TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Kenali Gejalanya, RSU Tangsel Paparkan Kiat-kiat Mencegah Diabetes Melitus

Reporter: Rachman Deniansyah
Editor: admin
Kamis, 27 Juli 2023 | 12:00 WIB
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSU Tangsel dr Harry Andrean. Sp. PD. Foto : Ist
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSU Tangsel dr Harry Andrean. Sp. PD. Foto : Ist

PAMULANG - Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. 

Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. 

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dr. Harry Andrean, Sp. PD, mengatakan, setiap tahunnya penyakit ini terus mengalami peningkatan. Termasuk juga di wilayah termuda se-Provinsi Banten ini. 

Bahkan, lanjut Dokter Harry, pasien dengan penderita diabetes melitus hampir selalu ditemuinya. 

"Dari setiap praktek saya di sini, 80-90 persen pasien di Poli Penyakit Dalam mengalami diabetes," ujar Dokter Harry, Rabu (26/7/2023) kemarin. 

Namun jangan khawatir, Ia menyatakan bahwa penyakit ini bisa dicegah sejak dini. 

"Ini bisa dicegah. Dimulai dari pola hidup sehat dan pola makan yang benar. Serta olahraga yang rutin. Dengan cara itu bisa mengurangi diabetes," ungkapnya. 

Lebih lanjut Dokter Harry memaparkan, pencegahan penyakit diabetes melitus ini terbagi menjadi tiga kategori. Pertama, yakni pencegahan primer bagi orang-orang yang belum terkena diabetes. 

"Bagi mereka yang belum menderita diabetes. Artinya belum terdiagnosis. Cara mencegahnya, yakni dengan memulai menanamkan pola makan yang sehat, dan juga olahraga yang rutin," terangnya. 

Kemudian kedua, pencegahan sekunder. Kategori ini diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah terdiagnosis diabetes. 

"Cara memastikannya, yakni dengan mendeteksi sesegera mungkin dengan rutin melakukan skrining. Terlebih lagi bagi usia yang sudah di atas 40 tahun, harus dicek rutin. Kalau tidak, tidak akan ketahuan. Sebab bisa saja gak bergejala. Jika sudah melakukan pemeriksaan, maka bisa melakukan pengendalian gula darah," jelas Dokter Harry. 

Terakhir, pencegahan tersier. Kategori ini, berlaku bagi orang yang sudah memiliki masalah pada fungsi insulin. 

"Kita harus cek lebih lanjut agar tidak terjadi komplikasi. Khawatirnya nanti akan terjadi hal yang tak diinginkan, seperti stroke, tidak (kehilangan-red) sadar, bicara pelo, kita cegah jangan sampai jantung, koroner, gagal ginjal, katarak, atau bahkan jika ada luka jangan sampai diamputasi. Untuk kategori ini, penderita harus memperhatikan faktor kepatuhan berobat dengan rutin, dan melakukan kontrol," tuturnya. 

Dokter Harry memaparkan, ada dua faktor risiko penyakit ini. Yakni faktor risiko yang bisa diubah dan tidak bisa diubah. 

"Faktor yang bisa diubah, antara lain kegemukan, kurang aktivitas fisik, dislipidemia, riwayat penyakit jantung, hipertensi, hingga diet tak seimbang. Kalau yang tidak bisa diubah, yakni usia lebih dari 40 tahun, riwayat keturunan diabetes, kehamilan dengan gula darah tinggi, bayi lahir kurang dari berat 2,5 kilo dan ibu dengan riwayat melahirkan bayi dengan berat di atas 4 kilo," paparnya. 

Tak kalah pentingnya, Dokter Harry juga mengenalkan beberapa gejala penyakit diabetes ini. Hal ini dapat berguna untuk mendeteksi penyakit sejak dini. 

"Ada namanya gejala klasik, di antaranya mudah haus, lapar, dan pipis. Namun, kalau salah satunya ada di kita itu belum tentu. Nanti namanya self diagnose. Biasanya juga sering kesemutan, kalau luka susah sembuh, lalu mudah lelah, dan mudah ngantuk. Tapi intinya harus diperiksa lebih lanjut, dengan gula darah puasa dan gula darah setelah makan. Ada pula kasus lain, orang yang menderita diabetes tidak selamanya kurus. Sering juga menjadikan gemuk. Itu namanya Metabolic Syndrome atau kumpulan gejala-gejala. Sekali lagi, intinya harus melakukan pemeriksaan gula darah untuk memastikannya," tandasnya.(ADV)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit