TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Jadwal imsak
Dewan Pers

Presiden Prabowo Juga Ikut Mengurus Sampah

Reporter & Editor : AY
Rabu, 12 Maret 2025 | 09:01 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Tidak hanya soal ekonomi, politik dan kepentingan rakyat kecil saja, Presiden Prabowo Subianto juga ikut mengurus masalah sampah.

 

Hal itu ditunjukkan Prabowo saat memanggil kelompok peduli lingkungan, Pandawara Group ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/3/2025). Pandawara Group yang dipimpin Gilang Rahma tiba di Istana pukul 13.00 WIB. Mereka kompak mengenakan kemeja lengan pendek berwarna hitam.

 

Kedatangan mereka disambut hangat Prabowo yang mengenakan kemeja safari lengan pendek berwarna krem. Setelah itu, Prabowo dan Pandawara melakukan pertemuan tertutup.

 

Dalam kesempatan ini, Prabowo didampingi Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

 

Satu jam berselang, Gilang keluar dari Istana. Kepada wartawan, dia mengatakan, dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyampaikan apresiasi atas gerakan sosial yang dilakukan oleh komunitas tersebut dalam menangani permasalahan sampah di Indonesia.

 

“Harapannya, ini bisa jadi motivasi tambahan untuk kami untuk terus bisa mengabdi pada negara ataupun republik ini, terutama di bidang persampahan,” ujarnya.

 

Menurut Gilang, dalam pertemuan itu, Prabowo juga memberikan pesan agar Pandawara tetap berkomitmen dan tidak patah semangat dalam menjalankan misinya. “Permintaan khusus dari Bapak Presiden, terus berjalan, komitmen, itu yang nomor satu,” tutur Gilang.

 

Terkait kemungkinan adanya dukungan pendanaan, Gilang mengungkapkan dalam pembicaraan itu belum sampai pada tahap tersebut. Namun, mereka menekankan aspek paling penting adalah kesadaran bersama dalam mengatasi permasalahan lingkungan.

 

Harapannya kita yang terpenting adalah kesadarannya itu. Jadi antara swasta, individu, ataupun government itu bisa bersinergi menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.

 

Menurut dia, masalah lingkungan di Indonesia itu sudah cukup kompleks. Jadi tidak mungkin gerakan ini dilakukan kalau tidak masif dan intensif.

 

Gilang juga mengatakan, dalam diskusi dengan Prabowo, Pandawara juga menyampaikan berbagai tantangan yang mereka hadapi di lapangan, termasuk terkait perizinan dalam pengangkutan sampah dari sungai. Selain itu, mereka juga sempat membahas kondisi lingkungan di Indonesia, termasuk banjir besar yang baru-baru ini melanda Jabodetabek.

 

“Indikator utama banjir itu bukan hanya soal sampah, tapi ada alih fungsi saluran air. Itu jadi dua indikator utama kenapa banjir selalu melanda kota-kota besar seperti itu. Jadi memang untuk menyelesaikan masalah ini butuh keseriusan dan sustainability,” kata Gilang.

 

Ke depan, kata Gilang, Pandawara ingin memperluas gerakan mereka ke skala nasional dengan lebih melibatkan anak muda dalam aksi lingkungan. Pandawara juga berharap gerakan ini dapat menjadi contoh bagi generasi muda lainnya agar lebih peduli terhadap lingkungan.

 

“Harapannya dengan adanya undangan ini bisa menjadi contoh ataupun pengingat untuk seluruh pemuda yang ada di Indonesia agar bisa lebih aware, agar bisa lebih lagi peduli terhadap lingkungan, karena lingkungan juga yang memberikan kita kehidupan,” ucapnya.

 

Gilang menambahkan, Pandawara juga memiliki rencana untuk menggelar aktivitas berskala besar guna mengatasi permasalahan sampah dari hulu ke hilir. Selain itu, Pandawara menegaskan gerakan ini benar-benar didedikasikan untuk Indonesia.

 

“Pokoknya gerakan itu memang kita dedicate for this country. Maksudnya kami benar-benar mau, benar-benar all out dan totalitas untuk masalah persampahan Indonesia. Sebuah gerakan, insya Allah,” tegasnya.

 

Pengelolaan Sampah

 

Adapun keseriusan Pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah ditekankan melalui program terpadu pengelolaan sampah dari hulu ke hilir. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan program ini sebagai bagian dari strategi nasional pengelolaan sampah berkelanjutan.

 

Menurut Hanif, program pengelolaan sampah di hulu mencakup implementasi program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) untuk mengubah perilaku masyarakat. Kemudian kewajiban pemilahan sampah di sumber oleh rumah tangga, produsen, dan pelaku usaha.

 

Selanjutnya optimalisasi program Extended Producer Responsibility (EPR) pada sektor manufaktur dan ritel. Lalu implementasi program ‘1 RW 1 Bank Sampah’ secara nasional. Selain itu menurut Hanif, pengembangan fasilitas daur ulang dan Bank Sampah Induk di setiap daerah.

 

Untuk pengelolaan di hilir, Hanif menuturkan, Kementerian Lingkungan Hidup fokus kepada peningkatan layanan pengumpulan dan pengangkutan sampah terpilah. Pengembangan fasilitas pengolahan sampah dengan teknologi ramah

 

Sementara transformasi tempat pemrosesan akhir (TPA) menuju sistem sanitary landfill meliputi penertiban pembuangan dan pembakaran sampah ilegal. Serta perbaikan tata kelola meliputi regulasi, kelembagaan, dan pendanaan.

 

Hanif menuturkan, program ini menargetkan pengurangan timbunan sampah hingga 30 persen pada tahun 2025. Peningkatan penanganan sampah hingga 70 persen. Kemudian penciptaan lapangan kerja baru di sektor pengelolaan sampah dan pembentukan bank sampah baru, dengan target 1 RW 1 Bank Sampah.

 

“Kami merekomendasikan alokasi anggaran sebesar 3 persen dari APBD atau sekitar Rp 120.000 per kapita per tahun untuk mendukung implementasi program ini,” sebut Hanif.

Komentar:
Perkim
ePaper Edisi 12 Maret 2025
Berita Populer
04
Puri Bintaro Indah Butuh Mobil Penyedot Air

TangselCity | 2 hari yang lalu

08
09
10
THR ASN Pemkab Pandeglang Masih Diusahakan

Pos Banten | 12 jam yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit