TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Angka Pengangguran Dan Kemiskinan Turun

Sri Mulyani Happy

Laporan: AY
Selasa, 11 Juli 2023 | 09:55 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR. Foto : Ist
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR. Foto : Ist

JAKARTA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani lagi happy lihat kondisi perekonomian nasional. Selain perekonomian yang terus tumbuh, pengangguran dan kemiskinan juga berangsur turun.

Kemarin, Sri Mulyani melakukan rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR. Dalam kesempatan itu, ia menyebut pertumbuhan ekonomi bukan satu-satunya indikator penting untuk suatu negara.

Di atas kertas, pertumbuhan ekonomi kita memang lebih baik di antara negara lain. Saat ini, salah satu faktor kesejahteraan masyarakat juga bikin Pemerintah semringah.

“Pertumbuhan ekonomi yang baik disertai dengan penurunan pengangguran,” ujarnya di hadapan anggota Banggar DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, kemarin.

Saat ini, angka pengangguran berada di level 5,45 persen. Capaian tersebut jauh lebih baik saat terjadi Pandemi Covid-19, yakni 6,26 persen. Dari semula 8,7 juta menjadi 8 juta pengangguran. Artinya, 700 ribu orang sudah mendapat pekerjaan.

Tingkat kemiskinan juga mengalami perbaikan. Pada 2022 rasio gini sudah single digit menjadi 9,57 persen. Perbandingannya, pada 2020, tingkat kemiskinan Indonesia tembus 10,19 persen, dan turun menjadi 9,71 persen pada 2021.

Dengan berbagai capaian yang ada saat ini, Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menyentuh di kisaran 5,0-5,2 persen di semester I-2023. Hal ini tak lepas dari terjaganya konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor.

Alhasil, secara keseluruhan 2023, Sri Mulyani memprediksi target pertumbuhan ekonomi di angka 5,3 persen bisa tercapai. “Sejauh ini, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh di atas 5 persen selama 6 kuartal berturut-turut,” cetusnya.

Wakil Ketua Komisi XI DPR, Amir Uskara menilai, penurunan angka pengangguran disebabkan pulihnya sektor industri serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat pandemi reda. Hanya saja, Amir menganggap penurunan jumlah pengangguran perlu dipercepat ke posisi sebelum pandemi, yakni 5,28 persen.

Data yang dia terima, setiap tahunnya, angkatan kerja naik 3-4 juta orang. Sehingga lapangan pekerjaan perlu dipersiapkan untuk menampung lulusan perguruan tinggi dan SMK.

Karena itu, Pemerintah baik pusat maupun daerah harus mengoptimalkan stimulus di sektor industri padat karya. Seperti insentif pajak terkait perolehan bahan baku hingga mendorong program hilirisasi bernilai tambah di sektor Sumber Daya Alam (SDA).

Meski telah turun, kata dia, angka kemiskinan masih relatif tinggi jika dibanding pra pandemi yakni 9,22 persen pada september 2019 lalu. “Perlu diperhatikan sulitnya kelas menengah rentan yang sering disebut near poor atau hampir miskin mendapat pekerjaan,” pesannya.

Sementara tidak semua kategori menengah rentan mendapat perlindungan sosial dari program pemerintah. Berarti, Pemerintah bisa lebih mempertajam efektivitas dan memperluas program perlindungan sosial.

Upaya lain untuk mempercepat penanganan kemiskinan adalah dengan pengendalian inflasi kebutuhan pokok khususnya beras. Harapannya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bisa terus dioptimalkan. Karena kunci stabilitas harga juga tanggung jawab Pemerintah Daerah.

“Semakin stabil inflasi, maka tekanan biaya kebutuhan pokok bisa diredam. Secara paralel dengan pembukaan lapangan kerja maka kemiskinan ikut menurun,” cetus politisi PPP ini.

Anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno menilai, laporan Sri Mulyani di Banggar memperlihatkan pembangunan berjalan sesuai rencana. Target pembangunan dalam Anggaran Pendapatan dan Belajan Negara (APBN) tercapai.

“Jadi ini merupakan kabar gembira. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” kata Hendrawan, kemarin.

Soal pengangguran dan kemiskinan, memang tolok ukurnya masih jadi perdebatan. Kata Hendrawan, banyak kalangan menilai ukuran tersebut terlalu ringan. Sedikit saja berubah, angka-angka turut berubah.

“Penciptaan lapangan kerja produktif merupakan tugas utama kita. Negara kaya adalah negara yang sebagian besar angkatan kerjanya bekerja dengan produktif. Negara miskin adalah negara yang bagian besar penduduknya menganggur,” tuturnya.

Warganet ikut mengomentari penurunan angka pengangguran dan kemiskinan. “Alhamdulilah kemiskinan dan pengangguran turun,” cuit @SayaAdith. “Jenis pengangguran yang mana bu turun signifikan?” tanya @merapi111.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo