TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Prabowo Mau Rangkul Banyak Parpol Ke Kabinet, Butuh Ketenangan Untuk Memimpin Indonesia

Laporan: AY
Rabu, 18 September 2024 | 08:19 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Presiden terpilih, Prabowo Subianto butuh ketenangan untuk memimpin Indonesia, 5 tahun ke depan. Karena itu, Prabowo akan merangkul banyak parpol masuk kabinetnya, sehingga stabilitas politik terus terjaga.

Saat ini, Prabowo sedang menggodok struktur kabinetnya. Nomenklatur kementerian, hingga nama-nama calon menteri, masih terus dikalkulasi. Targetnya, H-7 sebelum pelantikan Presiden, 20 Oktober ini, struktur kabinet sudah selesai. Sehingga, tanggal 21 Oktober, kabinet sudah bisa dilantik. 

Dalam proses penggodokan kabinet ini, Prabowo masih membuka pintu bagi parpol di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung. Kabar ini diungkapkan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani. 

Kata Muzani, ada beberapa hal yang diperhatikan dalam proses penyusunan kabinet tersebut. Misalnya, kata dia, Prabowo akan merangkul banyak parpol demi menjaga stabilitas politik di Indonesia. Ia berharap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang akan datang dapat berjalan lebih efektif.

"Kami berupaya merangkul sebanyak mungkin parpol untuk menciptakan suasana politik yang kondusif," ujar Muzani, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024).

Muzani beralasan, suasana pemerintahan yang tenang dibutuhkan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Harapannya, masyarakat bisa lebih sejahtera dan akan lebih optimis menatap masa depan. 

Apakah akan merangkul PDIP ke dalam kabinet? Wakil Ketua MPR ini mengungkapkan, komunikasi politik antara Gerindra dan PDIP berjalan baik. Ia menggunakan analogi 'perempatan' untuk menggambarkan relasi kedua parpol tersebut.

"Kita tidak ketemu di jalan, tapi ketemu di perempatan, sering kali begitu. Jadi, sebenarnya perbedaan itu hanya sebuah cara bagaimana tujuan mulia itu dicapai," katanya.

Soal kabinet, Muzani juga menjelaskan akan ada beberapa Kementerian yang digabung, dan ada beberapa kementerian yang dipisah. Hal itu dilakukan agar menteri bisa fokus menjalankan programnya. Namun, lanjut dia, secara umum jumlah keseluruhan kementerian akan bertambah dari yang sekarang.

"Penambahan atau pemisahan kementerian semua sudah dibicarakan bersama parpol lain. Tetapi saya tak tahu persis," ucapnya.

Soal aturan penambahan menteri, saat ini DPR tengah merevisi Undang-Undang Kementerian Negara. Salah satu revisi yang dilakukan adalah mengubah jumlah kementerian dari maksimal 34 menjadi sesuai kebutuhan presiden. Revisi tersebut sudah disahkan di tingkat 1. Artinya, tinggal menunggu rapat paripurna terdekat untuk disahkan menjadi undang-undang. 

Terakhir, Muzani mengungkapkan, Prabowo akan membentuk kabinet zaken. Artinya, kabinet akan diisi oleh orang-orang yang ahli dan kompeten di bidangnya. Meski, kata dia, orang profesional itu mungkin saja berasal dari parpol. 

Berapa jumlah menteri dari kalangan parpol? "Coba aja nanti dilihat, tunggu dari pengumuman yang dilakukan," cetusnya. 

Untuk diketahui, saat ini Prabowo didukung oleh kekuatan politik yang cukup besar lewat Koalisi Indonesia Maju (KIM). Padahal saat Pilpres lalu, KIM hanya terdiri dari 4 parpol di DPR; Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN. Serta ditambah parpol non parlemen, seperti PSI, Partai Gelora, Partai Garuda, dan PKN.

Setelah Pilpres, dua parpol ikut merapat yaitu NasDem dan PKB. Belakangan, PKS juga menyatakan dukungan dan merapat ke Prabowo. Kini tinggal PDIP yang belum menyatakan sikap politiknya alias masih berada di luar pemerintahan. 

Namun, belakangan ini muncul rencana pertemuan antara Prabowo dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pertemuan itu, direncanakan digelar sebelum Prabowo dilantik sebagai Presiden ke-8. Pertemuan ini dianggap berbagai kalangan sebagai sinyal PDIP juga akan mendukung Prabowo. 

Apakah PDIP juga bakal merapat ke Prabowo? Keputusan soal sikap PDIP ini, kabarnya akan diambil setelah Prabowo-Mega bertemu. 

Ketua DPP PDIP Said Abdullah membantah, pertemuan kedua tokoh bangsa itu nantinya, untuk bicara bagi-bagi kekuasaan di kabinet. 

Menurutnya, rencana pertemuan antara ketua umum partai ini hanya semata-mata silaturahmi antara dua tokoh politik untuk menunjukkan moralitas kepada rakyat.

“Bertemunya ini untuk menunjukkan kepada publik, kepada kita semua, bahwa sebenarnya politik itu merawat moralitas publik. Nah, itu penting bagi kedua pemimpin ini untuk bertemu,” kata Said, saat ditemui di kompleks parlemen, Selasa (17/9/2024).

Meski belum menentukan sikap politik di pemerintahan selanjutnya secara gamblang, Said mengatakan, sikap partainya di parlemen sudah jelas, yakni sebagai pihak yang memberikan kritik.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin sudah memprediksi sejak awal, Prabowo akan merangkul banyak parpol dalam kabinetnya. Hal ini untuk memperkuat posisi di parlemen. Selain itu, agar situasi politik lebih kondusif. 

"Prabowo butuh ketenangan untuk mewujudkan janji politiknya," kata Ujang, saat dikontak, tadi malam. 

Soal keinginan Prabowo membentuk kabinet zaken, menurut Ujang, langkah ini mencerminkan keinginan Prabowo untuk bergerak cepat dalam kepemimpinannya.

"Butuh orang yang tepat agar janji kampanyenya diterjemahkan dalam kebijakan,” ujar Ujang. 

Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consultant (ARSC), Dimas Oky Nugroho menilai wajar Prabowo ingin merangkul banyak parpol masuk dalam kabinetnya. Kata dia, Prabowo sebagai Presiden terpilih membutuhkan kondisi politik yang kondusif dan konsolidatif untuk memulai pemerintahan barunya.

Menurutnya, posisi pemerintahan yang tepat yang diinginkan nantinya adalah posisi negara yang berada di posisi tengah, atau central pivotal state. "Untuk itu, pemerintahan yang diinginkan adalah pemerintahan yang dapat merangkul seluruh kekuatan politik secara produktif," kata Dimas saat dikontak, tadi malam.

Dengan begitu, lanjut dia, ini akan menjadi modal politik besar bagi Prabowo dalam memimpin Indonesia. "Kekuatan nasional dibutuhkan negara untuk menghadapi berbagai kemungkinan dan tantangan geopolitik serta ekonomi politik global ke depan," pungkasnya

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo