Untung Keburu Diringkus, Teroris Mau Recoki Pemilu
JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap empat tersangka teroris di wilayah Riau. Keempat teroris ini berniat recoki Pemilu. Untung keburu diringkus.
Penangkapan keempat teroris yang merupakan jaringan Anshor Daulah (AD) itu dilakukan di daerah Dumai dan Rokan Hulu, pada Selasa (21/11/2023). Satu di antara mereka, berperan untuk mengacaukan Pemilu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, empat tersangka teroris itu berinisial MK, MI, D, dan M. Mereka punya peran berbeda.
"Tersangka M melakukan propaganda di media sosial untuk membuat chaos Pemilu 2024 dan bersama saudara S (belum ketangkap) untuk membuat rencana amaliyah natal dan tahun baru," kata Ramadhan, Kamis (23/11/2023).
Ramadhan bilang, tersangka MK dan MI tergabung dalam kelompok yang dipimpin RQ Jabal Noer sejak tahun 2014. "Tersangka D merupakan simpatisan AD dan merupakan kelompok RP yang akan melakukan amaliyah di Polres Dumai pada bulan September 2022 lalu," beber jenderal bintang satu itu.
Saat ini, para tersangka sudah diamankan. Penyidik Densus 88 juga sedang melakukan interogasi. "Melakukan penggeledahan terhadap tersangka," aku dia.
Terpisah, Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar membenarkan, pihaknya belum bisa mengamankan terduga teroris S. Namun, dia memastikan bakal terus mengejar S yang ikut membuat rencana aksi teror Natal dan tahun baru.
S belum (ditangkap). Penyidik masih melakukan pemeriksaan intensif. Nanti perkembangan akan kami update," sebut Kombes Aswin.
Lalu apa kata Pengamat Terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi Sugara mengaku, tidak kaget dengan kemunculan kelompok teroris yang berupaya menjegal kesuksesan Pemilu. "Iya mereka tahu momen," jelas Robi saat dihubungi Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), Kamis (23/11/2023).
Menurut Robi, kelompok teroris itu alergi dengan demokrasi. Bahkan, mereka menisbahkan demokrasi adalah bagian dari sistem thagut
"Kelompok teroris meyakini bahwa Pemilu itu bagian dari demokrasi. Demokrasi adalah bagian dari sistem thagut. Demokrasi diharamkan oleh teroris dan sudah jadi salah satu musuh terbesarnya," imbuh dia.
Mereka, sambung Robi, hanya berpegang pada hukum yang berasal dari keyakinannya, yakni Tuhan. Bukan demokrasi. Karena itu, kelompok teroris harus melawan demokrasi untuk mengembalikan dan menegakkan hukum Tuhan.
"Demokrasi menggunakan hukum manusia bukan hukum yang berasal dari Tuhan yang kelompok teroris yakini. Demokrasi telah merampas hukum Tuhan," cetus Direktur Eksekutif Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC) itu.
Selain Pemilu, diterangkan Robi, yang menjadi musuh terbesar kelompok teroris adalah penegak hukum, contohnya polisi. Makanya, beber Robi, Polisi sering kali menjadi sasaran target pembunuhan kelompok teroris.
“Karena Polisi darahnya halal dan ketika membunuh polisi, sama halnya dengan membunuh pasukan thagut. Kelompok teroris mengatakan siapa saja yang berhukum pada hukum thagut, seperti demokrasi dilabeli kafir dan wajib diperangi," pungkasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu