TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Simalaka Media Sosial Bagi Pendidikan: Membunuh Atau Membuat Tumbuh?

Oleh: Alpan khoyali
Minggu, 16 April 2023 | 07:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

MEDIA sosial adalah suatu platform dengan fasilitas yang membuat penggunanya dalam hal ini masyarakat dapat melakukan aktivitas sosial secara tidak langsung. Dalam media sosial banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat seperti berkomunikasi, membagi pengalaman, mencari kesenangan dan banyak hal lainnya. Media sosial menjadi salah satu prioritas bagi masyarakat saat ini, terlebih dengan perkembangan teknologi informasi yang lebih memudahkan seluruh masyarakat yang ada di dunia.

Semua orang dapat memahami media sosial sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Tetapi tentunya di balik kemajuan teknologi ada kemerosotan akhlak atau pribadi manusia yang dimana teknologi bisa membuat yang jauh menjadi dekat tapi membut yang dekat menjadi jauh. 

Efek negatifnya juga yaitu arus informasi yang begitu cepat tanpa ada filter yang menyebabkan informasi yang seharusnya belum layak untuk diterima oleh anak-anak namun bisa didapatkan secara mudah. Hal semacam ini juga menjadi sebuah efek negatif dari media sosial terlebih dalam dunia pendidikan.

Jika secara keseluruhan pendidikan yang ada membebaskan peserta didik dalam penggunaan media sosial tentu dampak bagi pemahamanya akan berkurang. Karena dapat dengan mudah mencari apa yang dipertanyakan tanpa perlu berfikir lebih jauh lagi. Meski demikian tak dapat dipungkiri bahwa  media sosial mengambil peran yang sangat besar dan penting diabad 21 ini berkembang pesatnya kemajuan alat-alat komunikasi dan pemikiran manusia menimbulkan suatu ekosistem baru bagi manusia. 

Media sosial atau dunia maya yang kita ketahui bersama bahwa kita bebas mau melakukan apapun, mau mengekspresikan diri kita tanpa takut ataupun malu. Tentunya dengan arus informasi yang sangat cepat ini membawa dampak baik dan buruk bagi kehidupan kita sehari-hari. 

Sekarang kita masih berada diera 4.0 yang mana diera ini semua serba digital. Dan memang dapat kita lihat dalam keseharian kita bahwa entah itu pekerjaan dan sebagainya lebih banyak menggunakan media sosial, bahkan itu untuk makan, minum dapat digunakan dan dipermudah dengan media sosial yang ada, kita hanya perlu memesannya kemudian menunggu untuk diantarkan.
Maka dari itu kita sebagai kaum milenial harus mampu mengambil peluang dan memanfaatkannya  demi kebaikan kita keluarga, masyarakat, bahkan bangsa kita yang besar ini.

Sebagai instansi pencetak generasi penerus bangsa tentu peran pendidikan sangat mempengaruhi peserta didik tentunya dalam penggunaan sosial media. Selanjutnya kita akan bahas lebih spesifik atau kita kerucutkan masalahnya tentang implikasi media sosial tersebut dibidang Pendidikan. Seperti yang kita semua tahu bahwa zaman sekarang kalau tidak menggunakan hp atau laptop itu seperti ada yang kurang dalam hidup kita. Saking begitu pentingnya sampai-sampai hp atau media sosial ini bisa kita ibaratkan seperti sumber kehidupan kita. Lucu juga ya?
Tentunya dalam dunia pendidikan media sosial ini memberikan banyak sekali kemudahan baik itu untuk pelajar maupun guru sebagai mana kita tahu, kalau dulu sebelum memakai media sosial ini mungkin metode pembelajaran agak kurang menarik di mata siswa atau mahasiswa.

Dibandingkan sekarang bahwa dengan adanya media sosial ini proses belajar mengajar lebih terasa menarik. Menurut saya kemajuan teknologi khususnya media sosial ini juga menjadi sebuah acuan mungkin dalam pembentukan kurikulum merdeka belajar di mana dengan adanya media sosial dan internet ini kita bisa belajar di mana saja dan kapan saja tentunya. 

Dan untuk hal manfaatnya sangat luar biasa dalam memaparkan materi serta teori-teori yang ingin diketahui dengan cepat. Sudah banyak ditemui dalam media sosial ilmu apapun yang dibutuhkan baik dari jenjang pendidikan PAUD hingga perguruan tinggi. Tapi ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan juga dalam dunia pendidikan entah itu SD, SMP, SMA  maupun perguruan tinggi yaitu penggunaan media sosial dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun cepatnya akses untuk mengetahui dan mencari teori tapi itu akan sangat berdampak terhadap beberapa hal yaitu: pemahaman, rasa peduli, serta kebiasaan menggunakan media sosial yang terlalu mencolok akan mempengaruhi pemahaman

Semakin sering peserta didik menggunakan media sosial maka guru akan kurang berperan karena setiap yang ingin diketahui sudah dicari di media sosial. Entah itu mereka pahami atau tidak. 
Kemudian media sosial juga akan mempengaruhi rasa peduli peserta didik terhadap pembelajaran dan pemahaman sebagai mana yang terjadi bahwa ketika media sosial menjadi pemenang dalam hal apapun maka hal yang paling penting akan dilupakan. Seperti ketika belajar bersama atau berdiskusi satu di antara yang lain pasti ada saja yang terfokus pada HP dan sedang menjelajahi media sosial.

Kemudian mengabaikan yang lain karena hal itu. Kebiasan, bukan hal yang dapat dielakkan lagi bahwa ketika kita mendapatkan sesuatu yang instan akan lebih kita sukai dari pada bekerja keras. Dalam hal ini kebiasaan peserta didik juga dipengaruhi oleh media sosial.
Contohnya dalam ujian dan semacamnya sebagian dari peserta didik yang candu akan cepat lebih memilih media sosial sebagai partner ujiannya untuk menyelesaikan ujian tersebut secara cepat. Untuk meminimalisir hal itu tentunya pihak sekolah dan guru yang akan berperan penting untuk menciptakan aturan-aturan agar pada saat peroses pembelajaran tidak terganggu oleh penggunaan HP dan sosial media.

Dalam hal itu bisa dikatakan bahwa pengetahuan yang kita cari di media sosial akan mengalahkan pikiran kita dalam pikiran sebab kesempatan untuk berpikir akan sedikit karena lebih memilih jalan yang cepat. Seperti yamg di ungkapkan oleh Albert Einstein bahwa “Imajinasi lebih penting dari pada pengetahuan. Pengetahuan terbatas, sedangkan imajinasi mencakup seluruh dunia, menstimulasi kemajuan dan melahirkan evolusi.”

Dalam hal ini perlu disadari bahwa ketika kita berpikir berat akan menciptakan sesuatu yang luar biasa. Dengan banyak menggunakan pemikiran tentu hal itu akan mengasah pemikiran, kemampuan, serta kebiasaan dalam menghadapi segala sesuatu yang ada. Beda halnya dengan ketika kita lebih memilih untuk menyelesaikan tugas atau pertanyaan hanya dengan mencari dan mengambil jawaban dari media sosial atau copy paste itu tidak akan menjamin bahwa kedepannya ketika kita dihadapi dengan hal yang tidak pernah kita rasakan bagaimana akan bersikap??? Apakah kita mampu untuk menghadapi hal itu tanpa bantuan media sosial??? 

Jawabannya tentu tidak, sebab hal semacam ini duIunya kita selesaikan dengan berpatnerkan media sosial yang cepat tanpa memikirkan benar salahnya serta paham tidaknya.
Albert Einstain mengungkapkan dua kalimat yang akan membawa kita pada hakikatnya bekerja keras dan cerdas itu akan lebih bermakna dari pada kerja cepat namun instan,
Pertama yaitu: “Beri nilai dari usahanya bukan dari hasilnya” dari disini dapat kita petik bahwa peroses yang kita jalani dengan susngguh-sungguh dan kerja penuh akan lebih menjadikan kita orang kedepannya karena proses adalah bagaimana kita berusaha sedangkan hasil adalah hadiah dari usaha itu sendiri.maka dari itu ungkapan kedua berbunyi: “Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna”.

Dengan kata lain jika kita berguna itu sudah mampu dikatakan berhasil akan tetapi jika kita berhasil tapi tidak berguna maka itu juga bisa di katakan gagal. Mari dengan perkembangan tekhnologi yang pesat ini kita ciptakan peluang menjadi orang yang berguna terlebih dalam dunia pendidikan. dengan memanfaatkan media sosoial sebaik mungkin dan secerdas mungkin. Untuk membentuk generasi berikutnya lebih cerdas dan mampu memajukan dan bersaing pada tahun berikutnya. Terlebih pada tahun mendatang yang pastinya akan lebih menantang lagi.

Dengan fungsinya sebagai media informasi dan komunikasi media sosial tak jarang kita temukan bahwa semua kalangan lebih banyak menjadikan media sosial tersebut sebagai kehidupanya. Perubahan kebiasaan hidup yang begitu berbeda dapat kita rasakan sehari-harinya.
Terlebih pada anak usia sekolah. Bisa dibilang bangun hingga tidur lagi dunianya adalah media sosial. Hal itu dapat dikurangi dengan mengalihkan dan meminimalisir tingkat penggunaan media sosial dari hal yang tidak bermanfaat.

Yang paling banyak kita rasakan dari hal tersebut adalah media sosial digunakan untuk ajang pamer. Sehingga banyak sekali dampak negatif yang dihasilkan. Seperti pertengkaran, pembuliyan,pengancaman, dll sebagainya. Relevansi pendidikan sangat penting untuk mengubah kebiasaan dan meminimalisir tingkat kekerasan atau dampak negatif tersebut.

Dengan implikasi teori pembelajaran serta kegiatan suatu instansi pendidikan kedalam media sosial yang bersifat positif untuk memberikan edukasi terhadap orang lain. Hal itu juga dapat memberikan peluang bagi sekolah,peserta didik serta orang-orang yang berperan untuk menikmati indahnya berbagi, peluang dikenal dengan hal positif serta memungkinkan menghasilkan pundi rupiah. selain itu tentu kita juga harus turut terjun untuk mensosialisasikan media sosial sebagai platform yang sangat berguna bagi diri sendiri dan orang banyak.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo