Bekas Anak Buah Bersaksi Soal Judi
Lukas Enembe Ngamuk Gebrak-gebrak Meja
JAKARTA - Lukas Enembe ngamuk-ngamuk lantaran bekas anak buahnya membeberkan kelakuannya bermain judi di Singapura. Padahal, Gubernur Papua itu izin ke luar negeri untuk berobat.
Pada persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat kemarin, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan Mikael Kambuaya sebagai saksi.
Kambuaya pernah menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kadis PUPR) Pemerintah Provinsi Papua periode 2013-2017.
Jaksa mengutip Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Kambuaya nomor 33 yang menerangkan kepergiannya ke Singapura untuk menjenguk Lukas pada 2016 silam.
Namun Kambuaya tidak tahu rumah sakit tempat Lukas dirawat. Kambuaya lalu menelepon Frans Manibui, pengusaha yang dekat dengan Lukas.
“Frans setahu saya punya apartemen di Singapura yang sering menemani Lukas Enembe berjudi di Singapura,” jaksa mengutip keterangan Kambuaya di BAP.
Kambuaya ke Singapura bersama istri. Mereka menginap di hotel di Jalan Orchad. Setelah menghubungi Frans, Kambuaya dan istri dijemput taksi yang akan membawa ke Marina Bay Sands (MBS).
Kambuaya bertemu Frans di lobby kasino MBS. Frans lalu mengantar menemui Lukas yang menginap di MBS. “Saat itu saya bertemu Lukas ternyata dia sehat-sehat saja dan tidak sakit,” jaksa kembali mengutip isi BAP Kambuaya.
“Lukas Enembe ke Singapura hanya untuk berjudi saja. Saat itu saya tidak ngobrol terlalu banyak dengan Lukas karena ada banyak orang di sana, dan saya juga bawa istri saya. Setelah bertemu dengan Lukas, kemudian saya bersama istri makan malam dengan Frans. Esok harinya saya pulang,” lanjut jaksa.
Ketua majelis hakim Rianto Adam Pontoh meminta konfirmasi mengenai keterangan Kambuaya di BAP. “Ini kok (di BAP) Saudara bisa menjelaskan Lukas Enembe seakan-akan di tempat perjudian dan tidak dalam keadaan sakit,” tanyanya.
Tidak. Jadi, yang benar itu saya telepon Frans dia tunggu saya di lobby (MBS),” jawab Kambuaya.
Hakim Rianto mencecar, “Apakah Saudara sering mendengar Lukas datang ke Singapura ketemu Frans diajak main judi di salah satu kasino?”
“Kalau mendengar, iya. Tapi tidak melihat,” jawab Kambuaya.
Usai Kambuaya memberikan kesaksian, majelis hakim mempersilakan Lukas bertanya ataupun memberikan tanggapan.
Lukas langsung ngamuk-ngamuk kepada Kambuaya. “Gubernur tidak urus judi! Gubernur urus pemerintah, dengar itu. Tidak urus judi!” teriaknya sambil memukul-mukul meja.
Hakim Rianto segera memotong. Ia pun mempertegas maksud pertanyaan mengenai dugaan Lukas main judi di Singapura. “Apakah sepengetahuan Saudara atau Saudara melihat secara langsung saudara terdakwa Lukas Enembe itu main judi? Pernah nggak Saudara lihat secara langsung?” tanya kepada Kambuaya.
“Info di media saja saya dengar,” jawab Kambuaya.
Hakim kembali meminta penegasan Kambuaya, “Pernah lihat secara langsung tidak?” Kambuaya menjawab tidak.
“Tidak pernah lihat secara langsung. Tapi informasinya yang dia dapat, Saudara (Lukas) itu sering main judi,” kata Hakim Rianto kepada Lukas
Lukas Enembe pun menanggapi dengan nada meninggi. “Tidak bisa main judi! Tidak pernah main judi. Saya Gubernur Papua, tidak ada main judi!” ucapnya sambil menggebrak-gebrak meja.
Saya, saya, saya Gubernur Papua tidak ada main judi,” lanjut Lukas emosi.
“Tenang, tenang. Itu hak Saudara (terdakwa),” kata Hakim Rianto kepada Lukas.
Hakim Rianto mengingatkan bantahan dari Lukas dicatat dalam berita acara persidangan. “Nanti Saudara buktikan ya,” ujarnya kepada Lukas.
“Tolak, saya tolak semua,” Lukas menanggapi kesaksian Kambuaya.
“Oke, ditolak. Nanti penasihat hukum juga bisa bantu terdakwa untuk menulis dalam nota pembelaan nanti, khusus keterangan saksi ini (Mikael Kambuaya),” kata Hakim Rianto.
Pengepul Fee
Selain soal judi, jaksa menyinggung isi BAP Kambuaya mengenai fee proyek yang diterima Lukas. Sejumlah pengusaha menjadi pengepul fee untuk Lukas.
“Pada saat saya menjabat sebagai Kadis PUPR Papua, pola pemberian uang kepada Lukas Enembe adalah para kontraktor yang mendapat pekerjaan proyek akan memberikan uang kepada Lukas Enembe melalui kontraktor besar yang dibawa oleh Lukas Enembe, seperti Piton Enumbi, Serli Susan, Haji Sukman, Frans Manibui, Letri David Sabutan, dan Haryati,” ujar jaksa membacakan BAP Kambuaya lainnya.
Para pengusaha itu merupakan orang-orang yang pernah menjadi tim sukses (timses) Lukas dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua.
“Mereka yang beberapa orang yang disebutkan tadi adalah orang orang yang boleh saya katakan bahwa mereka ini adalah orang-orang yang pemegang dana, penyandang dana saat Pak Lukas maju Gubernur,” terang Kambuaya.
Lukas juga menanggapi Kambuaya soal fee dengan nada tinggi. “Pak Gubernur tidak mengurus fee! Dari dulu sampai hari ini saya tidak tahu fee,” bantah Lukas.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 3 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu