TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Nahdliyin Jangan Terpancing, Logo NU Diplesetin Jadi UN

Oleh: Farhan
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:01 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Keputusan Nahdlatul Ulama (NU) terjun dalam pengelolaan usaha tambang, menuai kritikan. Bahkan, logo dan nama NU diplesetkan menjadi Ulama Nambang (UN). Warga NU pun diminta tak terprovokasi oleh parodi tersebut.

Pengamatan Rakyat Merdeka di media sosial X, logo NU yang diplesetkan memiliki latar belakang warna merah. Kemudian, bintang-bintang yang khas ada dalam logo tersebut disematkan akronim mata uang rupiah (Rp).

Selain perubahan latar belakang dan penyematan akronim Rp, gambar bola dunia yang ada dalam logo NU juga diganti dengan gambar eskavator. Huruf NU di logo tersebut juga diubah menjadi UN dengan kepanjan­gan Ulama Nambang.

Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Sumantri Suwarno menegaskan, tindakan netizen mengolok-olok logo NU sudah kelewatan. Sebab, logo tersebut merupakan hasil olah pikir para kiai dan kebanggaan jutaan warga NU.

“Dalam bendera NU, warga negara juga jadi bagian dari penjaga Indonesia hingga hari ini. Kebencianmu jika ada, bisa salah alamat. Kritik gagasan dan keputusan PBNU, jangan dita­brak di luar itu,” ujar Sumantri melalui keterangan tertulisnya, Selasa (18/6/2024).

Selama ini, kata dia, sum­bangsih NU kepada bangsa daa negara sangat besar. Salah satu contoh kecilnya, NU memiliki puluhan ribu pesantren yang dig­erakkan ribuan kiai, memberikan pendidikan kepada siapa pun yang ingin belajar agama dan kehidupan di pesantren, sebe­lum lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Melihat sejarah itu, tidak pas jika mengolok-olok NU. Apakah kamu merasa sumbangsihmu lebih besar?” cetusnya.

Sumantri mengaku tidak pernah merasa pantas untuk menghina oreganisasi mana­pun, terlebih organisasi yang turut berjuang dalam upaya kemerdekaan Indonesia.

“Saya tidak pernah mera­sa pantas menghina NU dan Muhammadiyah. Jejak dan kerja kedua organisasi ini terlalu be­sar untuk dijadikan olok-olok oleh orang yang bahkan belum pernah mendirikan sekolah satu kelas pun,” tandasnya.

Sementara, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung menyatakan, kelengka­pan administrasi dan pemenuhan kewajiban PBNU terkait tam­bang masih dievaluasi.

Pihaknya akan mengeluar­kan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), setelah evaluasi tersebut selesai dilakukan.

“Setelah terpenuhi, IUPK akan diterbitkan 15 hari kemu­dian,” ujar Yuliot.

Dia mengatakan, pihaknya be­lum menerima permohonan izin mengelola tambang dari badan usaha ormas keagamaan lain. “Baru PBNU yang mengajukan ke pemerintah,” ujarnya.

Diketahui, Pemerintah resmi mengizinkan organisasi kema­syarakatan (ormas) keagamaan mengelola Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK).

Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

PP Nomor 25 Tahun 2024 berlaku efektif sejak ditetapkan Presiden Jokowi tanggal 30 Mei 2024. Melalui aturan itu, Presiden memberi kewenangan kelola tambang kepada ormas keagamaan, untuk memberi ke­sempatan yang sama dan keadi­lan dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA).

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan, PBNU bakal menjadi or­mas pertama yang mendapatkan hak konsesi tambang. Namun, dia tidak merinci seberapa besar tambang yang akan dikelola PBNU.

Viralnya plesetan logo NU mendapat tanggapan beragam di media sosial X.

Gusdurian, Rumail Abbas dalam akun X miliknya, @sta­kof mengaku tidak terima logo NU dijadikan plesetan komedi. Dia menilai, keputusan PBNU terkait tambang tidak ada hubun­gannya dengan logo NU.

“Saya juga tidak setuju den­gan izin tambang, yang disetu­jui negara untuk PBNU. Tapi, saya tetap tidak terima jika logo NU diedit sebrengsek itu. Demikianlah nurani kami yang dididik sebagai GUSDURian,” tegasnya.

Akun @rahmanryn menilai, plesetan logo NU yang viral di media sosial, merupak­an bentuk kritik netizen atas keputusan NU terjun di usaha tambang. Sebab, banyak pihak menilai keputusan itu didasari oleh motif keuangan.

“Itu salah elit PBNU. Harusnya mereka koreksi diri, eh malah ngomong sudah lama melarat. Dulu dibilang haram sekarang jadi halal, hanya demi segelintir elit,” cuitnya.

Akun @portal_komplex me­minta warga NU tidak terpanc­ing atau terbawa emosi dengan adanya parodi terhadap logo NU. Menurut dia, kritik terhadap logo NU harus dijadikan masu­kan untuk mengevaluasi para petinggi NU.

“Jangan terpancing. Lambangnya diparodikan untuk menyentil para petinggi, yang terkesan terburu-buru dengan menyikapi tawaran Pemerintah terhadap konsesi tambang,” imbuhnya.

Akun @hipohan mengatakan, parodi terhadap logo NU mencerminkan adanya kesalahan dari para elit dan pengurus. Jadi, yang harus dievaluasi adalah para pengurus.

“Viral logo NU diedit men­jadi UN alias Ulama Nambang, bintang-bintangnya di tambah Rp, lalu bola dunia diubah menjadi ekskavator. Siapa yang salah? Mari evaluasi,” tandasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo