan atau adc dari yang bersangkutan sudah diidentifikasi untuk diklarifikasi soal senjata yang digunakan,” kata Ramadhan.
Belasan senjata itu ditemukantanpa sengaja. Ketika KPK menggeledah rumah Dito Mahendra, saksi kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Nurhadi.
Penggeledahan dilakukan pada 13 Maret 2023. Sasarannya rumah Diton di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Penggeledahan berkaitan dengan perkara yang saat ini sedang diselesaikan KPK terkait dengan korupsi dan TPPU dengan tersangka NHD (Nurhadi),” ujar Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri.
Senjata yang ditemukan terdiri dari 5 pucuk pistol Glock, 1 pucuk pistol Smith & Watson, 1 pucuk pistol Kimber Micro. Sisanya senjata laras panjang.
Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur mengungkapkan senjata-senjata itu ditemukan di ruang khusus di rumah Dito.
“Saya kebetulan juga ada di sana. Itu betul dalam sebuah ruangan ditemukan ada 15 pucuk itu lengkap dengan amunisinya, senjata api, peluru tajam,” kata Asep.
Sebenarnya kedatangan penyidik KPK bukan untuk mencari senjata. Melainkan mencari bukti pencucian uang Nurhadi. Hanya saja, keberadaan senjata api itu menarik perhatian penyidik KPK. Sehingga, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Badan Intelijen Kepolisian (BIK) dan Polres Jakarta Selatan.
“Kemudian datang tim dari BIK. Kemudian akan dipilah oleh BIK, nanti dilihat yang ada izinnya, kemudian masih berlaku tentunya itu ada aturan sendiri,” kata Asep.
Jika senjata-senjata itu tidak berizin, pemiliknya bisa dijerat Undang-Undang Darurat.
"Itu sudah diserahkan kepada Mabes Polri dan informasi yg kami terima ditangani di Mabes Polri,” kata Asep.
Sebelumnya, Dito Mahendra sudah pernah diperiksa penyidik KPK pada Senin (6/2/2023). Saat itu, dia ditanya soal transaksi jual beli mobil mewah keluarga Nurhadi. Juga aliran uang yang diduga berasal suap penanganan perkara yang diterima Nurhadi. rm.id
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Galeri | 11 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu