Joe Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Canggih Amerika Untuk Bombardir Rusia
AS - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan negaranya untuk menyerang jauh ke Rusia, Minggu (17/18/2024).
Sumber Reuters mengatakan, Ukraina berencana melakukan serangan jarak jauh pertamanya dalam beberapa hari mendatang.
Pemberian izin ini adalah perubahan signifikan kebijakan Washington dalam konflik Ukraina-Rusia.
Seperti diketahui, selama berbulan-bulan, Ukraina mengajukan permohonan kepada Biden, agar diizinkan menggunakan senjata Amerika. Supaya bisa menyerang target militer Rusia yang jauh dari perbatasannya.
Perubahan besar yang dilakukan dua bulan sebelum Presiden Terpilih AS Donald Trump menjabat pada 20 Januari 2025 ini disebut sebagai respons terhadap pengerahan pasukan darat Korea Utara oleh Rusia untuk menambah power pasukannya, yang memunculkan kekhawatiran di Washington dan Kiev.
Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS disebut menolak berkomentar. Sementara Kementerian Luar Negeri Ukraina dan Kantor Presiden tidak segera merespons permintaan tanggapan.
Eskalasi Besar
Rusia telah memperingatkan, pelonggaran batasan penggunaan senjata AS oleh Ukraina merupakan bentuk eskalasi besar.
Wakil Kepala Pertama Komite Urusan Internasional Majelis Tinggi Rusia Vladimir Dzhabarov mengatakan, langkah Washington membiarkan Kiev menyerang jauh ke Rusia dapat menyebabkan "Perang Dunia III".
Sementara Anggota Senior Dewan Federasi, Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Andrei Klishas menilai, Barat telah memutuskan pada tingkat eskalasi sedemikian rupa. "Ini dapat berakhir dengan hancur totalnya negara Ukraina di pagi hari," kata Klishas via Telegram.
Serangan mendalam pertama Ukraina kemungkinan akan dilakukan dengan menggunakan roket ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 306 km.
Terkait hal ini, beberapa pejabat AS telah menyatakan skeptis, bahwa mengizinkan serangan jarak jauh akan mengubah lintasan perang secara keseluruhan.
Keputusan itu dapat membantu Ukraina, di saat pasukan Rusia memperoleh keuntungan dan mungkin menempatkan Kiev dalam posisi negosiasi yang lebih baik, bila pembicaraan gencatan senjata terjadi.
Masih belum jelas, apakah keputusan Biden ini akan dibatalkan Trump, jika resmi menjabat pada 20 Januari 2025.
Trump telah lama mengkritik skala bantuan keuangan dan militer AS untuk Ukraina, dan berjanji mengakhiri perang dengan cepat, tanpa menjelaskan caranya.
Juru Bicara Trump tidak segera merespons hal ini. Namun, salah satu penasihat kebijakan luar negeri terdekat Trump, Richard Grenell, mengkritik keputusan Biden.
"Dia meningkatkan eskalasi perang sebelum meninggalkan jabatan," kata Grenell melalui platform media sosial X.
Sejak kemenangan Trump di Pilpres 5 November 2024, pejabat senior pemerintahan Biden telah berulang kali menyatakan siap menggunakan waktu yang tersisa, untuk memastikan Ukraina dapat berperang secara efektif pada tahun depan. Atau, menegosiasikan perdamaian dengan Rusia dari posisi yang kuat.
TangselCity | 23 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 11 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu