SBY Khawatir, Cawe-Cawe Munculkan Abuse of Power, Jokowi Bilang Begini
JAKARTA - Presiden Jokowi menyampaikan tanggapannya, soal pemikiran Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang mengkhawatirkan adanya abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan serta penggunaan fasilitas negara, dalam memenangkan kandidat Capres tertentu.
Hal ini dinyatakan SBY, merespons niatan Jokowi cawe-cawe di Pemilu 2024.
"Sudah berulang kali saya sampaikan, penyelenggara Pemilu adalah KPU. Pemerintah hanya sebatas memberikan dukungan, baik dalam hal keamanan, distribusi logistik," kata Jokowi dalam konferensi pers sebelum kunjungan ke Australia, di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin (3/7).
Yang paling penting, tegas Jokowi, adalah memastikan netralitas TNI, Polri, ASN, dan birokrat kita.
"Jadi, tidak usah ada kekhawatiran mengenai hal itu," ujar Presiden RI ke-7 itu.
Sekadar informasi, pada 26 Juni 2023, SBY meluncurkan buku berjudul Pilpres 2024 & Cawe-Cawe Presiden Jokowi.
SBY mengatakan, buku setebal 24 ditulis, agar Jokowi tidak melakukan kesalahan yang serius.
Bagi mereka yang membantu dan mengawal Pak Jokowi, bantu dan kawallah secara benar. Setelah tanggal 20 Oktober 2024 nanti, Pak Jokowi akan mengakhiri dharma bhaktinya sebagai pemimpin bangsa. Beliau akan menjadi orang seperti saya. Beliau akan menjadi sahabat saya, sahabat kita semua. Tentu, beliau ingin mengakhiri pengabdiannya dengan baik," tulis SBY, yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Tak ada di dunia ini, Presiden yang tidak ingin mengakhiri pengabdiannya secara soft, happy landing, dan tentunya bukan hard landing, apalagi crash. Beliau juga ingin punya legacy, dan diingat dengan baik oleh rakyat. Sejatinya, kita semua harus mengawal dan mengamankan beliau, agar mimpi-mimpi indah beliau dikabulkan Allah SWT," pungkas SBY dalam buku yang tidak diperjualbelikan dan dikhususkan untuk internal partai yang dipimpinnya.
Alasan Cawe-Cawe
Isu cawe-cawe pertama kali mencuat, saat Jokowi berdialog dengan para pimpinan media massa di Istana Kepresidenan Jakarta, 29 Mei lalu.
Ketika itu, Jokowi mengaku akan cawe-cawe demi menjaga keberlanjutan pembangunan.
Terkait hal ini, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, cawe-cawe Jokowi ditujukan untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan secara demokratis dan jurdil (jujur dan adil).
Selain itu, Jokowi juga tidak ingin, Pemilu 2024 memicu polarisasi seperti Pemilu 2019.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 22 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu