Menangkan Capres, Parpol Masih Setengah Hati
Masih Banyak Caleg Enggan Pasang Capres-Cawapres Yang Didukung Partainya
JAKARTA - Partai politik dinilai masih setengah hati menangkan Capres-Cawapres yang diusungnya. Buktinya, banyak caleg yang enggan kampayekan dan pasang baliho Capres-Cawapres yang didukung partainya.
Fenomena ini dipotret sejumlah lembaga survei. Misalnya Centre for Strategi and International Studies (CSIS). CSIS menyebut jika pemilih PKB tidak solid mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Sebab, hanya 46,2 persen basis massa PKB yang memilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). 31,9 persen lainnya memilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuning Raka. "Gerindra solid 91,6 persen mendukung Prabowo, kemudian pemilih PDIP masih belum solid, karena 64,8 persen ke Ganjar dan 25,4 persen ke Prabowo," kata Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, Rabu (27/12/2023).
Pemilih Golkar juga terbagi menjadi dua. 60 persen ke Prabowo dan 24,5 persen ke AMIN. Pemilih NasDem 60,2 persen ke AMIN dan 31,3 persen ke Prabowo. Kemudian pemilih Gelora juga terbagi menjadi dua. Masing-masing 40 persen ke Prabowo dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Pemilih PKS solid memilih AMIN di angka 68,6 persen," ungkap Arya.
Sedangkan pemilih Hanura 57,1 persen justru memilih AMIN dan 42,9 persen ke Ganjar. Pemilih Garuda 100 persen ke Prabowo. Lalu pemilih PAN 53,7 persen ke Prabowo dan 34,3 persen ke AMIN. Sementara, pemilih PBB masing-masing 50 persen memilih AMIN dan Prabowo.
Sementara temuan Indikator Politik Indonesia (IPI) mencatat tidak ada pemilih yang 100 persen mendukung Capres-Cawapres yang diusung parpol kesukaannya. Pemilih Gerindra yang diduga bakal kompak mendukung Prabowo-Gibran, ternyata cuma 88,1 persen. Sisanya ada yang mendukung Ganjar-Mahfud ataupun AMIN.
Golkar lebih kecil lagi. Cuma 53,6 persen pemilih Golkar yang bersedia mencoblos Prabowo-Gibran. Pemilih PAN yang mendukung duet Prabowo-Gibran sebanyak 64,3 persen. Sedangkan pemilih Demokrat terbilang paling tidak suka partai kesukaannya itu mengusung Prabowo-Gibran. Karena jumlah pemilih Demokrat yang bersedia mencoblos Prabowo-Gibran cuma 47,5 persen.
Bukan cuma Prabowo-Gibran. Temuan sama juga didapat IPI untuk pasangan Ganjar-Mahfud. Terdapat 73,2 persen pendukung PDIP yang memilih Ganjar-Mahfud. 21,9 persen pemilih PDIP mendukung Prabowo-Gibran. Lalu, sebagian kecil atau 2,2 persen mendukung AMIN.
Paparan di atas bukan cuma terjadi di garis pemilih. Di tingkat elite, juga terbelah. Misalnya PPP. Baru-baru ini ramai diberitakan bahwa segelintir kader partai besutan Muhammad Mardiono itu mendukung Prabowo-Gibran. Padahal, PPP telah menjatuhkan pilihannya kepada Ganjar-Mahfud. Mereka telah melakukan deklarasi dukungan kepada Prabowo-Gibran.
Begitu juga dengan Demokrat. Forum Komunikasi Lintas Pendiri Deklarator Kader (FKLPDK) mbalelo. Keluar dari keputusan DPP, dan mengalihkan dukungan kepada Ganjar-Mahfud.
Bahkan, Ketua Umum FKLPDK Sahat Saragih juga menduga Demokrat tidak serius dalam mendukung Prabowo-Gibran. Mengacu pada sepinya spanduk Demokrat yang menyertakan foto Gibran. Sekalinya ada foto Capres-Cawapres yang diusung Demokrat, palingan cuma Prabowo. Selebihnya, foto SBY dan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.
Terpisah, ditanya tidak solid memenangkan AMIN, PKS membantah. Ditegaskan Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal, partainya solid mendukung AMIN jika dibandingkan parpol pengusung lainnya "PKS terus bekerja keras memenangkan AMIN dan meyakinkan pemilih PKS untuk memilih AMIN. Kami yakin AMIN akan masuk ke putaran kedua dan memenangkan Pemilu," tandas Iqbal kepada Redaksi, Sabtu (30/12/2023).
Sedangkan Golkar tidak ingin ambil pusing jika ada kadernya yang tidak mendukung Prabowo-Gibran. Bagi Golkar, coblos partainya tapi tidak Capresnya, itu hal biasa. "Untuk Golkar dari berbagai survei, proporsi pemilih Golkar menempati posisi kedua setelah Gerindra dalam hal mendukung Prabowo dengan proporsi yang besar," sebut politisi Golkar, Sarmuji.
Melihat fenomena ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai wajar jika partai politik tidak terlalu serius mempromosikan Capres-Cawapres yang diusungnya. Apalagi parpol yang bukan pengusung utama.
"Nggak dapat imbas elektoral dari Capres. Sehingga lebih banyak yang memang tidak bekerja untuk Capres, melainkan untuk Pileg," nilai Dedi, Sabtu (30/12/2023).
Akan tetapi, diakui Dedi, tidak semua parpol cuek dengan Capres-Cawapresnya. Dia bilang, seluruh parpol pendukung AMIN bergerak. Mesin politiknya hidup. Bukan cuma dijalani untuk Pileg, tapi juga Pilpres.
"Hal ini terlihat bagaimana PKB, PKS juga NasDem secara linier mempromosikan Anies. Berbeda dengan Ganjar dan Prabowo, nyaris hanya Gerindra dan PDIP yang bekerja untuk Pilpres," pungkas dia.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 13 jam yang lalu