Singgung Pilpres 2024, Zulhas: Mari Move On
JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan meminta, seluruh elemen masyarakat move on dari kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Kata pria yang akrab disapa Zulhas ini, pihak yang kalah jangan mengejek atau membuat narasi negatif terhadap pemerintahan selanjutnya.
Hal tersebut disampaikan Zulhas saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN ke-4, di Kantor DPP PAN, Jakarta, Sabtu (29/6/2024).
Menurut Zulhas, ketimbang membuang energi untuk hal-hal yang tidak produktif, lebih baik seluruh rakyat bersinergi menggapai Indonesia Emas 2045. "Proses politik sudah selesai. Saatnya kita bersama-sama bersatu kembali, apakah pendukung 01, 02, 03," ajaknya.
Untuk menjadi negara maju, kata Menteri Perdagangan ini, perlu kerja sama dan persatuan. Rakyat jangan lagi bisa dipecah belah. Karena, kata Zulhas, kelemahan Indonesia sejak dulu adalah mudah dipecah belah.
Zulhas mengaku, sempat membaca berita tentang ejekan dari salah satu kontestan Pilpres mengenai pemerintahan selanjutnya. Kata dia, narasi yang dibangun penuh dengan pesimisme.
"Pak Prabowo belum berjuang, baru mau. Kami harapkan dukungan dari seluruh Indonesia," tuturnya.
Dia meminta, bagi yang tidak bisa membantu Pemerintah, cukup dengan berdoa. Bukannya justru mengubur cita-cita Indonesia bisa menjadi negara maju di kemudian hari.
Apalagi, lanjut dia, perjuangan untuk memajukan Indonesia tidak mudah di tengah dunia sekarang yang berubah cepat.
Jangan memutus harapan, apalagi mengejek, mencela,” pinta Zulhas.
Senada dikatakan Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. Dengan selesainya Pilpres, seluruh elemen bangsa, khususnya yang kalah dalam Pilpres harus move on dan mau berkolaborasi membangun bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Lagipula, kata Kamhar, presiden terpilih senantiasa mengedepankan pentingnya gotong royong. Bahkan memberi ruang bagi lawan politiknya di Pilpres kemarin, untuk sama-sama bersinergi membangun Indonesia.
Apa tanggapan PDIP soal ini? Politisi Senior PDIP, Hendrawan Supratikno tidak sepakat dengan ucapan Zulhas. Ia menegaskan, semua sudah move on dari pesta demokrasi lima tahunan, kemarin.
"Komentar kritis yang muncul sebagai refleksi terhadap karut-marut dalam proses permasalahan penegakan hukum yang kita lewati. Jadi, lebih didorong harapan untuk menjadi lebih baik," urai Hendrawan.
Ia memastikan, PDIP tidak mengejek, justru mengajak untuk mengutamakan titah konstitusi dan taat asas dalam proses bernegara. PDIP berpikir dalam perspektif jangka panjang, eksistensi bernegara.
“Bukan perspektif jangka pendek sebagai perburuan kekuasaan," tegasnya.
Lalu bagaimana sikap banteng terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran? Kata Hendrawan, jawaban itu akan diputuskan dalam Kongres PDIP. Menurut dia, partainya mengenal baik Prabowo dan Gibran.
Meski mengenal baik, PDIP lebih mengutamakan kepentingan yang lebih besar daripada sekadar berada di dalam atau di luar kabinet. Pihaknya juga bekerja dengan matrik penilaian multi-dimensi dan lintas masa.
“Karena yang kami jaga adalah nilai-nilai eksistensial kolektif dalam kehidupan berbangsa bernegara," pungkasnya.
TangselCity | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 19 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 7 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu