Golkar Ogah Buru-buru Tetapkan Koalisi Pilpres
Nurul Arifin: Golkar Masih Punya Waktu Buat Berpikir
JAKARTA - Wacana koalisi partai politik untuk mengusung pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) 2024, semakin ramai.
Hampir setiap hari, ada saja pertemuan pimpinan partai-partai yang diiringi wacana perjodohan bakal Capres- Cawapres.
Namun, menurut Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Golkar tidak perlu terburu-buru berkoalisi untuk menetapkan Capres-Cawapres.
Hal itu disampaikan Aburizal setelah memberikan Golkar Media Awards 2023 kepada kader Golkar yang ada di DPR, DPRD dan pimpinan DPD Golkar seluruh Indonesia, Sabtu (10/6), di Jakarta.
Sampai saat ini, Aburizal mengingatkan, belum ada pasangan Capres-Cawapres yang pasti. “Kita tahu, Capres-Cawapres itu baru resmi setelah ditandatangani dan pakai kop surat KPU pada 25 November 2023,” ucapnya.
Berarti, lanjutnya, masih ada waktu sekitar lima bulan lagi untuk menetapkan koalisi. Saat ini, belum ada satu pun koalisi yang pasti, untuk menetapkan Capres-Cawapres. “Masih banyak waktu, tidak perlu buru-buru,” saran politisi senior Golkar ini.
Aburizal mencontohkan, penentuan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin saja, menjelang batas waktu pendaftaran Capres-Cawapres 2019. Begitu pula Prabowo-Sandiaga Uno.
Berikut wawancara dengan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin mengenai hal tersebut.
Kenapa Partai Golkar terlihat santai saat wacana koalisi semakin ramai?
Karena, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar tidak ingin emosional, tidak mau grasa grusu dalam memutuskan Capres-Cawapres dan koalisi partai pengusungnya.
Kenapa Golkar tidak bergegas saja memastikan koalisi?
Waktu pendaftaran Calon Presiden-Calon Wakil Presiden di KPU masih cukup lama, yakni pada pertengahan Oktober sampai November 2023.
Sebentar lagi dong?
Masih ada waktu bagi partai politik seperti Golkar untuk berpikir, sebelum menentukan pasangan Capres- Cawapres dalam sebuah koalisi.
Apakah Golkar tidak khawatir ditinggal partai lain dalam membentuk koalisi?
Golkar sebagai partai tengah, sangat terbuka dan diterima siapa pun tanpa resistensi. Ini mungkin yang membuat partai lain tidak alergi kepada Golkar.
Golkar bisa membentuk koalisi baru, seperti yang disampaikan Airlangga Hartarto itu ya?
Istilah Djie Sam Soe, artinya dua, tiga, empat. Artinya, koalisi bisa seperti itu komposisinya.
Apakah tidak kebanyakan jika ada lebih dari dua koalisi, yang mengusung lebih dari dua pasang Capres-Cawapres?
Dengan lebih banyak pasangan Calon Presiden- Calon Wakil Presiden, publik jadi bisa melihat lebih banyak pembelajaran politik, lebih leluasa dalam memilih.
Pilpres berpotensi dua putaran dong?
Seandainya Pemilihan Presiden 2024 berlangsung dua putaran, itu sudah diatur dalam undang-undang. Jadi, kenapa tidak.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 12 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 22 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 22 jam yang lalu