TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

PBB Resmi Masukkan Israel Ke Daftar Hitam

Laporan: AY
Senin, 10 Juni 2024 | 07:46 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

AS - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) resmi memasukkan Israel ke daftar hitam (black list) karena dinilai gagal melindungi anak-anak dalam perang. Dengan demikian, Israel bergabung dengan Arab Saudi, Afghanistan, Kongo, Sudan, Suriah dan Yaman.

TEL Aviv ngamuk mendengar keputusan PBB. Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyebut keputusan tersebut sangat menggelikan.

“Sekretaris Jenderal (PBB) yang sepantasnya masuk daftar hitam. Israel, terutama pasukan kami, adalah personel militer paling bermoral di atas bumi ini,” klaim Erdan dikutip Re­uters, Sabtu (8/6/2024).

Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz juga mengatakan, keputusan itu akan memiliki konsekuensi bagi hubungan Israel dengan PBB.

“PBB sudah tidak lagi mengambil keputusan berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan. Kami kehilangan rasa percaya pada badan dunia ini,” keluh Katz.

Sementara itu, Kantor Ke­presidenan Palestina menilai bahwa keputusan PBB tersebut merupakan satu langkah lebih dekat untuk meminta pertang­gungjawaban Israel atas keja­hatannya.

Ribuan anak-anak tewas aki­bat agresi militer Israel di Gaza. Sementara ribuan anak lainnya yang masih hidup sangat mem­butuhkan bantuan kemanusiaan.

Sebagai informasi, menurut Dewan Nasional untuk Anak Israel, Negeri Yahudi itu melancarkan serangannya setelah Hamas menyerang wilayah Is­rael di dekat Gaza pada 7 Okto­ber tahun lalu, dan menewaskan sekitar 1.200 orang termasuk 38 anak-anak dan menyandera 252 termasuk 42 anak-anak.

Kementerian Kesehatan (Ke­menkes) yang dikelola Hamas di Jalur Gaza mengatakan, 36.731 orang tewas akibat pemboman dan serangan darat Israel. Dari jumlah itu, 7.800 di antaranya adalah anak-anak.

Bulan lalu, PBB merevisi pro­porsi kematian yang dilaporkan pada perempuan dan anak-anak dari 69 persen menjadi 52 persen dari total jumlah kematian.

Israel mencibir revisi tersebut. Menurut pihak Israel, pengu­rangan tersebut menunjukkan PBB mengandalkan data palsu dari Hamas.

Sementara, PBB mengatakan, mereka kini mengandalkan data dari Kemenkes yang dikelola Hamas di Gaza, bukan dari Kantor Media Pemerintah (GMO) yang dikelola Hamas. GMO menyebut, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 15.000 anak.

Desak Sidang Darurat

Melihat kekejaman Israel yang tak kunjung reda, Presiden Oto­ritas Palestina Mahmoud Abbas meminta Dewan Keamanan PBB (DK PBB) menggelar sidang darurat. Desakan ini menyusul kematian massal ratusan warga Palestina di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza, akibat serbuan Israel akhir pekan ini.

“Menanggapi pembantaian mengerikan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel pagi ini di kamp pengungsi Nuseirat, Presiden Mahmoud Abbas telah menginstruksikan utusan Palestina di PBB untuk meminta sidang darurat Dewan Keamanan PBB guna membahas dampak pertumpahan darah tersebut,” ungkap kantor berita Palestina, WAFA, Sabtu (8/6/2024).

Menurut kantor berita terse­but, Abbas terlibat dalam berbagai upaya diplomatik intensif dengan aktor-aktor Arab dan internasional yang relevan untuk mendorong DK PBB menggelar sidang luar biasa.

Sebelumnya pada Sabtu (8/6/2024), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah menyelamatkan empat tawanan, termasuk seorang warga negara Rusia. Para sandera itu ditawan Hamas saat penyerbuan di lokasi festival musik pada 7 Oktober lalu.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo