TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Musim Haji 2024

M Heppy: Pertama Kali Salat Di Masjid Rasulullah, Badan Gemetar, Air Mata Terus Menetes

Oleh: Ujang Sunda
Rabu, 22 Mei 2024 | 11:10 WIB
Jamaah sholat di Masjid Nabawi, Madinah. Foto : Ujang Sunda
Jamaah sholat di Masjid Nabawi, Madinah. Foto : Ujang Sunda

MADINAH - Dapat menjalankan salat fardu di Masjid Nabawi menjadi kebahagiaan tiada tara bagi sebagian besar jemaah haji Indoesia. Saking bahagianya, ada yang sampai gemetaran ketika pertama melihat masjid Rasulullah tersebut, ada juga yang terus mengucurkan air mata bahagia.
Muhammad Heppy (33 tahun) termasuk jemaah yang gemetar saat melihat Masjid Nabawi. Saat itu, Rabu (15/5/2024),

Heppy sedang bersiap melaksanakan Salat Dzuhur. Begitu sampai di area masjid, matanya berkaca-kaca, dan badannya bergetar.

"Saya gemetar, saking gembira. Senang sekali," ucap jemaah yang tergabung dalam Kloter Surabaya (SUB) ini.

Dia tidak pernah menyangka bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Heppy menggantikan ayahnya yang batal naik haji karena kondisi kesehatan.

"Tidak pernah terpikir bisa ke sini," imbuhnya.

Dari lubuk hatinya yang terdalam, Heppy mengaku perasaannya campur aduk. Di satu sisi, ia senang bisa salat di Masjid Nabawi dan akan ke Masjidil Haram di Makkah. Di lain sisi, ia sedih karena impian ayahnya untuk pergi berhaji hilang.

"Semoga pahalanya bisa diterima Bapak melalui saya," kata dia.

Hari Suhartono (58 tahun) pun merasakan getaran yang sulit digambarkan sampai di Masjid Nabawi untuk yang pertama kalinya. Perjuangan menabung dan menunggu selama 12 tahun lamanya, terbayar tuntas.

"Cukup terharu. Perjuangan, sabar, pasrah, itikaf, terbayar," ucapnya.

Sebelum ini, kata Hari, dirinya hanya melihat keindahan dan kemegahan Masjid Nabawi melalui siaran televisi. Kini, ia menjadi salah satu anggota jemaah haji yang bisa beribadah langsung di masjid Rasulullah tersebut.

Perasaan lebih haru dirasakan Zainudin Tunggeng. Saat melihat Masjid Nabawi, air matanya tidak lagi bisa terbendung. Padahal, saat itu dirinya belum tiba di Nabawi. Dia hanya melihat dari dalam bus yang ditumpanginya menuju hotel saat melintas dekat Nabawi.

Dia menangis tersedu sambil sesekali mengucapkan salawat. Istri Zainudin, yang duduk di sampingnya, juga menangis haru.

“Saya bahagia sekali. Akhirnya setelah menunggu 12 tahun, saya dan istri bisa ke Tanah Suci. Saya sangat terharu saat tadi bus melewati Masjid Nabawi dan melihat payung-payung di Masjid Nabawi dari jauh. Indah sekali, saya tidak dapat menahan air mata,” ucapnya.

Zainudin mengaku, sejak lama sudah sangat merindukan Nabawi.

“Madinah ini Kota Nabi. Walaupun saya belum pernah ke sini, rasa rindu sekali untuk menyampaikan salam kepada Baginda Rasulullah,” tambah jemaah asal Selayar, Sulawesi Selatan, itu.

Hal serupa dirasakan Azizah (57 tahun). Di area Masjid Nabawi, ibu dengan kursi roda ini khusyuk berdoa dengan air mata yang terus mengalir. Selesai berdoa, ia duduk tenang, sambil minum air yang tinggal sedikit dari botolnya.

Mantan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sebuah SMP di Jawa Timur ini mengaku sangat terharu akhirnya bisa berangkat haji. Seharusnya dia berangkat haji tahun lalu, tapi waktu itu batal karena kondisi kesehatan dan keuangannya tidak memungkinkan.

"Qodarullah saya sakit syaraf kejepit yang membuat tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa. Semua dibantu oleh suami yang sabar mengurus saya,” tuturnya, bercerita.

Karena sakit, ia terpaksa mengajukan pensiun dini. Suaminya, yang merupakan tenaga honorer, juga terpaksa mengundurkan diri karena harus mengurus keperluannya. Sekarang, ia dan suami mencoba iktiar usaha kecil-kecilan untuk membiayai kehidupan keluarganya.

“Saya bersyukur sekali akhirnya saya dan suami bisa ke Tanah Suci,” ucapnya, dengan mata basah.

Azizah bercerita, karena sakit, tahun lalu tabungan habis untuk berobat. Dia bahkan sempat koma selama tiga hari karena tekanan darah tinggi.

Dia pun terpaksa pensiun dini. Tapi, hikmahnya, dia pensiun dini dan mendapatkan dana untuk melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih). Suaminya juga bisa mencairkan uang Taspen (Tabungan Pensiun).

“Sungguh Allah sangat baik dengan segala keterbatasan saya. Allah juga mudahkan segalanya buat saya. Tahun ini, saat Kementerian Agama mengumumkan nama saya dan suami untuk pelunasan, bersamaan dengan kondisi saya yang membaik, pencairan uang Taspen saya sebesar dengan jumlah pelunasan haji yang diperlukan," ungkap ibu dua orang ini.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo