Usaha Susu Sapi Merugi, Aksi Petani Jateng Disorot DPR
JATENG - Fenomena buang susu sapi perah sedang terjadi di Jawa Tengah, sampai ke Jawa Timur. Aksi tersebut dilakukan para petani sebagai bentuk protes karena susu sapi tidak terserap oleh industri. Aksi ini viral dan mendapat sorotan DPR.
Sudah lebih dari sebulan peternak sapi perah, peloper dan pengepul susu sapi di Jawa Timur dan Jawa Tengah mengeluhkan nasib mereka. Hasil panen susu sapi yang biasanya dikirim ke industri pengolahan susu, kini tak terserap lagi. Pabrik melakukan pembatasan kuota. Alasannya, karena sedang perawatan mesin alias maintenance.
Para peternak susu sapi tak percaya dengan alasan tersebut. Sepekan terakhir, mereka pun menggelar berbagai aksi protes. Salah satu bentuk protes itu dengan membuang puluhan ribu liter susu sapi.
Pemandangan yang menyayat hati itu antara lain terjadi di Desa Dawuan Sengon, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur. Aksi membuang susu itu akhirnya viral di media sosial.
Dalam rekaman video terlihat sejumlah truk tangki membuang ribuan liter susu segar ke lahan kosong dan sungai. Para peternak mengaku kecewa karena hasil jerih payah mereka tidak dapat termanfaatkan dengan baik.
Seorang pengepul susu sapi asal Pasuruan, Bayu Aji mengatakan, ia sengaja membuang susu hasil panen itu karena pihak pabrik pengolahan tak menerima susu hasil panen peternak. Padahal, mereka sudah menjalin kontrak selama 10 tahun. Menurut Bayu, pihak pabrik juga tidak merinci alasan pembatasan tersebut.
"Kalau memang tidak layak, kami tidak akan menerima susu dari peternak," kata Bayu.
Bayu pun mengaku terpaksa membuang susu karena daya tahan susu hanya 48 jam saja. Ia juga tak membagikan ke warga, karena butuh usaha untuk menyalurkannya.
Tak hanya di Pasuruan, aksi serupa juga terjadi di Boyolali, Jawa Tengah. Ratusan peternak sapi perah, peloper, hingga pengepul susu sapi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menggelar aksi membuang susu buat mandi di Tugu Patung Susu Tumpah Kota Boyolali, Sabtu (9/11/2024).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes mereka lantaran pabrik menolak susu hasil panen mereka. Koordinator Aksi, Sriyono Bonggol mengatakan, total ada 50 ribu liter susu yang dibuang untuk mandi dalam aksi solidaritas untuk para peternak ini. Tak hanya membuangnya, susu juga dibagikan gratis kepada warga pengguna jalan.
“Total ada 50 ribu liter susu yang dibuang dalam aksi solidaritas ini. Jika di rupiahkan, uang yang dibuang dalam aksi ini mencapai Rp 400 juta,” ujar Sriyono, Sabtu (9/11/2024).
Menurut dia, kebijakan pabrik membatasi kuota susu masuk ke Industri Pengolahan Sapi (IPS) membuat petani di Boyolali menjerit. Karena setiap harinya, ada sekitar 30 ribu liter susu yang tak terserap industri
“Kami menduga adanya impor susu yang tak dibatasi yang jadi penyebab utama masalah ini,” ujarnya.
Aksi para peternak sapi perah ini menjadi perhatian Wakil Ketua DPR Saan Mustofa. Politisi Partai NasDem ini meminta pemerintah berpihak kepada peternak lokal. Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan susu nasional memang dibutuhkan impor karena produksi dalam negeri tidak mencukupi. Namun, kata dia, peternak sapi perah harus mendapatkan perhatian khusus.
Dia menilai peternak lokal tidak boleh dibiarkan kalah saing dengan penghasil susu-susu import. Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah-langkah perlindungan terhadap peternak lokal yang menghasilkan susu.
Jadi jangan sampai peternak-peternak kita itu susunya nggak laku, bahkan tidak bisa bersaing dengan yang impor. Jadi proteksi terhadap para peternak lokal itu menjadi penting. Maka penting juga tadi untuk memenuhi kebutuhan secara nasional, susu ini alokasi untuk lokal tetap harus menjadi prioritas," kata Saan kepada wartawan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2024).
Sementara itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), menyatakan sudah melaporkan yang dialami peternak sapi perah di Boyolali ini ke Pemerintah Pusat.
Plt Kepala Dinas PKH Jateng, Ignasius Haryanta Nugraha mengatakan, persoalan para peternak ini sudah diketahui oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Kata dia, Mentan berencana menggelar rapat dengan mengundang asosiasi Industri Pengolahan Susu dan Dinas terkait dari daerah sentra penghasil susu pada Senin (11/11).
"Untuk hasil berikutnya kami masih menunggu keputusan dari Bapak Menteri Pertanian besok hari Senin," kata Haryanta.
Ditanya soal susu impor, Haryanta bilang butuh kroscek dengan Asosiasi pengolahan susu. Terkait impor susu, ia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan kebijakan untuk lima tahun ke depan dalam program minum susu gratis. Pemerintah berkomitmen untuk tidak mengimpor susu, melainkan akan mengimpor satu juta ekor sapi yang akan direalisasikan dalam kurun waktu lima tahun.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu