TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kualitas Udara Buruk Picu Pasien ISPA Membludak

Menkes Wanti-wanti, Tagihan BPJS Bengkak

Laporan: AY
Jumat, 25 Agustus 2023 | 09:29 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto : Ist
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto : Ist

JAKARTA - Kualitas udara di Jakarta yang memburuk menyebabkan sekitar 200 ribu orang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pasien yang mengalami sakit pernapasan tersebut meningkat hingga em­pat kali lipat dibandingkan sebelum pandemi.

“Di Jakarta sebelum pandemi Covid-19, sekitar 50 ribu orang mengalami penyakit pernapasan, sekarang naik hingga 200 ribuan kasus. Itu akibat dari polusi udara ini,” ungkap Budi usai acara ASEAN Finance-Health Minister Meeting (AFHMM) 2023 di Jakarta, kemarin.

Eks Direktur Utama PT In­alum (Persero) ini mewanti-wanti, lonjakan pasien ISPA bisa menyebabkan bengkaknya klaim BPJS Kesehatan di setiap rumah sakit.

Budi mengatakan, berdasar­kan data tahun lalu saja, polusi udara yang bisa menyebabkan berbagai penyakit pernapasan mulai dari kanker paru-paru, TBC, asma, paru obstruksi kro­nis serta pneumonia, klaim BPJS Kesehatan tembus Rp 10 triliun.

“Pasti tahun ini kalau lebih banyak yang kena, akan naik klaim BPJS Kesehatan,” be­bernya.

Budi mengaku, tak dapat berbuat banyak dalam mengu­rangi emisi yang menyebabkan masalah kesehatan. Kemen­terian Kesehatan (Kemenkes) hanya dapat merespons dam­pak yang ditimbulkan oleh polusi udara.

Dia pun meminta semua pihak yang memiliki andil menghasil­kan emisi, seperti sektor energi dan transportasi, mencari jalan untuk mengurangi emisi karbon.

Direktur Utama BPJS Kese­hatan Ali Ghufron Mukti me­mastikan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meng-cover penyakit yang ter­kait dengan polusi udara.

Salah satu penyakit yang kerap kali dikaitkan sebagai dampak polusi udara yakni, ISPA.

Tentu melindungi meski tidak semata-mata hanya karena polusi udara, tapi bisa terkait polusi udara seperti ISPA, asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan alergi,” bebernya.

Ghufron mengatakan, klaim penyakit terkait dengan po­lusi udara sebenarnya cukup banyak, namun belum masuk daftar penyakit penyebab biaya katastropik atau terbesar.

Adapun, delapan penyakit dengan biaya terbesar yakni, sirosis hati, gagal ginjal, hemo­filia, leukimia, jantung, stroke dan talasemia.

Delapan penyakit tersebut paling menguras kantong BPJS Kesehatan hingga Rp 24,05 triliun sepanjang 2022, dengan total kasus 2,98 juta.

Dokter spesialis paru Feni Fitriani Taufik menjelaskan, dampak yang disebabkan oleh polusi udara, yakni penyakit jantung, gangguan fungsi paru-paru, hingga kematian.

Feni mengatakan, sebanyak 7 juta kematian di dunia dikaitkan dengan polusi udara. Sebanyak dua juta di antaranya berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Gas-gas yang menjadi sum­ber polusi udara, itu sebagian besar berasal dari transportasi. Kecuali yang sulfur dioksida (SO2) dari industri hampir 62 persen,” jelasnya.

Untuk diketahui, data dari IQAir, polusi udara menyebab­kan 8.100 kematian di Jakarta selama 2023 dan membawa kerugian sekitar Rp 32,09 triliun.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo