Sawah Terendam Banjir, Petani Telan Kerugian Rp 132,6 Juta
![Sawah Terendam Banjir, Petani Telan Kerugian Rp 132,6 Juta Area persawahan warga di Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak yang tergenang banjir belum lama ini.(pal)](https://tangselpos.id/storage/2025/02/sawah-terendam-banjir-petani-telan-kerugian-rp-1326-juta-11022025-205749.jpg)
LEBAK - Pesawahan di wilayah Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, terendam banjir hingga membuat para petani harus menelan kerugian dengan jumlah total mencapai Rp132, juta.
Kepala Bidang Bina Usaha dan Perlindungan Tanaman pada Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Irwan Riyadi menyatakan,
pihaknya sudah mendengar keluhan yang dirasakan para petani tersebut.
Bahkan, pihaknya juga telah mencatat dari total luasan sawah di Desa Cisangu yang terdampak, 40 hektare diantaranya terdampak cukup parah.
Selain itu, pihaknya juga sudah menyatakan tanaman padi para petani akibat banjir tersebut, telah mengalami puso di awal 2025 ini dengan luas 3,4 hektar dengan kerugian mencapai Rp132,6 juta.
“Sejak awal tahun hingga pertengahan Februari 2025 ini, 3,4 hektar sawah dinyatakan puso. Rata-rata produksi gabah kering panen (GKP) di Lebak itu 6 ton per hektar,” ungkap Irwan, Selasa (11/2).
Kerugian tersebut jelasnya, berdasarkan rata-rata hasil panen per hektar sawah di Lebak yang mencapai 6 ton dengan harga jual sebesar Rp6.500 per kilogram
“Jika harga jualnya sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) saat ini sebesar Rp6.500 per kilogram. Jadi di masa tanam pertama kerugian yang bisa dialami tinggal dihitung saja itu,” katanya.
Katanya lagi, wilayah Desa Cisangu sebelum adanya tol memang merupakan langganan banjir. Namun menurutnya, keberadaan tol membuat sawah lebih lama tergenang karena pergerakan air terganggu.
Dia menjelaskan, jika normalnya genangan air akan surut setelah 4 hari, setelah adanya genangan bisa bertahan hingga sepekan atau bahkan 10 hari. Hal tersebut yang kemudian membuat warga harus melakukan penanaman 3-4 kali di satu kali musim tanam.
“Kalau banjir, daerah tersebut memang langganan banjir. Tapi setelah adanya tol, ya tergenangnya lebih lama. Jadi tol itu buat airnya sulit mengalir, bukan penyebab banjir,” katanya.
Sebagai langkah cepat dari kerusakan dan untuk mengurangi kerugian petani, Irwan menyatakan, pihaknya biasanya mengajukan permohonan bantuan benih melalui cadangan benih provinsi maupun cadangan benih nasional.
Namun mengingat, kawasan Desa Cisangu merupakan zona merah sehingga tidak mendaftarkan sawah petani untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
“Di tahun-tahun sebelumnya kita biasanya mengajukan permohonan benih. Paling tidak ada pergantian benih itu buat lahan yang puso,” tandasnya
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Selebritis | 2 hari yang lalu
Olahraga | 8 jam yang lalu
Nasional | 4 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 17 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu