Imbas Cuaca Panas Ekstrem
Kalau Harga Pangan Naik, Masyarakat Jangan Kaget
JAKARTA - Pemerintah meminta semua pihak bersiap mengantisipasi potensi kenaikan harga pangan, imbas dari cuaca panas ekstrem. Pasokan pangan impor bisa berkurang, harga juga melonjak.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan sejumlah bahan pangan yang tidak impor dalam kondisi aman.
“Stok yang dari impor saja yang berkurang. Sedangkan yang tidak impor, semua tersedia,” kata Zulhas-sapaan Zulkifli Hasan, di Lampung Tengah, kemarin.
Zulhas mengingatkan, dengan cuaca ekstrem seperti El Nino ini, akan berpengaruh pada produksi bahan pangan. Produksi bahan pangan diprediksi akan menurun signifikan.
Bawang putih di China harganya sudah dua kali lipat dibandingkan harga normal,” katanya.
Dengan demikian, dipastikan hukum pasar akan berlaku, yakni pasokan menurun membuat harga meningkat.
“Mungkin harga akan meningkat, masyarakat jangan kaget,” warning Zulhas.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, kenaikan harga pangan tersebut terjadi akibat berkurangnya produksi karena musim kemarau di sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.
Gula, bawang putih, sekarang telur yang harganya naik. Ini yang harus kita antisipasi, harus bersiap karena harga mulai mahal dan pasokan agak berkurang,” ujar Zulhas, mewanti-wanti.
Zulhas memastikan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mencari jalan supaya berkurangnya pasokan bahan pangan ini tidak terlalu berpengaruh pada kenaikan harga.
Kendati begitu, kata Zulhas, kondisi cuaca di Benua Amerika tidak se-ekstrem di Asia. Jadi, ada beberapa komoditi impor yang tidak akan mengalami kenaikan harga.
“Di Amerika tidak ada El Nino. Harga gandum dan kedelai stabil,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah mewanti-wanti untuk menghadapi El Nino yang secara luas akan berdampak pada inflasi.
Luhut meminta seluruh kementerian/lembaga terkait juga Pemerintah Daerah mulai bersiap sejak dini. Memperhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk 8 tahun lalu tidak terulang kembali.
Setidaknya sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino,” ujarnya.
Belajar dari pengalaman 2015 yang terjadi di Indonesia, El Nino berpotensi menyebabkan dampak kekeringan yang luas dan juga kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah.
Berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF), hal ini berkorelasi terhadap turunnya produksi pertanian dan pertambangan.
Belum lagi dampak luas terhadap inflasi Indonesia dikarenakan besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini terjadi karena diperkirakan 41 persen lahan padi mengalami kekeringan ekstrem di tahun tersebut.
Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nyoto Suwignyo mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah dalam mengantisipasi El Nino dengan meningkatkan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) komoditas pangan strategis.
Upaya meningkatkan CPP terus dilakukan, termasuk dengan mengoptimalkan peran BUMNPangan, yaitu Perum Bulog dan Holding Pangan ID Food. Bulog fokus menyiapkan cadangan untuk beras, jagung dan kedelai.
Sedangkan ID Food menyiapkan cadangan pangan, seperti gula, bawang, cabe, daging sapi, daging ayam, telur, serta ditambah minyak goreng dan ikan,” ujarnya
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 18 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 13 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu