TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Muncul Ide Duet Prabowo-Ganjar

Oleh: Farhan
Kamis, 21 September 2023 | 08:15 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Di tengah kesibukan parpol-parpol menjalin koalisi, muncul ide menduetkan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Ide tersebut dipandang bisa menekan ongkos politik, agar Pilpres 2024 cukup dilakukan satu putaran.

Ide ini muncul dilatarbelakangi lambannya Prabowo dan Ganjar, dalam menentukan Cawapres. Padahal, keduanya telah mendapat dukungan yang cukup dari koalisi masing-masing. Di kubu Prabowo ada Gerindra, Golkar, PAN, PBB, dan Demokrat. Sedangkan di kubu Ganjar ada PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura.

Ide ini sudah didengar Ganjar. Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengatakan, sampai sekarang, pihaknya masih membuka pintu bagi partai politik lain yang ingin bergabung. Dia pun mengatakan, sebelum pendaftaran Capres dan Cawapres dibuka KPU, segala kemungkinan bisa saja terjadi.

“Kalau politik itu, sebelum nanti ditetapkan di KPU, semua peluang bisa terjadi," ucap Ganjar, usai mengikuti rapat dengan Tim Pemenangan Nasional (TPN), di MNC Tower, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).

Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno juga menyampaikan hal senada. Dia bilang, sistem demokrasi Indonesia itu kaya akan wacana. Sehingga, ide menduetkan Ganjar-Prabowo adalah hal yang wajar. Bahkan, bisa menjadi kenyataan.

Soal siapa yang jadi Capres dan Cawapres, Hendrawan menilai hal itu bisa dibicarakan. Sebab, ada beberapa patokan dasar yang bisa ditetapkan sebagai kriteria. Misalnya, figur Capres harus punya elektabilitas lebih tinggi dibanding Cawapresnya. Lalu, Capres mempunyai porsi suara lebih besar di parlemen.

“Tapi, pada intinya kita tidak bisa menutup peluang seperti itu. Karena politik itu pada dasarnya adalah seni bikin konsensus dan demokrasi kita kaya wacana,” ujarnya, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup) Rabu (20/9/2023).

Hendrawan menambahkan, jika Pilpres 2024 diikuti dua pasang calon, pemilihannya bisa diselesaikan dalam satu putaran. Hal itu tentu lebih hemat dari segi biaya politik.

Selain itu, dari segi psikologi dan sosiologi politik juga lebih menguntungkan. Sebab, masyarakat tidak dibuat pusing dengan urusan politik sepanjang tahun.

Bayangkan kalau sumber daya kita ditumpahkan semua, jika sepanjang tahun kita hanya bicara politik elektoral, itu jadi pemborosan yang luar biasa,” pungkasnya.

Dari Gerinda, sudah lebih dulu menanggapi ide Pilpres dua pasang ini. Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, partainya siap mengikuti Pilpres 2024 dengan dua atau tiga pasang calon.

“Demokrasi itu bisa kemudian ditentukan oleh pemilik hak demokrasi, yaitu rakyat yang diwakili parpol. Sehingga nanti mau dua poros, mau tiga poros, kami ikut saja,” kata Dasco, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/9/2023).

Dari sisi pengamat, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai, Pilpres 2024 bisa saja diikuti dua pasangan. Apalagi sejauh ini, baik Ganjar maupun Prabowo, sama-sama belum punya pendamping.

Agung menilai, ide menduetkan Prabowo dengan Ganjar sebagai hal yang realistis. “Duet Prabowo-Ganjar menjadi relevan di tengah arahan PDIP agar Pemilu 1 putaran dan keduanya belum juga memutus siapa Cawapres yang pas,” ulas Agung, Rabu (20/9/2023).

Sebelumnya, duet Prabowo-Ganjar sempat mencuat usai keduanya mendampingi Presiden Jokowi meninjau panen raya, di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Namun, isu itu meredup usai Ganjar dideklarasikan sebagai bakal Capres PDIP.

Ide ini kemudian muncul lagi, setelah Senin (18/9/2023), Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyatakan, Pilpres 2024 bisa saja diikuti hanya dua poros, karena Prabowo dan Ganjar lambat dalam menentukan Cawapres. "Saya melihatnya secara pribadi belum tentu ada 3 poros, bisa jadi 2 poros, kita tunggu nanti,” kata Jazil, saat itu.

Wakil Ketua MPR ini menegaskan, sejauh ini hanya Koalisi Perubahan yang secara de facto telah memiliki pasangan Capres-Cawapres, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Pasangan ini tinggal diformilkan dengan mendaftarkan ke KPU. Sedangkan koalisi lain masih belum pasti.

“Pasangan lain ini tinggal dua poros, kita tunggu tapi belum kelar-kelar. Apakah sampai akhir September kita tunggu? Kalau nanti Oktober belum masuk pendaftarannya, berarti kan hanya dua poros saja,” tuturnya.

Komentar:
Berita Terkini
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo