APBN Surplus 128 T, Uang Mudik Muter 92 T
Ekonomi Pulih Atas-Bawah
JAKARTA - Ramadan dan Lebaran tahun ini benar-benar membawa berkah. APBN yang beberapa tahun lalu sempat oleng dihajar Covid-19, kini mulai membaik, bahkan surplus hingga Rp 128 triliun. Di masyarakat, perputaran ekonomi selama Ramadan hingga menjelang Lebaran juga meningkat. Daya beli meningkat, hingga uang mudik yang muter capai Rp 92 triliun. Ini jadi pertanda, kalau ekonomi pulih atas-bawah.
Kabar surplusnya APBN itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April 2023, yang disiarkan secara online, kemarin. Sri Mul mengatakan, APBN mengalami surplus per Maret 2023. Besarannya Rp 128,5 triliun atau 0,61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Surplus APBN ini, artinya pendapatan atau penerimaan lebih besar dibanding jumlah pengeluaran atau belanja pemerintah.
Pendapatan negara sampai akhir Maret 2023 tercatat Rp647,2 triliun atau tumbuh 29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, atau 26,3 persen dari total target APBN 2023. Pendapatan itu berasal dari pajak, bea dan cukai, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sedangkan belanja negara mencapai Rp 518,7 triliun sampai Maret 2023. Realisasi itu tumbuh 5,7 persen secara year on year.
"Kita telah membelanjakan Rp518,7 triliun atau 16,9 persen dari total belanja yang ada dalam UU APBN," jelasnya.
Selain mengalami surplus, Sri Mulyani mengatakan APBN turut mencatat keseimbangan primer yang positif sebesar Rp 139,6 triliun. Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Selain APBN yang sehat, pulihnya ekonomi juga tampak dalam perputaran uang selama musim Lebaran. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi perputaran uang selama musim mudik mencapai Rp 92,3 triliun. Hal itu melihat animo masyarakat yang sangat tinggi untuk melakukan perjalanan tahun ini.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang mengatakan, prediksi dibuat dengan beberapa perhitungan. Pertama, prediksi Kementerian Perhubungan bahwa pemudik tahun ini akan tembus 123,8 juta orang, naik 14,2 persen dibanding tahun lalu.
Dengan jumlah pemudik yang besar itu, asumsi perputaran uang selama libur Lebaran mencapai Rp 92,3 triliun tersebar di seluruh pelosok tanah air. "Jumlah tersebut dihitung dari jumlah pemudik sebesar 123,8 juta orang atau setara dengan 30.752.000 keluarga," kata Sarman dalam keterangan tertulis, kemarin.
Perhitungan kedua didasarkan pada rata-rata jumlah uang sebesar Rp 3 juta yang akan dibawa keluarga pemudik. Jumlah itu akan menyebar ke berbagai sektor usaha transportasi, kuliner, hotel/penginapan, restoran, kafe, destinasi wisata, souvenir, hingga produk unggulan lainnya di daerah.
"Ini dihitung rata-rata paling minimal. Jadi masih berpeluang di atas itu," tuturnya.
Perputaran uang itu 62,5 persen dinilai akan berputar di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta , Banten dan Jabodetabek dengan jumlah pemudik sebanyak 77,3 juta orang yang berkeliaran di daerah itu.
Sementara itu, 37,5 persen lainnya akan menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Bali/NTB, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua. Sarman berharap potensi perputaran yang cukup besar tersebut bisa membuat ekonomi daerah makin produktif dan bergairah.
Kami harap ini akan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah sehingga target pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 sebesar 5 persen diharapkan dapat tercapai," tuturnya.
Direktur Segara Institut Pieter Abdullah Redjalam mengatakan, dampak libur Lebaran ini bisa meningkatkan ekonomi nasional secara signifikan. Menurut dia, konsumsi rumah tangga selama Lebaran bisa membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,25 persen dalam skenario optimis.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyampaikan hal serupa. Kata dia, membaiknya perekonomian terlihat dari indikator cadangan devisa. Data terakhir menunjukkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2023 mencapai 145,2 miliar dolar AS. Angka devisa tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Februari 2023 sebesar 140,3 miliar dolar AS.
Peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Di saat yang bersamaan, nilai inflasi juga berada pada level yang relatif terjaga. Meskipun ada tren peningkatan yang disumbang oleh bulan Ramadan, tapi kalau dilihat secara tahunan peningkatan nilai inflasi di bulan Maret relatif lebih rendah jika dibandingkan Februari.
Yusuf menjelaskan, kedua data indikator ini mendorong masuknya kapital dari luar untuk kemudian menopang penguatan nilai tukar rupiah. "Artinya menunjukkan bahwa investor kembali percaya terhadap kondisi pasar keuangan di dalam negeri dan juga kondisi fundamental ekonomi Indonesia," kata Yusuf, kemarin.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan hal serupa. Kata dia, kondisi ekonomi Indonesia tetap resilien atau tangguh pada 2023, meski Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8 persen untuk 2023
Kata dia, kegiatan ekspor terlihat melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global, terutama di AS dan Uni Eropa. Namun, ada pergeseran sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sektor eksternal ke domestik.
Menurut Andry, saat ini konsumsi rumah tangga Indonesia telah membaik seiring dengan menurunnya tingkat inflasi. Covid-19 yang semakin terkendali dengan menurunnya defisit ke bawah 3 persen lebih cepat dari target akan memberikan ruang bagi pemerintah untuk kembali ke kebijakan pro-pertumbuhan. Termasuk persiapan Pemilu 2024.
“Hal ini ditopang oleh peningkatan anggaran infrastruktur dalam APBN 2023, kelanjutan Proyek Strategis Nasional, proyek hilirisasi, dan pembangunan ibu kota negara baru,” pungkasnya. (RM.id)
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 8 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 18 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu