Sikapi Muktamar Tandingan, Maruf-Imin Rapatkan Barisan
JAKARTA - Bila tidak ada hambatan, muktamar tandingan yang dimotori mantan Sekjen PKB Lukman Edy akan digelar besok lusa (2/9/2024) di Jakarta. Menyikapi gerakan tersebut, Wapres Kiai Ma'ruf Main yang baru saja didaulat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB bersama Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin langsung rapatkan barisan.
Kiai Ma'ruf datang ke Kantor DPP PKB pada Sabtu (31/8/2024) sore. Dengan dikawal Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Ma'ruf tiba sekitar pukul 15.40 WIB. Kedatangannya disambut hangat oleh sejumlah elite PKB. Mulai dari Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, Sekjen Hasanuddin Wahid, hingga Ketua DPP Abdul Halim Iskandar.
Kemudian ketiga fungsionaris PKB itu menyalami Maruf yang hadir dengan mengenakan kokoh putih lengan panjang, serta celana panjang berwarna hitam. Sebelum Ma'ruf tiba, kantor pusat PKB yang beralamat di Kecamatan Senen, Jakarta itu sempat disterilisasi oleh aparat kepolisian.
Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq menyebut, kehadiran Wapres untuk memimpin rapat perdana terkait kepengurusan yang baru. Maman bilang, Ma'ruf turut memperkenalkan beberapa pengurus baru, sekaligus juga memberikan masukan tentang apa yang harus dilakukan PKB dalam lima tahun ke depan.
"Kiai Maruf Amin menggarisbawahi PKB harus terus mampu mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara," jelas Maman saat dihubungi Redaksi.
Sementara, dituturkan Maman, Cak Imin memompa semangat kadernya untuk terus menjaga soliditas. "Cak Imin kembali menegaskan tentang tugas dari seluruh jajaran pengurus DPP PKB ke depan sehingga diperlukan soliditas dan kesungguhan untuk bisa menjadikan partai ini menjadi partai yang besar dan terbuka," beber Maman.
Beberapa jam sebelum kedatangan Wapres, Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa (Garuda Bangsa), organisasi sayap PKB bahkan telah menyatakan siap 'berperang' dengan pihak-pihak yang menginisiasi muktamar tandingan. Ketua Umum Garda Bangsa, Tommy Kurniawan menyatakan pihaknya siap membela dan menjaga PKB. Menurut Tommy, Muhaimin Iskandar merupakan Ketum PKB yang sah.
"Kami ingin sampaikan bahwa Muktamar PKB 24-25 Agustus di Bali itu adalah muktamar yang sah. Diikuti oleh seluruh DPW DPC seluruh Indonesia," kata Tommy dalam jumpa pers di DPP PKB, Jakarta, Sabtu (31/8/2024).
Dia pun mengecam keras bila ada pihak-pihak yang berupaya merebut paksa PKB dari genggaman Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. "Kami tidak segan-segan akan membubarkan secara paksa apabila ada orang-orang yang ingin menggelar muktamar tandingan, atau mengganggu Partai Kebangkitan Bangsa," tegas anggota Komisi VI DPR itu.
Ditanya soal adanya gerakan muktamar tandingan, Tommy mengaku sudah mengetahui informasi tersebut. Dia bilang, lokasinya antara Jakarta dan Surabaya. Waktunya, awal September. "Meskipun gerakannya belum terlihat, tapi kami meminta kepada pihak kepolisian untuk tidak mengeluarkan izin apapun terkait dengan kegiatan PKB," cetus dia.
Anggota DPR terpilih dari dapil Jabar V ini mengaku risih dengan gerakan yang mengatasnamakan PKB itu. Namun karena menyangkut Marwah PKB, Tommy menegaskan, pihaknya tidak akan mentolerir kegiatan tersebut.
"Kami siap untuk menjaga partai ini dengan cara apapun. Kalau memang harus perang, kita siap perang," tekan Tommy.
Sekadar informasi, puncak dari pertemuan antara PKB dengan PBNU, muncul gerakan selamatkan PKB dari tangan Cak Imin. Di motori oleh beberapa mantan pengurus PKB, seperti Lukman Edy dan Malik Haramain, mereka mewacanakan bakal menggelar muktamar tandingan, pada tanggal 2 September di Jakarta. Keduanya mengklaim, muktamar tandingan ini direstui oleh para ulama PBNU dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Yang pasti kita akan mengakomodasi semua kekuatan-kekuatan PKB terutama para ulama-ulama untuk memastikan PKB on the track, atau dalam jalur seperti dibentuk dulu pada tahun 1998," imbuh Sekretaris Fungsionaris DPP PKB, A Malik, Minggu (25/8/2024).
Di sisi lain, pengamat politik dari Citra Institute Efriza menyebut sengkarut permasalahan PKB tak lepas dari berbagai kelemahan. Pertama, kata Efriza, pola pengambilan keputusan Cak Imin yang acap kali tidak melibatkan dewan syuro. Kemudian hubungan PKB dan PBNU yang tidak pernah selaras.
"Apalagi benar-benar bisa saling mendukung," sebut Efriza saat dihubungi Redaksi.
Ditambah lagi, nilai Efriza, Cak Imin kerap menyingkirkan orang-orang yang punya jasa terhadap PKB. "Semua ini berkelindan dengan permasalahan masa lalu masing-masing yang menyertai masa lalu larut dalam situasi sekarang," pungkasnya.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu