TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Prabowo Bicara Lantang dan Menggelegar Di KTT D-8

Reporter & Editor : AY
Sabtu, 21 Desember 2024 | 08:36 WIB
Presiden Prabowo di KTT D-8 Mesir. Foto : Ist
Presiden Prabowo di KTT D-8 Mesir. Foto : Ist

MESIR - Presiden Prabowo Subianto mengupas persatuan negara Islam, di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8), di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, Kamis (19/12/2024). Saat berpidato, suara Prabowo lantang dan menggelegar.

Prabowo tiba di Istana Kepresidenan New Administrative Capital sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Kedatangannya disambut langsung Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi. Selanjutnya, Prabowo mengikuti sesi foto bersama seluruh delegasi KTT D-8 yang hadir. Pada momen ini, Prabowo yang mengenakan jas berwarna hitam dengan pin Merah Putih di dada, berdiri di antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif.

Saat berpidato di forum ini, Prabowo bicara sangat tegas. Ketua Umum Partai Gerindra itu to the point menyerukan pentingnya persatuan dan kerja sama antar-negara Muslim. Kata Prabowo, dalam sejumlah isu seperti perdamaian dan kemanusiaan, solidaritas antar-negara muslim lemah. 

"Kita selalu menyatakan dukungan untuk Palestina, Suriah, tapi dukungan yang seperti apa?" ujar Prabowo, mempertanyakan langkah konkret dari negara-negara Muslim.

Menurut Prabowo, dukungan yang diberikan sejumlah negara Muslim terhadap Palestina hanya berbentuk pernyataan dan bantuan kemanusiaan. Sementara, langkah konkret yang berujung pada perubahan, nihil.

"Ketika saudara kita kesusahan, kita memberikan pernyataan dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Maaf, ini opini saya, tapi mari kita lihat realitasnya. Kita harus bekerja sama, menyamakan suara, dan tidak terpecah belah," tegasnya.

Prabowo juga mengkritik strategi devide et impera yang masih melemahkan solidaritas negara-negara Muslim. Dia menyebut, konflik internal di beberapa negara Muslim menjadi contoh nyata adanya konflik internal di antara sesama.

Kapan ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu Palestina kalau kita saling bermusuhan antar-sesama? Mari kita jujur kepada rakyat kita," seru mantan Menteri Pertahanan itu.

Lebih kencang, Prabowo menyentil dunia internasional yang tidak menghormati suara negara-negara Muslim. Prabowo pun berang karena isu hak asasi manusia (HAM) sering kali tidak berlaku bagi umat Muslim.

"Hak asasi manusia bukan untuk orang Muslim. Ini kenyataannya, sangat menyedihkan. Mari kita kerjakan apa yang kita bisa, tapi tetap lihat realitanya dan jujur dengan diri kita sendiri," cetusnya. 

Prabowo kembali menyerukan persatuan, kerja sama yang erat, dan kesadaran akan situasi global yang dihadapi umat Muslim. Mantan Danjen Kopassus ini juga meminta negara-negara Muslim belajar dari situasi geopolitik yang terjadi di saat ini.

"Tanpa persatuan, tanpa mengatasi perbedaan, kita tidak bisa kuat. Kita bilang kita dukung Palestina tapi kalau kita lemah, bagaimana kita bisa dukung Palestina?" imbuhnya.

Sikap tegas Prabowo ini diapresiasi pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juana. Dia menyatakan, permintaan Prabowo agar sesama negara Muslim bersatu, sangat bagus.

"Karena masalah ketidakbersatuan selama ini membuat negara Islam tidak bisa mendukung Palestina merdeka. Demikian juga di Suriah," ujar Prof Hikmahanto, kepada Redaksi, Jumat (20/12/2024).

Prof Hikmahanto menilai, pidato Prabowo ini berlandaskan pada aspek kemanusiaan, bukan politik. "Pak Prabowo berpidato dengan mengenyampingkan aspek politik, fokus kepada perlindungan rakyat. Di mana-mana rakyat itu harus disejahterakan, dibuat lebih baik dan terhindar dari ketakutan. Makanya, Pak Prabowo minta negara Islam bersatu," pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit