Eksis Selama Setahun, Beam Mobility Ubah Pola Berkendara Civitas Akademika di Kampus UI
JAKARTA - Lingkungan hidup yang sehat dan tren keberlanjutan adalah impian setiap orang. Namun, masalah kesehatan lingkungan, terutama polusi udara, masih menjadi ancaman serius yang kita hadapi setiap hari. Pada tahun 2023, terjadi peningkatan polusi udara sebesar 4%, dan diperkirakan angka ini akan terus bertambah hingga tahun 2024.
Upaya untuk mengantisipasi dan mengurangi polusi udara terus menjadi fokus utama masyarakat, tak terkecuali di lingkungan edukasi seperti Universitas Indonesia (UI).
Setelah satu tahun beroperasi di Universitas Indonesia, BEAM Mobility—perusahaan mobilitas mikro berbagi terbesar di Asia Pasifik, berhasil berperan serta secara aktif mengurangi emisi CO2 di lingkungan Universitas Indonesia (UI). Sejak diluncurkan pada 31 Mei 2023, berdasarkan data-data yang diperoleh melalui fungsi salah satu sistem Beam yang dihitung secara real time, dengan rata-rata perjalanan sebanyak 35 ribu trip per bulannya.
Beam Mobility berhasil mengubah pola berkendara sivitas akademika di lingkungan kampus sekaligus membantu mengurangi pencemaran udara yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor konvensional.
Country Lead Beam Mobility Indonesia, Ricky Sjofyan menyebutkan, berdasarkan data-data yang kami terima selama kurun waktu satu tahun beroperasi di Universitas Indonesia, rata-rata perjalanan sebanyak 35 ribu per bulannya. Ini juga berarti bahwa kami berhasil berkontribusi dalam membantu mengurangi emisi CO2," paparnya.
Hadir di Universitas Indonesia, kata Ricky, adalah wujud dari komitmen Beam Mobility dalam mendukung kualitas udara yang lebih baik.
"Secara khusus UI merupakan universitas pertama yang menghadirkan layanan Beam Mobility kepada sivitas akademikanya, dan menyediakan armada kendaraan ramah lingkungan telah terbukti efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca khususnya di area kampus UI," jelasnya.
Selain itu setelah satu tahun berkolaborasi dengan UI, Beam Mobility juga melihat pola yang menarik.
"Di mana pada hari biasa, perjalanan didominasi oleh rute dari stasiun kereta ke fakultas atau antar fakultas, sementara pada akhir pekan, pengguna lebih banyak memanfaatkan layanan untuk keperluan rekreasi, seperti olahraga. Ini juga selaras dengan tujuan utamanya di Universitas Indonesia, armada Beam memang merupakan feeder bagi para commuter untuk melakukan perjalanan dari lokasi transportasi umum, seperti stasiun menuju area fakultas dan sebaliknya,” tambah Ricky.
Prestasi ini juga sejalan dengan upaya UI dalam memenuhi Green Matrix, sebuah inisiatif kampus hijau yang mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Beam Mobility dengan bangga menjadi bagian dari solusi mobilitas hijau di kampus dan akan terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Direktur Kerja Sama UI, Toto Pranoto menjelaskan, setelah hampir satu tahun berkolaborasi dengan Beam Mobility terlihat dampak signifikan dari tren mobilitas para civitas akademika di lingkungan kampus menjadi lebih mudah dan nyaman.
"Dan hal ini tentu saja sejalan dengan Upaya Green Metric kami guna menghadirkan lingkungan kampus yang lebih bersih, aman, menyenangkan dan minim polusi," imbuhnya.
Di Indonesia, Beam Mobility telah hadir di beberapa kawasan edukasi lainnya seperti Unpad dan Universitas Telkom, hingga kawasan pemukiman seperti di Bintaro, Jababeka, Alam Sutera, Jakarta Garden City, Citra Raya, Sedayu City, BSD dan beberapa kawasan pemukiman lainnya. Beam Mobility telah mengoperasikan layanan berbagi skuter dan sepeda elektrik di lebih dari 60 kota di Australia, Selandia Baru, Malaysia, Thailand, Korea, Turki, dan lainnya.
Seluruh armada Beam Mobility sudah dilengkapi dengan teknologi IoT canggih yang disebut Geofence. Teknologi ini memungkinkan Beam Mobility untuk memonitor kondisi kendaraan secara real-time, memberi batasan untuk wilayah ataupun area yang bisa dilewati oleh setiap pengendara e-bike Beam, serta secara otomatis dapat mendeteksi jika terdapat permasalahan pada kendaraan Beam. Teknologi Geofence juga digunakan untuk mendeteksi ketika armada membutuhkan pergantian baterai.
Armada Beam Mobility memiliki kecepatan yang dibatasi maksimal 25km/jam. Beam Mobility memastikan armadanya dapat diakses oleh penggunanya, setiap armada dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan petunjuk keselamatan dalam berkendara. Selain itu sebagai upaya untuk pengenalan armada Beam Mobility kepada masyarakat lebih dalam, terdapat program pelatihan armada secara cuma-cuma yang disebut Beam Safe Academy.
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 21 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu