Pemilu Berjalan Aman Dan Damai. Prestasi Indonesia Disorot Dunia Lho…
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan, tidak ada serangan teroris secara terbuka yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023. Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pun berjalan aman dan damai.
“Alhamdulillah sepanjang tahun 2023 tidak ada satupun serangan teroris secara terbuka yang terjadi di Indonesia, atau zero terrorist attack,” kata Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel, dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BNPT, di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Rycko menjelaskan, pada 2018 ada 19 aksi terorisme. Sementara pada 2019 dan 2020 masing-masing 11 aksi terorisme. Di 2021, masih ada. Kemudian di 2022 ada 2 aksi terorisme. Sementara pada 2023, nihil aksi terorisme.
Rycko bilang, hal itu merupakan prestasi yang luar biasa. Prestasi itu bahkan menjadi sorotan di mata dunia. Terlebih, 2023 menjadi tahun politik menjelang Pemilu 2024.
“Indonesia yang setiap tahun selalu mencatat terjadi serangan teroris dan sebuah negara yang memiliki sel-sel jaringan teroris yang aktif mampu mencatat sejarah, tidak ada satupun serangan teroris secara terbuka sepanjang tahun 2023,” ucapnya.
Rycko menyebut, hal ini merupakan hasil kerja keras dari Densus 88 Polri didukung oleh TNI dan seluruh masyarakat Indonesia yang mendukung dilakukannya penegakan hukum yang efektif, yang masif dan proaktif.
Kendati demikian, peraih Adhy Makayasa ini menegaskan, semua pihak harus tetap waspada. Sebab, meskipun tidak ada serangan terbuka, bisa jadi jaringan terorisme terus bergerak secara masif.
Diingatkannya, apa yang terjadi saat ini dan berbagai serangan terbuka hanyalah fenomena yang muncul di atas permukaan dalam sebuah teori gunung es.
“Sementara di bawah permukaan terjadi tren peningkatan konsolidasi dan proses radikalisasi,” jelasnya.
Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat ini juga menjelaskan, meski tidak ada serangan teror tahun lalu, sel-sel terorisme di Indonesia sebetulnya menguat.
Hal ini ibuktikan dari bertambahnya jumlah angka penindakan. Mulai dari terduga teroris, hingga barang bukti yang diamankan aparat gabungan Polri maupun TNI.
“Yang ditangkap dan barang bukti yang disita seperti senjata, amunisi dan bahan peledak meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” terangnya.
Yang juga meningkat adalah fundraising atau pengumpulan dana, yang dilakukan oknum-oknum teroris dengan berbagai cara, dan memanfaatkan berbagai momentum.
“Kemudian, terjadi peningkatan proses radikalisasi dengan sasaran tiga kelompok rentan, yaitu perempuan, anak-anak, dan remaja,” tambah mantan Kapolda Jawa Tengah ini.
Menurut Rycko, mereka harus dilindungi. Sebab, mereka adalah generasi penerus bangsa. Di pundak mereka, Indonesia bertumpu agar menjadi negara maju di masa depan.
“Penting untuk dilindungi dari proses radikalisasi demi mencapai tujuan Indonesia Emas 2045,” jelas Rycko.
Menurut Rycko, cikal bakal ideologi radikal adalah sikap intoleran, alias tidak bisa menerima kepercayaan satu sama lain. Dia tidak bisa membayangkan apa jadinya Indonesia jika perempuan, anak dan remaja terpapar virus radikal.
“Kalau kita tidak serius menjaga generasi penerus kita, ini akan menjadi bola api Indonesia di masa depan. Itu lah sebabnya perempuan, anak dan remaja menjadi program prioritas utama BNPT,” tegasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu